NASIONAL

Reaksi Cepat Tangani Wisatawan Korban Gempa Lombok

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kegelisahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap turis asing di Lombok serta titik-titik daerah lainnya yang terdampak gempa, mendapat respon secepat kilat dari Kementrian Pariwisata (Kemenpar). Penanganan evakuasi wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) ditangani secara serius.

Tim Tourism Crisis Center Kemenpar didirikan. Transportasi laut dan udara disiapkan. Logistik bagi wisatawan disediakan. Bahkan kalangan perhotelan di Bali dengan suka rela memberi diskon 50 persen. Semua itu demi menjaga image, citra pariwisata Indonesia yang mulai tumbuh dan jangan sampai terpuruk lagi setelah musib gempa di Lombok.

Gempa Lombok 7.0 SR pada tanggal 5 Agustus 2018 memang mengejutkan semua pihak, termasuk wisatawan yang menikmati liburan di Lombok dan Bali. Juga wisatawan pendaki gunung Rinjani mengalami yang guncangan saat di puncak menikmati matahari terbit. Bahkan ribuan wisatawan yang menikmati wisata bahari Gili Terawangan, Gili Air dan Gili Meno harus eksodus dari ketiga pulau itu agar bisa selamat.

Proses evakuasi wisatawan terus dilakukan di kawasan wisata Kepulauan Gili (Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno), Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tim Tourism Crisis Center bersama TNI AL, Polisi Air dan Udara (Polairud) pada Selasa (07/08) melakukan penyisiran di tiga Gili yang terdampak, guna memastikan semua wisatawan dapat selesai dievakuasi, meski secara bertahap.

Diperkirakan wisatawan dan warga yang harus dievakuasi di tiga Gili jumlahnya 7 ribu orang lebih. Dan evakuasi terakhir dilakukan terhadap 100 pelancong asing dari Gili Air dengan menggunakan kapal Polair menuju Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara. Di Gili Trawangan (destinasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan) sudah tidak ada lagi aktivitas evakuasi.

“Evakuasi wisatawan di Gili Trawangan sudah dilakukan pada Selasa dinihari tadi sekitar pukul 02.00 hingga 03.00 WITA dengan menggunakan kapal Grade (milik KPLP) dan Patagonia Expres menuju Pelabuhan Benoa, Bali sedangkan Kapal Darma Rucita ke Pelabuhan Lembar di Ampenan, Kota Mataram Lombok,” lapor Ketua PIC TCC Lombok, Guntur Sakti dalam keterangan resminya, Selasa (07/08/2018).

Guna membantu kelancaran evakuasi wisatawan, Tim Kemenpar menerjunkan petugas terbagi 3 tim: Tim Gili, Tim Posko Dinasparprov, dan Tim Bandara LOP di Bandara Internasional Lombok (BIL). Tim Posko Dinasparprov dibantu Tim Poltekpar NTB, mengoperasikan food truck di halaman Kantor Kadisparprov NTB. Wisatawan yang menginap di kantor itu dapat pelayanan makanan serta selimut dan keperluan lainnya.

Tim TCC Kemenpar di Lombok juga melakukan pendataan wisatawan dan menyedikan dua bus yang membawa wisatawan dari Pelabuhan Bangsal tiba di posko Dinasparprov NTB, sebelum menuju ke Pelabuhan Lembar dan satu bus wisatawan menuju Bandara BIL.

Tim TCC Kemenpar melaporkan dua maskapai penerbangan yaitu Garuda Indonesia dan Lion Air menyiapan penerbangan ekstra (extra flight) untuk membantu wisatawan yang ingin terbang dari Lombok (BIL) menuju negara atau kota tujuan mereka. Garuda Indonesia menyiapkan extra flight dengan GA 4374, GA 4376, dan GA 4507.

Sedangkan Lion Air mengoperasikan 5 extra flight yaitu JT 3655, JT 3823, JT 3954, JT 3649, JT 3659. Mulai hari ini, 6 Agustus 2018 hingga 3 hari ke depan, LOP akan beroperasi 24 jam.

