LONDON, bisniswisata.co.id: Suara suling bambu begitu merdu mengalun. Tiupan dimainkan Jasmine Hornabrook, salah seorang anggota Goldsmiths Gamelan Group begitu sempurna. Alunan itu pun sanggup mempesona pengunjung Museum Horniman and Gardens, di salah satu sudut kota London sore itu.
Penampilan kerja sama yang indah antara seniman musik Sunda, Lili Suparli dan Rudi Mukhram dengan grup gamelan dari Universitas Goldsmith pimpinan “Kang” Dr Barley Norton, sangat istimewa. Apalagi acara ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa yang cukup panjang di Inggris menjadikan suasana yang sangat berbeda, demikian Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI London, Thomas Siregar kepada Antara London, Kamis (31/5/2018).
Tembang Jipang Prawa ditampilkan sebagai bubuka. Tembang pembukaan ini memberikan energi yang mengisi seluruh ruang rumah kaca “conservatory” di halaman Horniman Museum and Gardens dari Institut Seni Budaya Indonesia. Institut ini memiliki arsitektur sangat unik dan mulai dibuka sejak tahun 1901.
Irama tembang berkarakter dengan pergantian tempo yang variatif pun ikut mengundang anak-anak Inggris yang menyaksikan untuk ikut bergoyang dan bertepuk tangan.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Profesor E. Aminudin Aziz pada saat membuka acara menjelaskan acara tersebut berlangsung berkat kerja sama antara KBRI London melalui Program Residensi Seniman Jawa Barat, Lili Suparli dan Rudi Mukhram dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dengan Departemen Musik Universitas Goldsmiths dan Horniman Museum and Gardens.
Aminudin Aziz menyampaikan terima kasihnya kepada para musisi Indonesia dan Inggris yang mempopulerkan seni musik Jawa Barat di Inggris, yang dirasakan belum begitu banyak dikenali oleh publik Inggris.
Pascaprogram Residensi Seniman Sunda tahun 2017 di London, Kang Barley melanjutkan program khusus belajar seni degung dan kendang Sunda kepada Lili Suparli di Bandung. Ketertarikannya mendalami seni musik Sunda muncul setelah memperhatikan keunikan langgamnya dibandingkan dengan musik lainnya.
Disamping itu, Kang Barley juga melihat belum terlalu banyak orang Inggris yang secara khusus belajar seni Sunda. Padahal, minat masyarakat Inggris terhadap seni Sunda sangat besar. Hal ini nampak dari banyaknya pengunjung pada setiap acara pagelaran seni Sunda di Inggris, khususnya kota London.
Tembang Sorban Palid yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Barat atau yang diistilahkan oleh Kang Barley sebagai the Floating Turban cukup menggelitik pengunjung yang menyaksikan karena pada beberapa bagian musik tersebut, Kang Barley mengangkat tangannya dan mengajak seluruh penonton untuk bertepuk tangan dengan nada tertentu seirama dengan ketukan kendang dan kecrek.
Sementara Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI London, Thomas Siregar yang menyaksikan acara tersebut bersama keluarga, merasa sangat senang dan bangga melihat kekompakan para musisi dari kedua negara memainkan alat musik tiup, petik dan pukul tersebut dengan sangat apik dan mengagumkan. Tembang Galatik Mangut, Senggot dan Kalangkang melengkapi suasana parahyangan di selatan kota London yang sejuk baru diguyur hujan cukup lebat. (NDY)