KUTA, bisniswisata.co.id: PEMERINTAH Indonesia telah memberlakukan relaksasi persyaratan perbatasan Indonesia dan penerapan fasilitas khusus kepariwisataan untuk sejumlah negara potensi pasar wisata Indonesia, khususnya Bali and beyond. Waktunya bagi industri untuk meningkatkan kualitas kolaborasi, sinergi antar sektor membangun pasar wisata yang terdampak pandemi COVID-19.
“Kekinian produk dan sistem perlu ditemu kenali seller dan buyer, agar tak keliru memulai kembali pergerakan pasar,” demikian dijelaskan Ketua DPD IINTOA ( Indonesia In-bound Tour Operator Association) Bali, Ni luh Werdiani kepada bisniswisata.co.id, disela penyelenggaraan Tablel Top pertama IINTOA, di Kuta, hari ini.
“Di rumah saja” sepanjang pandemi dengan sejumlah pembatasan mobilitas, menumbuhkan “rasa, minat, niat, permintaan” terpendam yang signifikan untuk layanan perjalanan wisata di dalam dan mau pun di luar Indonesia.
Antusiasme industri untuk mengikuti table top, layak mendapat perhatian semua stake holder kepariwisataan Indonesia. Table Top I IINTOA dengan tajuk It’s Time for Bali diikuti 39 seller, 45 buyer off line dan 85 buyer online dalam dan luar negeri.
Menurut Ketua DPP IINTOA, Paul E talo, table top IINTOA tidak hanya di Bali, segera dilaksanakan di Surabaya, Solo dan Jogyakarta.
Sinergi dan Kolaborasi
Menurut buyer dari BMW Tour, pasar baik domestik, luar negeri baik FIT mau pun grup sudah sangat siap berwisata dengan pola wisata yang sedikit berbeda. Jika pemerintah sudah melonggarkan persyaratan masuk ke Indonesia, persoalan selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas angkut transportasi udara ke Indonesia, paparnya lebih lanjut.
Sampai awal Mei mendatang dipastikan 14 penerbangan asing mengisi sejumlah rute internasional menuju Bali. Dan menurut Kadisparekraft Bali, Tjok. Pemayun masih belum memadai.
“Pemerintah sedang mengupayakan sinergi dan kolaborasi dengan operator penerbangan asing untuk mengisi slot penerbangan ke Bali,” jelasnya.
Salah satu bukti tingginya antusiasme warga asing berwisata ke Indonesa dapat dilihat saat penyelenggaraan BTravel Barcelona, Spanyol bulan lalu.
“ Kewalahan dan terharu! Tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan perasaan kami,” ungkap Guiomar dan Miguel dari Come2Indonesia anggota IINTOA
Pasalnya, keikutsertaan perusahaan pada acara Btravel di Barcelona ditengah pesimisme industri hal keberhasilan ajang travel mart tersebut. Komitmen perusahaan untuk tetap optimis menjaga eksistensi kepariwisataan dan tentunya keberlanjutan usaha, kehidupan karyawan dan sektor pendukungnya. Mencukupkan budget 3.000 euro, Come2Indonesia mengisi salah satu dari 100 booth yang di pasarkan penyelenggara, berpacu merebut perhatian 20 ribu pengunjung BTravel dengan 500 perusahaan yang berasal dari 30 destinasi wisata dunia.
Meski peminat wisata ke Indonesia harus antri sampai 40 menit, mereka tetap bertahan untuk mendapat informasi terbaru tentang Indonesia, khususnya Bali and beyond. Antusiasme pengunjung menunjukan bahwa para pelancong sudah siap untuk berwisata kembali. *