Foto sejenak dekat pintu masuk Chamber of The Holocaust, museum yang menyimpan kenangan “pembasmian” orang-orang Yahudi selama Perang Dunia II. ( foto-foto: Nur Hidayat).
Pada 7-19 Febuari 2019, Wartawan Senior Nur Hidayat melakukan perjalanan wisata bersama keluarga besarnya mengikuti tour wisata religi ke Mesir, Palestina, Israel, Jordan, Oman. Berikut tulisan ke sepuluh.
JERUSALEM, Israel, bisniswisata.co.id: Raja Bani Israel sekaligus Nabi yaitu Nabi Daud AS, dikaruniai suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia. Beliau mengerti bahasa burung, mampu melembutkan besi dengan tangannya dan cerdas.
Nabi yang diberi kitab Zabur itu terkenal dengan puasa Daud yaitu melajsanakan ibadah puasa sekang seling yaitu sehari puasa sehari tidak yang hingga kini puasanya banyak diikuti oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia.
Puasanya merupakan wujud dari tobatnya setelah beliau mendapat cobaan dari Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud ‘alaihis salam.”
Sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Nabi Daud dahulu tidur di pertengahan malam dan beliau shalat di sepertiga malamnya dan tidur lagi di seperenamnya. Ada pun puasa Daud yaitu puasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya.
Beliau wafat pada usia 100 tahun. Makamnya berada di Bukit Zion, Jerusalem, yang banyak diziarahi orang-orang Muslim dan Yahudi. Kami berombongan ke sana pada 13 Febuari 2019.
Di ruang dekat makamnya, terlihat sejumlah orang Yahudi sedang mempelajari kitab Zabur. Mereka tak terusik dengan banyaknya turis yang lewat. Lainnya berdoa di dekat makam Nabi Daud (David).
Di kompleks itu pula terdapat Museum (Chamber of the Holocaust) Merupakan bagian dari upaya untuk mengingatkan warga dunia tentang pembunuhan massal kaum Yahudi atas perintah kanselir Jerman, Adolf Hitler, selama Perang Dunia ke dua.
Enam juta orang Yahudi tewas dalam kejadian mengerikan itu. Karena waktu terbatas, kami tidak sempat masuk ke situ. Kami juga berziarah ke masjid dan makam Nabi Ibrahim AS di Hebron (al-Khalil), sekitar 30 km dari Jerusalem.
Komplek Itu juga menjadi makam keluarga Nabi Ibrahim yakni Nabi Ishak dan Nabi Ya’kub bersama isteri mereka: Siti Sarah, Ribka dan Lea. Tidak salah jika Hebron lantas disebut Kota Tiga Nabi.
Makam Nabi Ibrahim AS berada di dalam Gua Para Leluhur (Gua Machpelah atau Makfilah) di bawah lantai masjid. Di situ ada bangunan segi empat, dindingnya bercat dua warna dan atap kehitaman. Makamnya ada di bawahnya. Ada bangunan kecil berkubah sebagai pintu masuk gua, yang ditutup batu. Tidak semua orang boleh masuk.
Di zaman Nabi Isa al-Masih AS, di pemakaman itu dibangun tembok yang mengelilinginya. Kawasan yang diperkirakan sudah berumur 6.000 tahun itu dijuluki Kampung Rumah Ibrahim al-Khalili. Nama lain dari Hebron memang al Khalīli yang berasal dari bahasa Ibrani.
Masjid Ibrahim berwarna kecoklatan dilengkapi dengan dua menara menjulang. Kawasan itu dulunya dibangun oleh bangsa Arab Kana’an. Di Hebron itulah Nabi Ibrahim tinggal bersama anak-anak dan cucunya, sekitar tahun 2800 SM.
Hebron sudah lama menjadi wilayah yang diperebutkan oleh penguasa Islam, Kristen dan Yahudi. Terakhir, Juni 1967, Israel mendudukinya hingga sekarang. Masjid diubah jadi sinagog (tempat ibadah umat Yahudi), sebagian untuk barak militer. Lebih dari itu, kampung-kampung Palestina sebelah timur masjid mereka rusak. Tujuannya, agar umat Islam yang terusir itu tidak bisa sembahyang di Masjid Ibrahim.
Penjajah Israel resmi memberi izin kepada warga Yahudi untuk menggelar ritual di dalam masjid dan di halamannya. Orang-orang Islam dilarang masuk ke sana, bahkan di hari Jumat, selama Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Warga muslim hanya boleh beribadah di sisi Jawiliyah.
Pada September 2013, pemerintah Israel menutup paksa Masjid Ibrahim selama dua hari, Kamis dan Jumat. Mereka juga melarang dikumandangkannya adzan di Hebron. Larangan itu diberlakukan sehubungan dengan akan digelarnya perayaan awal tahun Yahudi. Aksi penutupan masjid dan larangan kumandang adzan tersebut sudah terjadi berulang kali.
Kami berziarah ke sana pada Kamis, 14 Feb. 2019. Masjid tidak ditutup sehingga kami bisa masuk, melihat makam Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Sampai kapan kenikmatan itu dapat dirasakan oleh umat Islam lainnya.?
Jangan lupakan ini!. Ambisi kaum Zionis untuk menghancurkan tempat ibadah umat muslim, Masjidil Aqsha, berbagai situs umat Islam dan menduduki seluruh wilayah Palestina tidak akan pernah lenyap. Bahkan menguat. Barangkali hingga akhir zaman..!!