EVENT HALAL INTERNATIONAL NEWS

Bagaimana Pandemi COVID-19 Pengaruhi Tren Pariwisata Halal?

Dr. Hamid Slimi, Conference Advisory-Chairman of Halal Expo Canada

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Tren pariwisata halal adalah permintaan global, tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga orang-orang di seluruh dunia. Hal itu menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap tren wisata halal sekarang ini?

Salah satu sesi khusus pada Global Tourism Forum, Leaders Summit Asia 2021 di hari kedua adalah sesi yang membahas Global Halal Tourism yang dipandu langsung oleh Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC).

Para nara sumber adalah Reem El Shafaki, Partner/Lead of Travel and Tourism Sector of DinarStandard – Current Development of Global Halal Tourism, Dr. Hamid Slimi, Conference Advisory-Chairman of Halal Expo Canada – New Business Model and Technology (Case of Canadian Halal Industry).

Selain itu ada Dr. James Noh, Co-founder & Director General of the Korea Institute of Halal Industry (KIHI) bahas  New Food Supply Chains (Case: How South Korea to be a Muslim Friendly Destination)

Reem El Shafaki mengatakan, kondisi pandemi ini berdampak secara global bagi sektor pariwisata. Hampir 70 persen bisnis pariwisata anjlok, termasuk wisata halal.

“Dalam hal sinyal peluang, banyak pariwisata yang beragam seperti pariwisata domestik yang harus didorong”, tambahnya.

Kabar baiknya, masih ada investor yang tertarik dengan sektor perjalanan seperti contohnya aplikasi perjalanan digital.

Dalam konteks peluang, generasi muda juga sadar akan pentingnya pariwisata halal dalam perspektif yang berbeda. Oleh karena itu, dia berbagi strategi untuk memulihkan pariwisata dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk beradaptasi di era normal baru ini.

Sementara Dr Hamid Slimi berpendapat bahwa kita menghadapi transisi dan kontemplasi dalam kondisi pandemi ini. ” Kita tidak bisa duduk dan hanya meninjau bisnis Anda; kita harus optimis.Perencanaan yang baik adalah kunci keberhasilan,”

Dalam hal industri pariwisata halal di Kanada, memiliki populasi muslim besar yang telah meningkat secara signifikan. Sekarang sedikitnya ada 2 juta Muslim di Kanada.

“Kami mencoba mencari alternatif dan penyesuaian bagi pendatang dan investor baru seperti membangun aplikasi sosial untuk layanan keluarga, dana ekonomi, dana pendidikan, semuanya untuk konsumen,”

Industri halal di Kanada fokus pada makanan dan obat-obatan, ipembiayaan KPR syariah untuk profesional muda, bahkan event dan seminar.

Dia menambahkan bahwa situasi industri halal cukup menjanjikan. Orang-orang telah memesan segalanya untuk liburan dan berencana untuk bepergian ke seluruh dunia, termasuk wisatawan Kanada. Kita bisa menciptakan “zona aman” dengan standar internasional dimulai dari bandara.

“Selama pandemi banyak orang Kanada yang menikah dan karena sudah 18 bulan di rumah, kini minat untuk pesan perjalanan meningkat terutama untuk honeymooner,” 

Dr James Noh, co-founder KIH, fokus pada rantai pasokan makanan halal di Korea Selatan. Inilah caranya menjadi negara destinasi famah muslim dengan menjaga suplai makanan halal bagi wisatawan lokal dan internasional.

“Meski warga Muslimnya sedikit nanun pemerintahnya mempromosikan Korsel sebagai negara Muslim Friendly sehingga sebelum pandemi sedikitnya 1 juta wisman dari Malaysia dan Indonesia berwisata ke Korea Selatan .

Korsel memiliki produsen makanan halal, distributor makanan, dan lebih dari 200.000 penduduk Muslim dari pekerja imigran, mahasiswa asing, dan pelancong Muslim, lebih dari setengahnya adalah orang Malaysia dan Indonesia, katanya.

Pandemi ini telah menyebabkan perubahan perdagangan utama di Korea Selatan. Perubahan sosial yang disebabkan oleh pandemi adalah pertumbuhan pasar e-commerce, aplikasi restoran dan layanan, platform makanan segar online, dan toko dan kios tak berawak dengan teknologi baru dan mesin pintar.

Selanjutnya, Korea Selatan akan mengembangkan lebih banyak rantai pasokan makanan seperti kotak makan siang halal dan paket makanan halal lainnya sebagai inovasi bisnis baru untuk merespon perubahan besar kondisi pandemi ini.

Menyinggung soal peluang wisman dari Kanada, Amerika Serikat dan Korsel untuk berwisata ke Indonesia setelah dibukanya perbatasan, Hamid Slimi mengatakan peluang dari Kanada besar.

“Bali, Lombok akan menjadi prioritas bagi honeymooner Muslim Kanada. Travel agent Indonesia agar bisa menawarkan paket-paket wisata menarik,” kata Slimi.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)