INTERNATIONAL NEWS SOSOK

Up date Informasi dan Tetap Berwisata Meski Ada Virus Corona

Erita Lubeek tetap berwisata ke New Zealand bersama suaminya, Marco Lubeek. ( foto: dok. pribadi) 

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Diaspora Indonesia asal Swedia, Nina Mussolini-Hansson mengatakan edukasi tentang wabah virus Corona Covid-19 dan pencegahannya secara regular melalui media massa harus terus digencarkan agar masyarakat tenang dan menjaga kesehatan dirinya dengan baik.

” Saya baru saja pulang ke Jakarta dari Malmo Swedia 3 Maret 2020 lalu untuk menjenguk ibu. Selama perjalanan saya lihat sih secara umum para traveler biasa saja sikapnya dalam perjalanan entah untuk perjalanan bisnis atau wisata,” kata Nina yang langsung makan sate kaki lima setelah mendarat di bandara Soetta yang sepi.

Di bandara internasional di Eropa tidak banyak yang pakai masker. Kalaupun ada kebanyakan yang pakai masker justru penumpang berwajah Asia terutama negara asal virus Corona yaitu dari Cina.  Para penumpang bule biasa-biasa saja. tambah Nina.

Dia mengingatkan saat ini di dunia Barat menghargai keterbukaan dalam hal wabah global ini. Oleh karena itu pemerintah memastikan edukasi virus Corona ini juga dilakukan di seluruh instansi pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, sekolah, dan universitas di seluruh Indonesia baik negeri maupun swasta.

” Dalam penerbangan kami  juga ada orang Indonesia duduk di sebelah persis dan terlihat jelas kekhawatirannya. Sejak masuk ke dalam pesawat sibuk sendiri bahkan enggan menyapa. Begitu masuk,TV di pesawat, earphone, meja di kursi buru-buru dia bersihkan dengan tissue basah,” kata Nina Mussolini.

Oleh karena itu pemerintah harus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai virus Corona Covid-19,  penularannya sebenarnya bagaimana. Jelaskan pula dari mulai definisi, gejala, dan pemeriksaan yang dapat dilakukan sehingga masyarakat secara sukarela memeriksakan diri.

“Pemerintah Indonesia harus memberikan informasi terkini kepada masyarakat tentang situasi Covid-19 secara regular dengan lebih transparan serta memberikan klarifikasi terhadap hoax yang tersebar untuk meredam keresahan masyarakat,” tambah Nina.

Menurut dia, Pemerintah juga harus memberikan  penjelasan yang jujur ke dunia luar & ke masyarakat di dalam negri tentang perkembangan dua pasien yang diduga terkena virus Corona dan informasi cara penanganannya sehingga kembali mendapat kepercayaan dari dunia luar.

“Lebih baik masyarakat maupun wisatawan dalam dan luar negri mendapatkan info yang sebenar-benarnya dan sejelas-jelasnya. Wisatawan jaman sekarang sudah melek informasi jadi percuma menutupi. Jika ternyata Pemerintah RI tidak jujur, justru akan menggerogoti integritas Pemerintah itu sendiri di mata dunia ” ungkapnya.

Nina Mussolini bersama suami, Hanssons menyantap sate kaki lima begitu tiba di Jakarta. ( foto: dok. Pribadi)

Nina yang juga PR & Circle Leader Swedish-Indonesia Bagus Organization/ Svensk-Indonesiska Bagusföreningen di Malmö, Swedia yang kerap mempromosikan seni dan budaya Indonesia berharap pariwisata Indonesia terus tumbuh dengan kekuatan di dalam negri.

Hal ini menyangkut melemahnya kunjungan wisman ke Indonesia saat ini dimana orang enggan berwisata, maka baik pemerintah maupun swasta saatnya fokus pada pergerakan wisatawan nusantara dengan kegiatan MICE ke berbagai daerah

” Kondisi saat ini juga kesempatan bagi pemerintah maupun industri pariwisata untuk  membenahi infrastruktur & fasilitas wisata kita dimana-mana sehingga kita lebih siap menerima wisatawan dengan fasilitas dan suasana yang lebih fresh  ketika badai Corona mereda “kata Nina Mussolini.

Banyak belajar

Menjadi wisatawan di saat wabah virus Corona muncul tidak menyurutkan Erita dan Marko Lubeek yang berangkat ke Selandia baru dari Amsterdam tempat tinggal mereka saat ini. Banyak belajar dari ketakutan masyarakat global akan virus malah membuahkan bonus  bagaimana memotivasi diri.

“Ada rasa cemas sih. Tapi perjalanan ini sudah di atur beberapa bulan sebelumnya. Jadi berusaha jaga stamina,  dalam keadaan hygienis dengan sering cuci tangan atau pakai cairan anti bacteria serta tidak lepas wudhu saja. Trip kami berdua kali ini malah  menjadi perjalanan motivasi yang tinggi” ungkap Erita, pemilik Restoran Salero Minang di Denhaaq.

Bersama suaminya, selama seminggu berwisata di Selandia Baru atau New Zealand ( NZ) menginap di rumah keluarga DR Reza Abdul Jabbar dan Silvia Pamudji. Menyaksikan dari dekat peternakan sapi mereka di lahan 900 ha di Mokutua, New Zealand.

Sosok kedua orang yang dijumpai di NZ ini telah memberikan motivasi tinggi bagi Erita yang sama-sama menjadi diaspora Indonesia untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan dan selalu berprestasi dimanapun kita berada.

Dalam perjalanan dari Belanda ke New Zealand  transit dua kali di bandara Soetta, Jakarta dan di Sydney. ” Selama transit dalam penerbangan internasional terlihat sikap waspada para traveler, saling melihat orang di dekatnya dan tidak saling bermomunikasi,” ungkap Erita.

Agak memprihatinkan juga berwisata dengan kondisi waspada dan orang enggan berinteraksi. Namun sebagai Muslimah yang yakin bahwa  kematian sudah ditentukan Allah SWT,  Erita tenang saja berwisata di NZ serta mengunjungi obyek-obyek wisata yang ada bahkan melanjutkan perjalanannya ke Sumatra.

Saat kembali ke Jakarta dia juga tetap mengunjungi pasar-pasar tradisional seperti Pasar Mayestik, Kebayoran Baru maupun Pasar Tanah Abang. Suaminya Marco Lubeek juga dengan senang hati melanjutkan perjalanan ke Jambi, dimana ayahanda Erita yang asal Sumatra Barat kini menetap.

Kalau hubungannya orang enggan berwisata karena takut virus Corona, maka pemerintah indonesia harus lebih terbuka memberikan informasi ke mancanegara. Kita harus ada bukti bahwa masalah ini benar-benar telah ditangani dengan serius dan cepat, usulnya.

Wisatawan Belanda suka ke Spanyol, karena ada hubungan historis dengan Indonesia dan kita punya kecantikan alam pemerintah tetap perlu mempromosikan pariwisata Indonesia dan lebih giat  jaring wisatawan Belanda ke Indonesia , kata Erita.

“Kita harus tetap semangat bekerja dengan jujur, menjaga aset pariwisata kita dengan baik terutama kecantikan alam untuk anak cucu masa akan datang. Jangan hanya memperelok untuk sesaat saja,” pesan Erita Lubeek.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)