NEW YORK, bisniswisata.co.id: Afrika Selatan mengintensifkan strategi pariwisata M.I.C.E-nya, beralih ke Asia untuk mencapai tujuan ambisiusnya yaitu 15 juta pengunjung tahunan pada tahun 2030.
Afrika Selatan Mempertajam Fokusnya pada Asia untuk Mendorong Target 15 Juta Wisatawan pada Tahun 2030 Melalui Lonjakan Sektor MICE
Afrika Selatan meningkatkan permainan pariwisatanya dengan visi yang berani untuk menyambut 15 juta pengunjung internasional setiap tahunnya pada tahun 2030.
Sektor Pertemuan, Insentif, Konferensi, dan Pameran (MICE) terbukti menjadi mesin utama yang menggerakkan ambisi ini. Inti dari dorongan ini terletak pada pergeseran strategis menuju pasar Asia, khususnya India.
Pada tahun 2023, hampir 50% pengunjung India ke Afrika Selatan datang untuk keperluan bisnis, dengan lebih dari seperlima dari total kedatangan terkait dengan segmen M.I.C.E.
Data ini menggarisbawahi perubahan yang disengaja bukan sekadar tren sesaat karena South African Tourism (SAT) mengkalibrasi ulang upayanya untuk memanfaatkan potensi penuh perjalanan keluar Asia.
Untuk memperkuat posisinya, SAT telah meluncurkan beberapa strategi yang berpusat di Asia. Ini termasuk Skema Operator Tour Tepercaya (TTOS) yang dirancang untuk memfasilitasi perjalanan grup yang lancar dari negara-negara Asia.
Akses juga ditingkatkan melalui otorisasi perjalanan elektronik, dan pengenalan penerbangan langsung yang menghubungkan India dan Afrika Selatan — sebuah langkah yang bertujuan untuk memangkas waktu perjalanan dan meningkatkan kenyamanan.
Cape Town siap menjadi pusat perhatian M.I.C.E global pada bulan April 2025, karena menjadi tuan rumah Africa Travel Week. Pertemuan industri besar seperti ILTM Africa, WTM Africa, dan IBTM Africa akan berlangsung di tempat-tempat papan atas seperti Cape Town International Convention Centre (CTICC) dan Norval Foundation, yang mengundang para pengambil keputusan dari seluruh dunia.
Fokus tahun ini adalah mengurangi ketergantungan pada pasar sumber tradisional seperti Inggris dan Eropa. Dengan para pemimpin pemikiran seperti CEO SATSA David Frost yang memimpin diskusi, akan ada seruan kuat untuk diversifikasi pasar — dengan Asia disajikan sebagai batas pertumbuhan yang penting.
Bagi spesialis MICE seperti Weaving dan De Jager, kustomisasi adalah kunci untuk memenangkan klien Asia. Itu berarti lebih dari sekadar efisiensi logistik; ini tentang pertimbangan budaya yang cermat.
Dari pilihan bersantap vegetarian dan vegan hingga pengalaman mendalam termasuk wisata safari, tour anggur, dan liburan kesehatan, buku pedoman baru ini disesuaikan untuk memenuhi harapan delegasi Asia dan memberikan pengalaman perjalanan dengan dampak yang bertahan lama