SOLO, bisniswisata.co.id: Solo memang surga bagi pencinta kuliner. Berbagai makanan lezat dengan harga terjangkau bisa ditemukan dengan mudah di Kota Solo. Salah satu pusat kuliner tersohor di Kota Solo yang tengah naik daun adalah New Galabo.
New Galabo merupakan wajah baru dari sentra kuliner Gladak Langen Bogan (Galabo) di sebelah selatan Benteng Vastenburg Solo atau tepat di depan Pusat Grosir Solo (PGS). Berbagai makanan khas Kota Solo dijajakan dengan harga terjangkau oleh pedagang kaki lima (PKL) di New Galabo Solo. Pengunjung bisa mencicipi Rawon Penjara, Tengkleng Bu Edi Pasar Klewer, hingga Sate Kere Yu Rebi di New Galabo Solo.
Berbeda dari Galabo yang lama, New Galabo memiliki konsep kekinian dan cukup nyaman dikunjungi. Harga makanan yang dijajakkan juga relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan Galabo lama. Seperti dilansir laman Solopos.com, Sabtu (23/06/2018) selama libur Lebaran 2018 kawasan New Galabo selalu ramai pengunjung.
Para pengunjung yang hendak makan malam bersama teman maupun keluarga harus rela antre dan berebut tempat duduk. Sebab, kursi dan meja makan yang sediakan jumlahnya terbatas dan tak mampu menampung semua pengunjung meski telah disediakan tikar untuk duduk lesehan.
Wujud New Galabo mendapat beragam komentar dari warganet. Sebagian memberikan pujian, namun ada pula yang mengkritik pengelola untuk meningkatkan pelayanan. Berbagai komentar tersebut dilontarkan melalui video suasana New Galabo yang diunggah akun Instagram @agendasolo,
“Sekarang sudah terang dan lebih bagus,” komentar @neni_sukma.
“Harga sudah wajar. Enggak mahal-mahal amat,” imbuh @hello_marin.
“Kemarin malam jajan ke sini dan dikasih harga ngawur. Masak di banner tertulis harusnya Rp250.000 tapi di nota jadi Rp350.000. Lebaran harga dibanting mahal banget di situ,” lanjut @sharash5677.
Menanggapi keluhan tersebut, pengelola New Galabo berjanji bakal memperbaiki pelayanan. Mereka menyarankan pengunjung yang mendapat harga tak wajar melapor kepada petugas keamanan setempat.
“Semoga dengan kebijakan pemerintah untuk aturan yang harus ditaati setiap pedagang bisa berjalan lancar tanpa ada penyelewengan soal harga menu. Untuk sementara memang ada kenaikan harga. Itu pun serentak seluruh pedagang dan ada batas waktu yang sudah ditentukan. Bila nanti tenggang waktu sudah habis dan masih naik, laporkan ke pihak security, matur suwun,” demikian penjelasan pengelola New Galabo melalui akun Instagram @galabo_solo.
Sementara untuk keterbatasan kursi, pengelola New Galabo meminta pengunjung memaklumi. Sebab, tempatnya tidak memungkinkan untuk menambah kursi dalam jumlah banyak. “Untuk kursi memang dibuat segitu. Itu pun sudah ditambah. Kalau di Galabo yang lama, setiap stand pasti ada satu set kursi dan meja. Serta bisa buat lesehan. Kalau di Galabo yang baru, meja set sudah ditambah dan kemungkinan lokasi untuk lesehaan tidak memungkinkan. Karena di sebelah selatan untuk akses keluar masuk mobil yang parkir,” terang pengelola New Galabo.
Hingga kini, terdapat 28 tenant yang berjualan di Galabo setiap harinya. Pedagang mulai berjualan dari pukul 05.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. “Galabo yang baru ini tentunya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Solo,” tutur Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo pada Selasa (12/6).
Rudyatmo mengingatkan agar pedagang yang sudah diizinkan berjualan di lokasi tersebut agar mentaati aturan yang telah ditetapkan. Ia juga mengingatkan agar pedagang tak memasang hara terlalu tinggi termasuk pada wisatawan.
Ada lima kuliner yang paling diminati wisatawan antara lain:
#. Sego Liwet
Sego Liwet atau nasi liwet merupakan kuliner asli Solo, nasinya yang lembut dan agak lembek punya cita rasa tersendiri. Karena nasi liwet tidak dikukus, hanya dimasak di ketel. Nasi Liwet dilengkapi dengan sayur jipan agak pedes, dengan lauk telur rebus atau suwiran ayam. Harganya? Cukup 8 ribu perak anda bisa menikmati nasi liwet khas Solo, apalagi pake alas daun pisang, rasanya makin “ngresep”.
#. Sate Buntel
Sate buntel merupakan sate dari daging kambing dan dibungkus menggunakan lemak kambing ini rasanya sangat enak. Buntel dalam bahasa Indonesia berarti dibungkus. Porsinya cukup besar dan disajikan dengan nasi putih panas. Sudah lama saya ngidam sate buntel, tapi susah nyari di luar kota Solo. Mumpung masih di Galabo, saya puas-puasin dah makan sate kesuaan Jokowi ini. Selain sate buntel ada lainnya seperti thengkleng, sate kambing, dan gulai.
#. Sop Matahari
Sop Matahari mempunyai rasa yang khas, berbeda dengan sop bikin sendiri. Apalagi saat makan diluar gini, anak-anak sukanya makan yang berkuah dan ada sayurnya. Solo punya beberapa pilihan sop, dari sop manten, sop matahari, sop sosis. Semuanya enak dan ngangenin. Harganya murah pula, cuma 8 ribu kita bisa merasakan segarnya sop Solo.
#. Cabuk Rambag
Cabuk rambag juga kuliner khas di Solo, nasi ketupat yang diiris tipis-tipis, diberi sedikit saus dari wijen, kemiri dan kelapa parut yang terlebih dulu disangrai. Nikmatnya dimakan bareng lauk “karak” sejenis kerupuk dari nasi. Orang Jawa apalagi dari Klaten pasti suka banget makan karak. Adik ipar saya suka banget makan cabug rambag, saya mah udah kekenyangan makan sop ama Sate buntel.
#. Salad Solo
Nah ini, menu favorit yang nggak boleh dilewatin kalau ke Solo, yaitu Salad Solo atau biasa disebut Selat. Aneka sayuran yang direbus dan daging sapi serta telur dan disiram kuah asam manis dan sedikit mayonaise bener-bener bikin fresh. Kalau saya suka pake mayonaise agak banyak, biar lebih asem dan segar. (NDHIK)