SINGKAWANG, bisniswisata.co.id: Wabah virus Corona terus menghantui beberapa negara, namun kondisi ini belum memberikan pengaruh pada even Festival Cap Go Meh 2020 di Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar) yang rencananya dihelat pada 8 Februari 2020. Kota dengan julukan Seribu Kelenteng tetap menggelar event itu dan tak pengaruh Virus mematikan.
Agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie meminta warga Kota Singkawang untuk tetap tenang, berpikiran jernih dan jangan terpengaruh Hoaks, meski demikain harus terus meningkatkan kewaspadaan terhadap virus yang bersumber dari Kota Wuhan China.
“Karena sebelum masuk ke Kalimantan Barat para wisatawan dari berbagai negara akan dideteksi oleh tim kesehatan Indonesia. Sehingga wisatawan yang masuk ke Kota Singkawang pada even Festival Cap Go Meh, merupakan orang-orang yang sehat,” kata Walikota Tjhai Chui Mie di Kota Singkawang, Selasa (28/1/2020).
Dan yang terpenting, lanjut dia, masyarakat Kota Singkawang tidak menyebarluaskan hal-hal yang dapat membuat ketakutan masyarakat khususnya via media sosial. Karena hal tersebut dikhawatirkan dapat merugikan masyarakat Kota Singkawang sehingga festival ini berjalan kurang sukses.
Sementara Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Kalbar Nugraha Henray Saputra menyebutkan sejauh ini belum ada informasi bahwa turis atau wisatawan membatalkan kunjungan untuk menyaksikan Festival Cap Go Meh di Kota Singkawang.
“Virus Corona yang sudah mewabah tentu sedikit banyak menjadi perhatian dan ada kaitan dengan kegiatan Cap Go Meh di Singkawang. Kita tahu biasanya turis dari negara tirai bambu ramai hadir dan juga pulang kampung, hal itu tentu menjadi kekhwatiran turis lainnya. Namun sejauh ini belum ada turis yang membatalkan perjalanan ke sana,” ucap Nugraha di Pontianak.
Meski belum berdampak rencana kunjungan wisatawan ke Cap Go Meh pada 8 Februari 2020, pemerintah daerah Kalbar harus serius mengantisipasi. Sebab, penyebaran virus ini sudah meluas. “Kita khawatir bisa masuk ke Kalbar dari pintu PLBN dan bandara perlu disiapkan scanner suhu tubuh di tiap pintu masuk tersebut. Kemudian perlu disiapkan skenario apabila ada turis asing yang masuk ke Kalbar terjangkit virus corona,” sambungnya seperti dilansir laman Antaranews.
Ditambahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar telah mengeluarkan surat edaran untuk dinas kesehatan kabupaten/kota se- Kalbar terkait dengan kesiapan dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit Pneumonia dari negara Tiongkok ke Indonesia. Surat edaran yang ada sebagai tindaklanjuti surat Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, sebelumnya nomor PM.04.02/111/43/2020 tanggal 5 Januari 2020 .
Untuk langkah pencegahan seperti untuk dinas kesehatan provinsi dan kabupaten atau kota untuk melakukan pengamatan terhadap peningkatan kasus Pneumonia yang terjadi di wilayahnya. Kemudian menginstruksikan kepada Puskesmas atau rumah sakit agar petugas kesehatan memantau lebih ketat dan melakukan isolasi pasien dengan gejala Pneumonia dan ada riwayat perjalanan dari negara terjangkit dalam 14 hari sebelum munculnya gejala. (*)