DAERAH

5 Langkah Konkret Dongkrak Devisa Pariwisata

BOGOR, bisniswisata.co.id: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) akan menggalakkan lima langkah konkret guna mendongkrak sumbangan devisa dari sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional.

“Sektor pariwisata ditunjuk Pak Presiden sebagai leading sector. Ada 5 langkah konkret yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menarik wisatawan mancanegara ke Indonesia, meningkatkan jumlah spending dan lama mereka stay di Indonesia,” ujar Wakil Menteri Parekraf Republik Indonesia Angela Tanoesoedibjo.

Seperti dilansir laman Inilah, Jumat (13/12/2019), berdasarkan data statistik United Nation World Tourism Organization (UNWTO), terdapat 1,4 miliar jiwa yang bepergian ke seluruh penjuru dunia sepanjang 2018. Sebanyak 129,2 juta jiwa di antaranya bepergian ke negara-negara ASEAN. Namun, hanya 15,8 juta jiwa yang ke Indonesia. Ini menempatkan Indonesia di posisi keempat, di bawah Thailand, Malaysia dan Singapura.

“Jadi, potensi pariwisata kita masih sangat besar. Apalagi, aset kita jauh lebih besar lagi yang belum dieksplorasi,” tutur penyandang gelar Master of Commerce dari The University of New South Wales, Australia itu.

Targetnya, bukan hanya mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Indonesia, tetapi juga meningkatkan waktu stay dan pengeluaran wisatawan selama di Indonesia. “Tidak hanya kuantitas, tapi kualitas wisatawan. Jadi, yang kita utamakan, devisa yang kita dapatkan dari wisatawan tersebut,” kata Angela.

Wamenparekraf merinci lima langkah konkret yang harus dilakukan Kementerian Parekraf bersama stakeholder untuk mewujudkan target tersebut. Pertama, mendukung pembangunan akses amenitas dan atraksi dari destinasi wisata baru.

Seperti diketahui, saat ini Kementerian Parekraf tengah mengebut pembangunan lima destinasi super prioritas agar siap menyambut wisatawan dari berbagai belahan dunia pada 2020 mendatang.

Kelima destinasi itu adalah Borobudur (Jawa Tengah), Danau Toba (Sumatera Utara), Likupang (Sulawesi Utara), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) dan Mandalika (Nusa Tenggara Barat).

Dijelaskan, Semakin banyak produk pariwisata, berarti kita memiliki peluang untuk menargetkan semakin banyak lagi wisatawan asing, karena ke depan wisatawan itu minatnya semakin spesifik. Pertama, pengembangan destinasi baru juga sangat penting, karena dapat menciptakan lapangan kerja yang baru dan meningkatkan juga ekonomi di berbagai daerah.

Kedua, meningkatkan kualitas SDM pariwisata lewat jalur pendidikan formal maupun vocational training, sertifikasi berskala internasional dan diakui oleh industri. “Ini penting, reskilling atau upskilling namanya,” tutur putri pasangan Hary dan Liliana Tanoesoedibjo itu.

Ketiga, membangun sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan. Banyak elemennya, di antaranya waste management dan energy development. “Tanggung jawab kita bersama untuk mewariskan budaya, alam, aset yang kita miliki saat ini ke generasi kita berikutnya dan berikutnya,” kata Angela seraya menambahkan bahwa tren ke depan, sustainable tourism menjadi salah satu atau pendorong wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi.

Keempat, adalah melakukan promosi untuk membangun citra positif. Mulai dari micro targeting lewat media digital hingga menjadikan destinasi wisata sebagai lokasi syuting film. “Contohnya New Zealand, menjadi lokasi syuting Lord of The Rings dan sampai sekarang orang datang ke sana untuk melihat lokasinya,” ungkapnya.

Kelima, mengolaborasikan pariwisata dengan ekonomi kreatif. Contohnya, di negara-negara Eropa, pertunjukan seni dan budaya bisa menjadi atraksi utama wisatawan mancanegara. ” Dua sektor ini saling mendukung satu sama lainnya,” pungkas Angela.

Endy Poerwanto