JAKARTA, bisniswisata.co.id: Film A Man Called Ahok, mendapat sambutan luar biasa. Film yang menceritakan masa awal kehidupan mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini, tayang di bioskop se Indonesia awal November 2018 hingga kini jumlah penonton tembus sejuta lebih. Tepatnya 1.009.303 orang selama 10 hari.
Dikutip dari akun Instagram Ahok @basukibtp, ia menyebut jumlah penonton sudah mencapai lebih dari sejuta hingga Jumat (16/11).
“Terima kasih atas dukungannya pada film A Man Called Ahok. Per hari Jumat, 16 November 2018, penonton film A Man Called Ahok mencapai 1.009.303 orang. Siapa yang belum nonton ?” tulis pemilik akun bersamaan dengan unggahan foto tulisan tangan Ahok.
Dalam unggahan foto tersebut, Ahok mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap dukungan para penikmat film di Indonesia. “Kepada seluruh penonton film A Man Called Ahok, terima kasih atas dukungannya sehingga telah mencapai jumlah penonton sebanyak 1 (satu) juta. Majulah demi kebenaran, kejujuran, perikemanusiaan dan keadilan. Salam dari Mako Brimob, BTP.” tulis Ahok dibalik terali besi.
A Man Called Ahok merupakan film yang diangkat dari buku karya Rudi Valinka dengan judul senada. Sehingga bisa ditebak bahwa film tak akan mengisahkan aksi dan sepak terjang Ahok tetapi lebih pada latar belakangnya.
Film garapan Putrama Tuta ini tak mengandalkan Reza Rahadian, yang memang lihai memerankan tokoh-tokoh populer Indonesia. Ia justru mempercayakan peran Ahok pada Daniel Mananta yang lebih dikenal sebagai host atau VJ.
Film seolah menjawab pertanyaan asal muasal seorang Ahok yang gemar marah-marah dan tegas. Mengambil setting di kampung halamannya di Belitung, Putrama juga mengajak sederet aktor aktris untuk mendukung filmnya seperti Kin Wah Chew sebagai Kim Nam, ayah Ahok, Denny Sumargo sebagai Ahok remaja, Sita Nursanti sebagai Buniarti, ibu Ahok, Eriska Rein sebagai Buniarti muda serta Jill Gladys sebagai Fifi, adik Ahok.
Meski menuai kontroversi sebab bersaing dengan film Indonesia lain, film ini cukup mendapat apresiasi warganet alias netizen. “Terima kasih sudah berbagi kisah hidup Anda, untuk mengenal Anda lebih dekat. Keluarga yang sangat dermawan,” tulis akun @aishasof.
“Filmnya benar-benar sangat menyentuh bagus jalan ceritanya,” kata akun @aisyah_m.r.
Penulis buku Rudi Valinka bertutur proses pembuatan film berjudul A Man Called Ahok saat ditemui di Bioskop XXI Metropole, Jakarta Pusat, kemarin, Kamis, 6 September 2018. Menurut dia, rencana pembuatan film itu telah dicanangkan sejak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. “Awalnya itu sejak Pak Ahok memilih buku saya yang juga berjudul A Man Called Ahok untuk dibagikan dan dijual kepada warga Jakarta,” tutur dia.
Saat itu memang memasuki masa kampanye. Penjualan buku karya Rudi itu menjadi salah satu cara menggalang dana untuk kampanye Ahok-Djarot (Djarot Saiful Hidayat). Menurut Rudi, Ahok mengatakan, “Oke ini (buku karya Rudi) bisa menggambarkan saya secara utuh kepada warga DKI Jakarta.”
Tak disangka, kata Rudi, puluhan ribu eksemplar yang dicetak pun ludes, baik karena dibagikan maupun dijual. Rudi pun menyarankan kepada Ahok agar kisah kehidupannya selama di Belitung Timur itu difilmkan. Setelah tidak cocok dengan produser yang menawaran diri, Rudi akhirnya bertemu dengan produser bernama Ilya Sigma.
Konsep pengangkatan sisi parenting Ahok pun disetujui oleh Rudi. Ia meneruskan rencana beserta konsepnya itu ke Ahok di Balai Kota Jakarta pada Februari 2017 . Rudi mengatakan kedatangannya saat itu lebih untuk meminta izin kepada Ahok. “Kemudian Pak Ahok bilang, ‘Oke aku menyetujui,’ begitu,” kata Rudi menirukan perkataan Ahok.
Ahok, kata Rudi, hanya berpesan agar film tersebut dibuat apa adanya, tanpa ada yang dikurangi atau ditambah. Tujuannya, agar masyarakat yang menonton bisa tau bagaimana cerita terbentuknya sosok seorang Ahok.
Selama proses produksi, Rudi mengatakan baik Ahok maupun keluarga selalu dilibatkan. Tim produksi pun melakukan penggalian data selama setahun terkait sosok Ahok selama hidup di Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung. Mereka, kata Rudi, juga telah menunjukkan skrip film tersebut kepada Ahok. “Ketika beliau baca skripnya, dia happy,” kata Rudi.
Film A Man Called Ahok, Karya garapan sutradara Putrama Tuta itu akan bercerita tentang hubungan Ahok dengan ayahnya, Tjung kim nam, serta berbagai intrik dalam kehidupannya selama di Belitung Timur.
Semasa menjabat di ibu kota, diawali sebagai Wagub DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo sebagai gubernurnya pada 2012, Ahok dikenal kontroversial. Cara bicaranya blak blakan, namun tegas dan terkenal mendorong transparansi. Dia di antaranya tidak takut bertengkar soal anggaran dengan anggota parlemen dan tak sungkan main pecat anak buahnya yang sudah digaji tinggi tapi malas.
Ahok dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, menggantikan Joko Widodo yang maju ke Pilpres, pada 19 November 2014. Ia juga pernah menjadi anggota DPR RI setelah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. (EP)