DESTINASI HOSPITALITY INTERNATIONAL

Bagaimana  Perubahan Iklim Berdampak Pada Pariwisata

Demam West Nile pertama kali tercatat di Amerika Serikat pada tahun 1999. Selama lima tahun berikutnya, virus ini menyebar ke seluruh AS kecuali Hawaii dan Alaska. Pada tahun 2007, Italia mengalami kasus pertama virus chikungunya, yang biasanya ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan disebarkan melalui nyamuk.

STOCKFORT, Inggris, bisniswisata.co.id : Pada tahun 2010, kasus demam berdarah dilaporkan di Perancis selatan dan Kroasia. Tiga tahun kemudian, otoritas kesehatan Yunani menyampaikan kekhawatirannya setelah malaria terdeteksi di empat lokasi. Virus Zika baru-baru ini mendapat perhatian luas karena penyebarannya yang cepat di Amerika Latin.

Dilansir dari Tourism-review.com, menurut para ahli dari Center for Travel Medicine (CRM), penyakit tropis kini lebih umum terjadi di daerah beriklim sedang akibat perubahan iklim. 

Garis lintang Eropa Selatan semakin mirip dengan daerah tropis, dengan musim dingin yang lebih sejuk dan curah hujan yang lebih banyak, sehingga menciptakan kondisi ideal bagi serangga pembawa penyakit.

Akibat perubahan iklim, penyakit yang sebelumnya tidak umum, seperti meningokokus, muncul di wilayah yang tidak terduga. Tidak Hanya Eropa dan Amerika Utara yang Terkena Dampaknya

Malaria tidak hanya berdampak pada wilayah Eropa atau Amerika Utara, namun juga wilayah lain. Kasus malaria menurun di Afrika Timur, dan Zanzibar, yang terletak di dekat pantai Tanzania, telah dianggap bebas malaria selama bertahun-tahun.

Namun kasus malaria untuk pertama kalinya terjadi di lereng Kilimanjaro, meski di ketinggian 1500 meter, karena nyamuk Anopheles masih bisa bertahan hidup di cuaca hangat. Wisatawan di pantai Zanzibar tidak memerlukan profilaksis malaria saat ini, namun pendaki gunung harus mengambil tindakan pencegahan.

Selain itu, kenaikan suhu berdampak pada kehidupan laut, dan ubur-ubur berbahaya seperti dapur Portugis menyebar hingga ke barat daya Eropa.

Bepergian ke destinasi tertentu dapat menimbulkan tantangan baru bagi industri pariwisata dan wisatawan. Vaksinasi tambahan mungkin diperlukan, dan kotak P3K mungkin perlu dipasang kembali. 

Pelayanan medis tidak memadai di banyak tempat, khususnya di Asia dan Afrika, dan obat-obatan palsu merupakan bahaya yang signifikan.

Masalah lainnya adalah alokasi antibiotik d0osis tinggi yang berlebihan oleh dokter setempat, yang menyebabkan munculnya kuman yang resisten, menurut ahli epidemiologi Robert Steffen dari Universitas Zurich. 

Antibiotik tidak dianjurkan pada kasus diare pada umumnya, jadi mengetahui apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu sangatlah penting.

Konsultasi dianjurkan sebelum perjalanan jarak jauh

Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter perjalanan sebelum melakukan perjalanan jarak jauh. Hal ini akan membantu mengoordinasikan vaksinasi dan memastikan kotak P3K sesuai dengan tujuan liburan. 

Tergantung pada tujuannya, biaya konsultasi ini bisa mencapai beberapa ratus euro per orang, yang mungkin tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan.

Npamun, tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter perjalanan dan membuat ketentuan yang diperlukan, karena demi kepentingan terbaik perusahaan asuransi kesehatan agar anggotanya kembali dalam keadaan sehat setelah liburan. 

Perusahaan asuransi kesehatan harus mengobati penyakit yang berhubungan dengan liburan di mana pun penyakit itu terjadi.

Hildea Syafitri