Oleh Nur Hidayat
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Mutai, pelari jarak jauh Kenya, tinggal beberapa meter dari garis finis. Karena bingung dengan tanda-tanda menuju finis, dia berhenti.
Ivan Fernandez, pelari Spanyol yang berada di belakang Mutai, berteriak menyuruh dia lari lagi. Lantaran tidak mengerti bahasa Spanyol, Mutai tidak bereaksi. Fernandez lalu mendorong-
nya hingga melewati garis finis.
Seorang jurnalis yang penasaran bertanya, “Kenapa Anda melakukan itu.?” Jawab Fernandez, “Impian saya adalah, suatu hari nanti kita hidup bersama dan memiliki moral yang baik di masyarakat.”
Jurnalis itu ngotot, “Tapi kenapa Anda membiarkan orang Kenya itu menang.?” Jawab Fernandez tegas, “Saya tidak membiarkan dia menang. Dia memang akan menang.”
Jurnalis itu bersikeras, “Tapi Anda bisa menang jika tidak membantunya”
Fernandez memandangnya dan jawabannya menohok;
“Tapi apa manfaat dari kemenangan saya.? Apa kehormatan dari medali itu.? Apa yang akan ibu saya pikirkan dan katakan tentang itu kepada saya.?”
Itulah Fernandez: berakhlak mulia. Tidak hanya baik. Di dunia ini, di bidang apa pun, tak banyak orang yang berakhlak mulia dan Fernandez contoh atlet yang menjunjung tinggi sportivitas.
Berbeda sekali dengan pemain sepak bola yang curang: pura-pura jatuh (diving) di daerah pertahanan lawan, agar mendapat “hadiah” tendangan penalti dari wasit.
Kisah djadoel lainnya ; Seorang perempuan miskin mengadu ke Imam Ahmad bin Hanbal. Dia bilang, hidupnya sangat miskin. Rumahnya tanpa lampu sehingga di malam hari dia merajut di bawah sinar bulan.
Suatu malam, rombongan pejabat berkemah di dekat rumahnya, menyalakan banyak lampu sehingga terang benderang. Dibantu sinar lampu itulah dia merajut.
“Tetapi setelah selesai saya sulam, saya bimbang, apakah hasilnya halal atau haram kalau saya jual,?” dia bertanya. “Bolehkah saya makan dari hasil penjualan itu?” Imam Ahmad rahimahullah terpesona dengan kemuliaan wanita itu. Ia begitu jujur, di tengah masyarakat yang bobrok akhlaknya dan hanya memikirkan kesenangan sendiri.
Imam Ahmad lantas bertanya, “Ibu, sebenarnya engkau ini siapa?” Dengan suara serak karena penderitaannya berkepanjangan, wanita ini mengaku,
“Saya ini adik perempuan Basyar Al-Hafi.” Imam Ahmad amat terkejut.
Basyar Al-Hafi rahimahullah adalah gubernur yang terkenal sangat adil dan dihormati rakyatnya semasa hidupnya. Rupanya, jabatannya yang tinggi tidak disalahgunakannya untuk kepentingan keluarga dan kerabatnya. Sampai-sampai adik kandungnya pun hidup miskin.
Imam Ahmad berkata, “Ibu, izinkan aku memberi penghormatan untukmu. Silakan engkau meminta apa saja dariku, bahkan sebagian besar hartaku, niscaya akan kuberikan kepada wanita semulia engkau.” Itulah tiga contoh insan mulia: perempuan itu, Imam Ahmad dan Basyar Al-Hafi.
Seperti apa sebenarnya akhlak mulia itu.? Dalam kitab _Ihya ‘Ulumuddin_, Imam Al-Ghazali RA menerangkan ciri-ciri orang yang berakhlak mulia. Disebutkan dalam kitabnya itu, ada 26 cirinya: Antara lain, malu berbuat buruk, tidak menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain.
Selalu bersikap baik kepada orang lain. Selalu berkata jujur. Berbuat kebajikan nyata kepada semua makhluk, khususnya manusia itulah ciri akhlak mulia.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Thirmidzi ditegaskan bahwa akhlak mulia merupakan tolok ukur kualitas muslim yang baik. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.”
Sumber utama umat Islam untuk memahami secara valid, reliable, dan komprehensif apa dan bagaimana akhlak mulia dalam perspektif Islam adalah melalui Al-Qur’an beserta As-Sunnah.
Dosen psikologi UII, Irwan Nuryana Kurniawan, menjelaskan bahwa akhlak mulia menjadi penentu kesuksesan dan kegagalan dari semua ibadah yang disyariatkan Allah SWT.
Dicontohkan bahwa saat ada orang menyapa kita dengan perkataan yang buruk atau sengaja memancing amarah, maka kualitas hidup muslim akan terlihat dari “cara mereka menanggapi” permasalahan tersebut.
Mari kita cermati, “siapa sajakah orang di negeri ini” yang berakhlak mulia di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif, pengusaha, tentara, polisi, akademisi, jurnalis, entertainer, influencer.? Jika dihitung, seberapa banyak.? Sudah sepadan dengan jumlah penduduk yang mencapai 271 juta lebih.?
Penulis adalah: Senior journalist dan pemerhati pariwisata