JAKARTA, bisniswisata.co.id: Memulai bisnis dari rumah bukan hal yang baru bagi Juni Soekendar. Sejak 20 tahun lalu dia sudah membuka usaha rumahan mulai dari produk kerajinan hingga sepatu. Kini studio kerajinan di paviliun rumah, produknya sudah bertransformasi menjadi kain Shibori yang indah.
Di usianya sekarang yang sudah mencapai 59 tahun, ibu dua anak dan nenek dari 4 cucu ini memulai bisnis kuliner online melalui media sosial. Pilihannya kali ini adalah makanan yang hits di mall-mall seperti Rice Bowl dan Sushi dengan tagline Paduan Cita Rasa Masakan Indonesia.
Sushi Ratu, nama itu muncul dalam benaknya dan langsung menjadi brand yang diusungnya untuk membuat sedikitnya 39 jenis sushi roll mulai dengan saus matah Bali hingga sushi untuk para Vegi ( Vegitarian).
Berawal karena setiap kali weekend bersama anak dan cucu pilihan makannya di restoran Jepang dan sushi selalu menjadi menu utama, akhirnya Juni Soekendar jadi mulai tertarik mencicipi beragam sushi yang ditawarkan.
“ Karena sering kuliner mencicipi masakan Jepang saya terpikir untuk usaha kuliner. Sepuluh hari pertama berjualan, menantu saya giat promosi ke teman-teman di sekolah sambil menunggu anak pulang sekolah juga melalui medsos seperti Facebook dan Instagram,” jelas Juni.
Salmon baked sambal matah langsung menjadi best seller. Untuk jenis saus ini isinya bisa diganti dengan ikan tuna, ayam dan udang tergantung selera. Posisi kedua yang laris adalah Ebi roll sambal tauco dan ke tiga adalah Salmon baked cheese roll yang tersedia juga dengan ikan tuna dan udang bertabur parutan keju yang menggoda selera.
“Sejauh ini apa yang kami tawarkan adalah sushi dengan cita rasa masakan Indonesia jadi fusion. Bentuknya tetap sushi Jepang tapi yang kami sajikan bahan baku matang dan halal tidak memakai ikan mentah dan bumbu beralkohol misalnya,”
Fusion dari masakan Jepang ini sesuai dengan jiwa seni dan kreativitasnya sehingga Juni Soekendar memadupadankan dengan saus Indonesia. Menciptakan reka baru dari suatu makanan dan lebih menarik dari sebelumnya.
Juni sebelumnya telah mempromosikan brand makanan nasi juga lewat GoFood yaitu Dapur Nenek menawarkan nasi ayam balado, nasi ayam sambal matah, nasi ayam cabai hijau, nasi ayam crispy saus mayo ala Rice Bowl dalam mangkok kertas yang trendy juga.
“Kini penjualan sushi dengan brand Sushi Ratu sudah jauh melesat namun kami tetap menyediakan Rice Bowl dengan brand Dapur Nenek karena generasi milenial sekarang masih suka searching dan mencoba masakan fusion maupun yang otentik,”
Setiap hari, Juni yang dibantu dua asisten mulai kewalahan dengan pesanan. Tapi dia mengaku senang karena padu padan dengan saus sambal yang dibuatnya banyak disukai masyarakat.
“Ke depan saya ingin membuat saus sendiri sehingga kekuatan sushi buatan saya adalah dari saus segar home made bisa saus rasa asinan mangga atau rasa lainnya “ ungkapnya bersemangat.
Berlokasi di kawasan Tanah Kusir, Jakarta, Juni Soekendar yang kini menjadi orangtua tunggal karena suaminya telah wafat, ingin mengembangkan bisnis online kulinernya dulu.
“Sudah terpikir untuk membuka restoran sushi sendiri tapi jalan ke arah sana masih panjang. Adanya transportasi online seperti Gojek sudah sangat membantu bisnis kuliner dan syarat utamanya harus enak jangan cuma indah di foto,”.
Terus belajar
Kreativitas dan keinginannya untuk mempelajari hal-hal yang baru selalu memotivasinya untuk mewujudkan keinginan menjadi hal nyata. Seperti halnya ketika terpikir untuk belajar membuat sushi maka Juni ingin belajar dengan fokus.
“Saya langsung action dengan searching di internet dan menelusuri resto dan instagram yang menawarkan sushi sehingga bisa riset dan tahu kebutuhan pembeli. Setelah itu saya belajar secara private dengan mengundang ahlinya ke rumah,” jelasnya.
Selama hampir seminggu belajar dari pagi sampai sore. Juni merasa beruntung karena guru yang didatangkan tipe orang yang mau berbagi ilmu sekaligus memberikan coaching untuk memulai usaha ini.
“Alhamdulilah Allah SWT kirimkan guru yang baik karena saya ingin ada pemasukan uang setiap hari dan mandiri tanpa mengganggu aset peninggalan almarhum suami tercinta. Bermodal awal Rp 1 juta, saya menjual rata-rata Rp 35 ribu per roll yang bisa menjadi 8 potong sushi “ jelasnya.
Modalnya itu cepat kembali karena selain testemoni di media sosial, anak dan menantunya juga aktif berpromosi dari mulut-ke mulut merambah ibu-ibu sosialita di sekolah-sekolah swasta, perkantoran hingga komunitas.
Sukses di bidang kuliner, Juni Soekendar yang selama ini aktif membina UMKM dan rajin mengikuti pameran dan bazaar kerajinan ini menjadi tambah semangat karena dukungan keluarga.
Masih tetap berkutat di rumah, saat berada di studio 28 Fashion Art & Accessory di samping rumahnya Juni punya keasyikan tersendiri menekuni teknik pencelupan kain teknik Jepang yaitu Shibori. Dia juga membuka kelas jika ada yang berminat belajar.
“Tidak mudah menemukan passion dalam diri jika kita tidak menyadarinya. Namun jangan berhenti berkarya apalagi sejak 20 tahun lalu saya sudah belajar teknik ini. Tidak ada salahnya terus belajar karena ilmunya juga berkembang,” tegasnya.
Juni tak segan-segan untuk melangkahkan kaki ke Jogjakarta demi memperdalam pengetahuannya mengenai pewarnaan alam dan memperbaharui teknik membuat kain shibori.
Tak tanggung-tanggung, di kota gudeg ini dia menemui seorang profesor yang meneliti tentang pewarna alam dan memiliki visi & misi yang mulia agar negri yang sudah diakui dunia dengan produk batiknya ini dalam berbagai proses teknik kainnya tidak mencemari lingkungan.
Mengikuti workshop pewarnaan alam, berkutat dengan natural dye dan Daun Jati ecoprint. Belajar teknik shibori seperti Maki-nui, Kumo,Makume, Konoko juga ditekuninya dengan tuntas untuk menghasilkan warna dan motif kain-kain yang menakjubkan seperti beauty grey dan Kuning dari pewarna alam.
“Kehidupan dimulai seperti kain sutra putih untuk membuat kain shibori. Agar menjadi indah kitalah yang menatanya, merapikannya, mewarnainya dan memberikan added value. Walau kadang hidup tidak selalu indah seperti yang kita harapkan, terimalah apa adanya dan rombaklah dan coba lagi sampai apa yang kita inginkan,” tandasnya.
Takut mencoba adalah sebuah kesalahan terbesar untuk mencapai kesuksesan. Karena sukses bukan kata orang tapi ukurannya adalah di dalam diri kita sendiri, ungkap Juni. Nah bagaimana dengan Anda?.