JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menginjak usia sepuluh tahun, doctorSHARE memberi kesempatan kepada masyarakat, relawan, komunitas, youtuber, donatur hingga wartawan untuk melihat langsung berbagai fasilitas di Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II dalam Hospital Barge Tour, berlokasi di Baywalk Mall @ Green Bay Pluit.
Tur Rumah Sakit Apung ini dibuka untuk umum pada 23 November – 1 Desember 2019. Masyarakat yang berminat mengikuti acara ini bisa registrasi melalui link https://ds2019hospitaltour.eventbrite.com. “Masyarakat dapat berkeliling dan merasakan bagaimana melayani masyarakat terpencil di Rumah Sakit Apung yang menjelajah kawasan pulau terpencil dan terluar, yang selama ini belum tersentuh dalam pelayanan kesehatan,” papar Pendiri Yayasan Dokter Peduli, dr. Lie Dharmawan di Green Bay Pluit Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
“Saya berterima kasih kepada seluruh relawan, donatur, dan masyarakat yang mendukung hingga program kemanusiaan ini terus berjalan. Selama sepuluh tahun pelayanan, doctorSHARE belum sepenuhnya bisa menjangkau pelosok-pelosok negeri. Saya berharap dukungan demi dukungan terus berdatangan agar doctorSHARE bisa terus melayani masyarakat di Indonesia,” kata dr. Lie.
Dukungan masyarakat yang dapat diberikan pada doctorSHARE adalah melalui donasi baik berupa pendanaan maupun keperluan medis, menjadi relawan, hingga membentuk jaringan kemitraan. Dukungan yang diberikan sepenuhnya akan digunakan untuk melayani masyarakat yang kesulitan dalam mengakses kesehatan, sambungnya.
Diakui, selama 10 tahun beroperasi yang boleh naik kapal ini hanya khusus melayani kesehatan masyarakat secara cuma-cuma, dan tidak terbuka untuk umum karena menjaga kondisi kapal tetap steril. “Artinya tidak dipakai tur keliling seperti saat ini. Namun akhirnya saya merasakan sangat penting agar dibuka tur seperti ini, tujuannya semua pihak bisa mengetahui kondisi Rumah Sakit Apung,” jelasnya
Dijelaskan, RSA yang berdiri diatas kapal tongkang ini sudah menjangkau pelosok daerah di Indonesia dan melayani kesehatan masyarakat secara gratis. Sebelum berlabuh di Jakarta, RSA Nusa Waluya II berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu pada 16 November 2018 hingga 15 Februari 2019. Tim relawan bersama RSA Nusa Waluya II membantu pemulihan pasca-bencana yang melanda Sulawesi Tengah.
Selama perjalanan 10 tahun sejak berdiri pada 19 November 2009, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan dan konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 USG pemeriksaan kandungan.
“Layanan kesehatan tersebut diberikan melalui beberapa program diantaranya Rumah Sakit Apung (RSA), Dokter Terbang, Klinik Tuberkulosis, dan Panti Rawat Gizi (PRG). Khusus RSA sejauh ini telah berkembang menjadi tiga unit,” tutur dr. Lie.
RSA Nusa Waluya II menjadi program layanan kesehatan terbaru dari doctorSHARE ini dirilis pada November 2018. Pelayanan yang diberikan setara rumah sakit tipe C di darat dan memiliki jangka waktu pelayanan yang lebih lama di wilayah kepulauan.
Sebelum berlayar ke Jakarta, RSA Nusa Waluya II berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu pada 16 November 2018 hingga 15 Februari 2019. Tim relawan bersama RSA Nusa Waluya II membantu pemulihan pasca-bencana yang melanda Sulawesi Tengah. Rusaknya sejumlah fasilitas kesehatan akibat bencana membuat masyarakat kesulitan saat membutuhkan layanan kesehatan.
“Selama di Palu, kami memberikan layanan pengobatan umum, bedah mayor, bedah minor, poli gigi, poli kandungan, trauma healing, dan pemberdayaan tenaga kesehatan lokal dengan total pasien mencapai 9.938 jiwa,” ujar Koordinator RSA Nusa Waluya II, dr. Stephanie.
dr. Stephanie melanjutkan, untuk satu kali pelayanan, rumah sakit apung tersebut beroperasi sekitar 6 bulan sampai 1 tahun di satu tempat sekaligus menerbangkan dokter ke wilayah terpencil dekat rumah sakit bersandar. Dan untuk satu kali pelayanan, diperlukan kurang lebih 30 tenaga medis termasuk dokter spesialis, dokter umum, apoteker dan bidan.
Dia mengatakan pembedahan pasien di atas kapal dapat dilakukan dengan aman karena kapal beroperasi stabil di atas permukaan air laut. “Kapal kami bentuknya sangat besar, secara stabilitas lebih stabil dibandingkan dengan kapal lain, jadi tidak terasa goncangan di atas kapal,” tuturnya sambil menambahkan doctorSHARE membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi orang yang ingin bergabung sebagai relawan medis maupun non medis
Di RSA ini, dilengkapi apotik, ruang operasi, bedah minor dan mayor, ruang bersalin, dua ruang rawat inap yang dipisahkan antara lelaki dan perempuan, empat poli THT, gigi, kandungan dan trauma healing. Selama ini, untuk operasi bersalin sudah melayani sekitar 17 ibu hamil tanpa operasi cesar dan semua anak yang yang lahir diatas kapal ini dinamakan dari para dokter yang menanganinya.
Sepanjang tahun 2020, RSA Nusa Waluya II akan melayani wilayah Kepulauan Riau, NTT, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Kalimantan dengan dana yang dibutuhkan sekitar Rp 7 miliar lebih. Dana yang paling besar itu tersedot untuk kebutuhan BBm Solar serta biaya menarik Kapal Rumah Sakit Apung dengan Tugboat.
Dana operasional yang dibutuhkan itu untungnya dibantu para donatur. Dan para donatur itu diabadikan dalam dinding kapal. Sayangnya, selama ini bantuan dari pemerintah terutama Kementrian Kesehatan sangat rendah tidak sampai 1 Persen. (end)