LAPORAN PERJALANAN PAKET WISATA

Shalahuddin al-Ayyubi, Panglima Tentara Islam yang Hebat.

Benteng Shalahuddin al-Ayyubi, dengan Masjid Ali Pasha yang indah, menjadi salah satu tujuan favorit turis yang datang ke Kairo.( Foto-foto: Nur Hidayat)

Pada 7-19 Febuari 2019, Wartawan Senior  Nur Hidayat melakukan perjalanan wisata bersama keluarga besarnya mengikuti  tour wisata religi ke Mesir, Palestina, Israel, Jordan, Oman. Berikut tulisan keempatnya.

KAIRO, MESIR, bisniswisata.co.id: Yusuf bin Najmuddin berkulit cerah, tampan, kurus dan terlihat ringkih. Hari itu, Desember 1168, pemuda berumur 31 tahun tersebut ditugaskan oleh Sultan Zengiyyah Nuruddin untuk mengantar Assaddin Shirkuh, panglima bertubuh tambun dan tua, dari Damaskus menuju Mesir untuk membebaskan negeri itu dari penguasa Kristen.

Yusuf amat takut. “Seperti seorang pria yang diantar menuju kematiannya,” tulis Karen Amstrong dalam bukunya Holy War: The Crusader and Their Impact in Today’s World,  Mesir berhasil dikuasai. Beberapa bulan kemudian, Shirkuh meninggal. Penggantinya siapa.? Yusuf terpilih.! Yang termuda di antara mereka dan tanpa pengalaman.

Siapa nyana; kelak dia menjadi salah satu panglima paling hebat dalam sejarah. Yusuf mendapat gelar Shalahuddin (artinya Keadilan Agama = Saladin) al-Ayyubi. Dia berhasil menaklukkan Palestina tahun 1187 dalam Perang Salib. “Ketika Allah Ta’ala memberiku Negeri Mesir, aku yakin bahwa Dia juga bermaksud memberiku Palestina,” katanya saat dilantik sebagai Gubernur Mesir.

Pendiri Dinasti Ayubiyah itu membangun sejumlah benteng di berbagai wilayah, a.l. di Suriah, Laut Taba dan Mesir. Ke Benteng Shalahuddin di Kairo inilah kami berkunjung. Di dalam benteng ada Masjid Ali Pasha (mirip dengan Masjid Biru di Istanbul, Turki) dan Masjid al-Nasir Mohammad Ibn Qalaun dan juga dua museum.

Tembok benteng itu dibuat dari susunan batu besar, tinggi 10 m dan tebalnya 3 m. Lokasinya strategis, di bukit Muqattam, bagian tertinggi Kairo. Dengan demikian, tentara yang berjaga di menara pengintai dengan mudah dapat mengawasi posisi pasukan musuh di bawah. Kini turis dari berbagai penjuru dunia, juga rombongan kami, yang datang ke situ bisa menikmati pemandangan indah Kairo dengan leluasa dari ketinggian yang sama.

Kami juga mengunjungi Masjid Amru bin Ash, masjid pertama di Afrika dan Mesir. Tempat ibadah tersebut didirikan pada tahun 641 M oleh Amru bin Ash, bersama 60 sahabat Nabi SAW, seperti Abu Darda, Zubair bin Awwam, Ubadah bin Shamat, Abu Dzar al-Gifari dan Abu Bashrah.

Amru bin Ash, yang membebaskan Mesir dari penjajahan Romawi, lantas diangkat menjadi Gubernur Mesir. Awalnya masjid itu sangat sederhana dan dindingnya dibuat dari batu bata, tiangnya dari batang pohon kurma dan atapnya pelepah pohon kurma. Panjang 28,9 m, lebar 17,4 m.

Benteng Shalahuddin al-Ayyubi dimana untuk menuju pintu masuk wisatawan naik mobil golf. Tampak pula keindahan ruangan masjid Ali Pasha yang sejuk.
Di depan Masjid Ali Pasha yang berada di dalam kompleks benteng.

Seiring dengan berjalannya waktu, masjid itu berulang kali direnovasi dan diperluas. Kini panjangnya 120 m dan lebar 100 m. Selain tempat sembahyang, masjid yang terletak di wilayah Fusthath, Kairo, itu juga menjadi pusat pendidikan Islam pertama di Afrika. Imam Syafii pernah mengajar di situ.

Interior masjid itu menarik, dengan 450 tiang putih dan lengkungan yang menghubungkannya. Plafonnya berwarna kecoklatan, dengan penutup lantainya karpet merah. Berkat hembusan angin dari pelataran tengah yang terbuka, ruangan dalam masjid terasa sejuk.

Di pelataran tengah ini terdapat tempat wudhu, segi delapan, dengan kubah di bagian atasnya. Pengambilan gambar untuk film box office Ketika Cinta Bertasbih yang diangkat dari novel karya Habibburahman El-Shirazi juga berlangsung di tempat itu.

Biasanya, pada 10 hari terakhir Ramadhan, masjid itu dipenuhi jamaah dari berbagai kota di Mesir. Mereka ingin sembahyang tarawih dengan imam Syeikh Muhammad Jibril, qari internasional asli Mesir. Jumlah jamaah membludak hingga di luar masjid.

Mereka juga beriktikaf, terutama pada malam ganjil 27 Ramadhan. Syeikh Muhammad Jibril dan 27 Ramadhan ibarat magnet yang menarik warga Mesir yang dijuluki negeri Para Nabi itu. Masyarakat berbondong-bondong beribadah ke Masjid Amru bin Ash, yang posisinya berdekatan dengan kompleks gereja Kristen Koptik. Tempat itu ibarat lautan manusia, yang bersatu padu karena kesamaan tujuan: beribadah

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)