Faik Fahmi ( kiri) saat mendampingi Kemenparekraf di Bandara Ngurah Rai, Bali yang sudah melayani jalur penerbangan domestik.
MANGUPURA, Bali, bisniswisata.co.id: Traffic penumpang domestik di Bandara Ngurah Rai Bali di bawah pengelolaan Angkasa Pura 1 pada periode 1-15 Juni 2020 mencapai 8.116 orang dengan 260 penerbangan. Jika dibandingkan dengan trafik bandara Angkasa Pura I lainnya pada periode yang sama maka jumlah ini berada pada posisi ke-8.
” Traffic penumpang di Ngurah Rai di bawah Bandara Sultan Hasanuddin yang melayani trafik penumpang tertinggi yaitu 53.940 orang dengan 996 pergerakan pesawat, Bandara Juanda Surabaya dengan 50.261 orang dan 886 pergerakan pesawat, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dengan 34.345 orang dan 659 pergerakan pesawat,” kata Faik Fahmi, Direktur Utama PT Angkasa Pura, kemarin.
Berbicara saat menerima kunjungan kerja Kemenparekraf Whisnutama Kusubandio di Bandara Ngurah Rai, Faik Fahmi menjelaskan bahwa pihaknya juga telah menerapkan prosedur pelayanan dalam masa adaptasi kebiasaan baru atau New Normal di 15 bandara yang dikelola.
Upaya PT Angkasara Pura I dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan tetap memberikan rasa aman dan nyaman kepada penumpang yang melakukan perjalanan udara langsung mendapat apresiasi dari Whisnutama.
“Saya sangat mengapresiasi penerapan protokol kesehatan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang telah berjalan dengan sangat bagus. Saya mengapresiasi penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali,” puji Whisnutama.
Sistem pengaturan saat penumpang melakukan pengambilan bagasi pun telah diatur dengan sangat baik dengan memperhatikan konsep jaga jarak atau physical distancing, tambah Menparekraf Wishnutama
Menurut Faik Fahmi, pihaknya selalu memastikan kebersihan pada fasilitas-fasilitas publik seperti konter check in, trolley, self check in machine, security check point (tray & x-ray), toilet, boarding pass scanner, hand rail, arm chair dengan pembersihan secara intens dan berkala menggunakan disinfektan.
Selain itu Angkasa Pura I juga mendorong mitra usaha atau tenant di bandara untuk menerapkan adaptasi kebiasaan baru dalam pelayanan kepada pengguna jasa bandara dengan melalui penerapan:
- Menyediakan peralatan pelindung yang mungkin dibutuhkan karyawan, seperti pelindung wajah, sarung tangan, masker dan pemeriksaan kondisi kesehatan (< 38ºC).
- Penyesuaian ruang kerja dan bisnis sesuai dengan panduan jarak fisik yang berlaku.
- Penyediaan beberapa stasiun pembersih tangan dan atau wastafel di seluruh area disertai dengan rambu/petunjuk yang memadai untuk penumpang.
- Mempertimbangkan langkah-langkah perlindungan baru jika ada, seperti pemasangan perisai plexiglass antara karyawan yang berhadapan dengan pelanggan.
- Menganjurkan penggunaan tiang penopang antrean dan atau marka lantai untuk mengampanyekan penerapan jaga jarak fisik.
- Meningkatkan kebersihan, pembersihan, dan disinfeksi sebelum dan sesudah digunakan serta menyesuaikan jumlah staf yang dialokasikan untuk pelaksanaan pembersihan berdasarkan kapasitas atau volume penerbangan dan penumpang.
- Implementasi pengaturan sirkulasi, jumlah pengunjung atau antrean dan batas waktu kunjungan di pintu masuk dan keluar untuk mencegah keramaian atau kerumunan.
- Menyaratkan penggunaan peralatan makan sekali pakai dan penyediaan makanan dan minuman dalam kemasan untuk dibawa pulang dan atau dimakan di tempat.
- Mengelola limbah secara efisien untuk meminimalkan penyebaran penyakit ke seluruh siklus hidup pemangku kepentingan dan titik kontak pengelolaan limbah.
Sedangkan kepada petugas operasional yang bertugas, Angkasa Pura I mewajibkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti kacamata pelindung (goggles), pelindung wajah (face shield), masker, sarung tangan serta menyediakan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer di area-area terminal.
Selain itu untuk pelaksanaan physical distancing juga telah melakukan pengaturan jarak antrian minimal 1,5 meter pada area check in counter, security check point, imigrasi, boarding lounge, garbarata, area baggage claim serta area tunggu transportasi publik.
“Penggunaan teknologi juga dilakukan melalui Airport Operation Control Center (AOCC) yang berfungsi untuk mengendalikan dan memonitor operasional bandara secara realtime dan memastikan penerapan protokol kesehata ,” kata Faik Fahmi.
Diiterapkan juga online customer service, boarding pass scanner serta digital meeting point (DMP) untuk meminimalisir interaksi langsung dengan penumpang dan mempermudah penjemputan penumpang, khususnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali,” imbuh Faik.