INTERNATIONAL

Bali, Destinasi Wisata Favorit bagi Digital Nomad

MELBOURNE AUSTRALIA, bisniswisata.co.id: Istilah digital nomad atau pekerja digital mulai akrab dikenal banyak orang. Pasalnya, angka pekerjaan yang tak menuntut pekerjanya menetap di satu tempat dengan bantuan teknologi sudah semakin meningkat. Berbekal komputer dan jaringan internet, pekerjaan bisa diselesaikan di mana saja. Mulai dari di rumah, kedai kopi sampai ke belahan dunia yang berbeda.

Mengutip Lonely Planet, Kamis (29/11/2018), Bali menjadi salah satu destinasi paling diminati para pekerja digital sepanjang tahun 2018. Bali populer dijadikan destinasi karena cuaca tropis, ragam kegiatan wisata dan tempat bekerja, budaya menarik dan biaya hidup terjangkau yang ditawarkan.

Sebuah analisis dari website wisata GapYearEscape.com meneliti 12 ribu unggahan di Instagram guna mengungkapkan 25 destinasi paling populer di kalangan pekerja digital. Beberapa di antaranya meliputi London di Inggris, Bangkok dan Chiang Mai di Thailand, Lisbon di Portugal, Barcelona di Spanyol, New York dan Los Angeles di Amerika Serikat, Paris di Prancis dan Berlin di Jerman.

Terdapat lebih dari 1,9 juta foto yang diunggah dengan hashtag atau tagar #digitalnomad di Instagram. “Dengan semakin banyak ruang kerja bersama alias co-working space dengan jaringan internet yang mendukung, jumlah pekerja digital terus meningkat. Pekerja tak lagi memiliki batas geografis dalam mengejar impiannya,” ungkap Amar Hussain selaku pendiri GapYearEscape.com.

Sebuah studi dari Nodmadlist.com mengungkapkan Kaohsiung, Taiwan menjadi salah satu tempat termurah bagi pekerja digital. Analisis tersebut didapatkan melalui perhitungan biaya tinggal selama tiga bulan, biaya akomodasi di pusat kota dan konsumsi sehari-hari.

Namun Koahsiun, Taiwan tak masuk dalam daftar 25 kota paling populer di kalangan pekerja digital. Tak seperti pelancong umumnya, wisatawan berlabel pekerja digital memiliki ketentuan tersendiri ketika menyortir lokasi wisata sebagai destinasi bekerja.

Beberapa faktor yang mereka pertimbangkan umumnya berkutat pada kecepatan jaringan Wi-Fi, cuaca setempat, biaya hidup dan gaya hidup lokal. Destinasi yang dipilih harus mendukung tipe pekerjaan dan anggaran yang dimiliki. (EP)

Endy Poerwanto