Maskapai Garuda Indonesia mengoperasikan 7 penerbangan, dengan penerbangan terakhir pukul 24.00 WITA menuju Denpasar. Seluruh kursi telah terisi. Selasa 7 Agustus 2018 GA kembali mengoperasikan 6 penerbangan, dengan keterangan 5 penerbangan sudah terisi penuh. Sedangkan, 1 penerbangan dengan pesawat Airbus 330 dengan kapasitas 300 kursi masih dalam proses penjualan.

Untuk transportasi laut, dilakukan pemberangkatan wisatawan domestik dan mancanegara, dari 3 Gili (Trawangan, Meno, Air) menuju Tanjung Benoa, Bali. Kapal pertama yang berangkat adalah Kapal Binaya membawa kurang lebih 600 wisatawan.

“Saat ini, Bounty Cruise sedang dalam proses pemberangkatan sekitar 300 wisatawan, dan 1 tambahan kapal ASDP disiapkan untuk membawa sekitar 500 wisatawan lainnya yang masih bertahan di Gili Trawangan, jika harus berangkat malam ini,” sambung Guntur Sakti.

Kapal Binaya diperkirakan tiba di Tanjung Benoa, Bali pada pukul 23.00 WITA malam ini, dan Bali Tourism Hospitality (BTH) akan membantu memfasilitasi pengantaran wisatawan dari Tanjung Benoa menuju hotel menggunakan bus yang disiapkan oleh Kementerian Pariwisata.

Sementara di Bali, Ketua Asosiasi Hotel di Bali Ricky Darmika Putra mengatakan ada sekitar 966 wisatawan Gili Trawangan yang dievakuasi menuju Bali pada Senin (6/8/2018) tengah malam hingga Selasa (7/8/2018) subuh. Wisatawan dari Gili Trawangan, Lombok NTB yang dievakuasi ke Bali pascagempa Lombok mendapatkan diskon menginap di sejumlah hotel hingga 50%.

Semua wisatawan dievakuasi di Bali, dihantarkan menuju hotel di Seminyak, Kuta, Sanur, Canggu, dan Ubud. Pemilihan tempat menginap berdasarkan keinginan dari wisatawan. Wisatawan mendapatkan best available rate (BAR) berupa diskon hingga 50%. “Kita beri best available rate ke mereka,” katanya seperti dilansir laman Bisnis.

Selain hotel, wisatawan yang dievakuasi juga mendapat transportasi gratis menuju hotel. Ada sektar 60 kendaraan berupa bus dan minibus yang difungsikan mengangkut wisatawan ke hotel. “Ini merupakan bentuk keprihatinan dari pelaku pariwisata di Bali terhadap kondisi wisatawan. Mitigasi yang dilakukan oleh pelaku pariwisata ini juga untuk memberikan citra yang baik ke wisatawan. Ini semua semata-mata untuk image pariwisata Indonesia,” katanya.

Selain bantuan dan mitigasi dari pelaku pariwisata Bali. Pemerintah Indonesia melalui PT Pelni juga mengevakuasi korban di Gili Trawangan dengan mengangkut hingga 86 wisatawan. bountry Cruise juga mengirim 1 kapal yang mengangkut 540 wisatawan, Patagonia Xpress Bali dengan 190 wisatawan, dan kapal navigasi benoa dengan kapasitas 150 wisatawan.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memberikan apresiasi kepada semua pihak dalam membantu kelancaran evakuasi wisatawan atas musibah gempa Lombok, termasuk kepada maskapai penerbangan yang menambah penerbangan ekstra (extra flight).

“Kemenpar akan memberikan insentif kepada airlines bila load factor-nya kurang dari 80%. Dengan demikian kita harapkan pelayanan kepada wisatawan di Bandara Internasional Lombok (BIL) akan lebih baik,” kata Menpar Arief Yahya dalam jumpa pers di ruang TCC Kemenpar,  Gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (07/08/2018). (end)

Endy Poerwanto