HALAL INTERNATIONAL NEWS

Bagaimana Fintech Islam Akan Berkembang Pada 2021?

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Bagaimana fintech Islam akan berkembang pada tahun 2021?  Tren apa yang diharapkan untuk diikuti?  Apakah ini akan berdampak signifikan pada pasar keuangan global?.

Dilansir dari Halal Times, banyak pertanyaan lainnya terkait hal ini dan menjadi penting karena industri fintech Islam, bagian dari sektor fintech global, melihat banyak aktivitas pada tahun 2020 terlepas dari pandemi COVID-19.

Asia Tenggara dan Timur Tengah telah menyaksikan pertumbuhan yang kuat dalam penawaran produk oleh perusahaan fintech syariah.  Namun, Inggris masih memimpin industri ini karena saat ini terdapat 27 pemain fintech syariah di negara tersebut.  

Jumlahnya jauh lebih besar daripada di Malaysia, Indonesia, dan UEA.  Malaysia memiliki 19 perusahaan rintisan fintech, diikuti oleh UEA dengan 15, Indonesia dengan 13, dan Arab Saudi dan AS masing-masing dengan sembilan.

Mari kita lihat beberapa tren fintech Islami yang akan dihadapi industri ini di tahun 2021 dan seterusnya. Tren Teratas Dalam Industri Fintech Islam Pada Tahun 2021

 Keuangan Otonom

Keuangan otonom berada di urutan teratas dari daftar inovasi fintech yang luar biasa.  Menyulap pekerjaan dengan pembayaran tagihan utilitas, asuransi, berlangganan kabel, dll., Bisa sangat melelahkan.

Keuangan otonom menghilangkan beban dari pundak konsumen dan mengotomatiskan proses pengambilan keputusan keuangan dengan Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning.  Karena semakin banyak orang mencoba menyediakan lebih banyak waktu untuk diri mereka sendiri, mereka akan mendelegasikan tugas rutin ke solusi tekfin.

Buka Perbankan

Bank tradisional paling terkenal dalam menjaga uang rakyat.  Dengan tumbuhnya kesadaran akan pendidikan keuangan, semakin banyak orang yang ingin menginvestasikan uangnya daripada menyimpannya di bank. 

Lembaga keuangan pihak ketiga memberikan penawaran investasi berpenghasilan tinggi yang lebih fleksibel dan konsumen memasukkannya melalui perbankan terbuka. 

Perbankan terbuka memberi penyedia layanan keuangan pihak ketiga akses ke data perbankan konsumen melalui Antarmuka Pemrograman Aplikasi (API) untuk tujuan investasi yang disetujui oleh konsumen.

Meskipun terdapat masalah keamanan atas keterpaparan data konsumen di perbankan terbuka, pemangku kepentingan dapat mencegah kerusakan tersebut dengan bekerja sama satu sama lain.

Bank Khusus Digital

Antrian panjang di bank sangat merepotkan bagi sebagian besar konsumen. Terlepas dari penyediaan perbankan online, masih terdapat antrian di bank, terutama di beberapa negara berkembang karena keterbatasan layanan online.

Penghapusan total kontak fisik untuk transaksi perbankan tampak tidak masuk akal sampai pandemi melanda.  Mengakses dana secara virtual menjadi kebutuhan bertahan hidup yang tidak dapat dipenuhi oleh perbankan konvensional sepenuhnya.  

Sebuah studi McKinsey menunjukkan bahwa pembayaran digital merupakan salah satu produk fintech terbesar.  Institusi keuangan generasi baru naik ke kesempatan tersebut dengan memanfaatkan solusi fintech untuk menawarkan layanan perbankan khusus digital yang nyaman yang tidak memerlukan kontak fisik.  

Persaingan yang berkembang di antara lembaga keuangan dalam menawarkan layanan perbankan khusus digital adalah kabar baik bagi konsumen karena mereka memiliki serangkaian penawaran menarik untuk dipilih.

 Literasi Keuangan

Tingkat literasi keuangan konsumen memengaruhi keuangan mereka baik secara positif maupun negatif.  Menurut laporan Bankrate, rata-rata rumah tangga Amerika memiliki tabungan bank atau credit union sebesar US$ 8,863. 

Orang yang lebih muda dan lajang memiliki tabungan yang lebih sedikit.  Sejalan dengan itu, 55% responden dalam penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mereka kekurangan dana untuk kebutuhan mereka.  Situasinya kemungkinan besar akan berbeda jika konsumen lebih tahu tentang keuangan mereka.

Solusi fintech adalah alat yang efektif untuk literasi keuangan.  Dengan pengumpulan data besar, konsumen dengan keuangan buruk dapat belajar dari mereka yang keuangannya telah disortir.  Alat fintech modern dapat menawarkan pendidikan keuangan dasar kepada pelanggan mereka sehingga mereka membuat keputusan keuangan yang bijaksana.

Teknologi Suara

Kenyamanan adalah semboyan dalam fintech dan kreator di sektor ini ingin memberikan yang terbaik bagi konsumen. Gen Z berada di garis depan tren teknologi.  Produk yang mereka anggap menarik menjadi sukses instan dan fintech memanfaatkan tren tersebut untuk membuat solusinya lebih menarik dengan diperkenalkannya teknologi suara.

Anak-anak muda yang memiliki kecenderungan untuk mengobrol tertarik pada alat berbasis suara dalam interaksi online mereka.  Asisten suara fintech bertenaga AI menawarkan kenyamanan dan kesederhanaan dalam menangani tugas terkait keuangan.  Teknologi suara juga memajukan pembayaran yang aman dengan menggunakan data biometrik untuk otorisasi pembayaran.

Kesimpulan

Peluang dalam fintech Islami tidak terbatas karena inovasi tumbuh subur di teknologi yang terus berkembang.  Konsumen Muslim yang kaya ingin berbuat lebih banyak dengan keuangan mereka dan solusi fintech sedang meningkat pada kesempatan tersebut. 

Dengan rekam jejak menawarkan informasi keuangan yang berguna, keamanan pembayaran, transaksi yang cepat dan transparan, tren fintech dengan cepat menjadi standar di pasar keuangan.  Tren ini terutama terlihat di Asia Tenggara, Timur Tengah, Inggris, dan AS.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)