DENPASAR, bisniswisata.co.id: Selama libur lebaran menjadi peak season wisatawan domestik (wisdom). Ini merupakan momen di mana jutaan orang bergerak dalam waktu yang bersamaan untuk berwisata. Bali sebagai salah satu destinasi favorit wisatawan pun menuai panen pariwisata selama masa liburan ini. Panen pariwisata Bali terlihat dari peningkatan jumlah okupansi hotel.
“Rata-rata hotel di kawasan Nusa Dua, Benoa, Kuta, dan Legian full booked semua. Hotel-hotel saya, okupansinya mencapai 80 persen. Dari tingkat hunian (okupansi) biasanya hanya 70%-75%,” ungkap Ketua PHRI Badung, IGN Rai Suryawijaya di Bali, seperti dilansir laman Marketters, Jumat (22/06/2018).
Hal ini berarti, sambung dia, terdapat peningkatan okupansi hotel yang signifikan selama masa libur lebaran. Wisatawan itu didominasi Wisdom yang mayoritas datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, dan berbagai daerah lain di Indonesia yang mempunyai direct flight ke Bali.
“Selama ini hotel-hotel saya dihuni 95% Wisatawan Mancanegara (Wisman) asal Eropa dan 5% Australia. Namun kini bermacam, karena naiknya kunjungan wisdom. Persentase kenaikan sekitar 10% dibanding biasanya. Mereka stay 3-4 hari rata-rata,” papar Suryawijaya.
Panen Wisdom di Bali ini sejalan peningkatan trafik penerbangan di Bandara Bali. Tercatat total pergerakan pesawat naik 7,35% dari 422 pesawat pada 2017 menjadi 453 pesawat pada 2018. Kedatangan penumpang juga naik 12,97%, dari 67.650 pada 2017 menjadi 76.426 pada 2018.
Disisi lain, Perekonomian Bali pada triwulan II/2018 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, dan berada pada kisaran 5,8% – 6,2%. Peningkatan itu didorong oleh akselerasi komponen utama dan lapangan usaha utama ekonomi Bali. Dari sisi permintaan, kinerja ekonomi Bali terutama didorong oleh akselerasi semua komponen utama ekonomi Bali, meliputi: konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor luar negeri.
“Sejalan dengan itu, akselerasi ekonomi Bali pada triwulan II/2018 dari sisi penawaran juga didorong akselerasi 5 dari 6 lapangan usaha utama ekonomi Bali yaitu, pariwisata terkait lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, konstruksi serta industri, pengolahan,” jelas Kepala Kantor Perwakilan BI Bali Causa Iman Karana , Kamis (22/6/2018).
Causa menuturkan peningkatan kinerja tersebut didorong adanya adanya perayaan hari keagamaan, pelaksanaan pemilukada, dan pembayaran THR dan gaji ke 13 & 14 PNS yang diikuti oleh peningkatan gaji ke 14 PNS. Selain itu, masa libur lebaran yang lebih panjang, realisasi belanja pemerintah dan masuknya puncak panen komoditas padi, mendorong akselerasi masin-gmasing komponen permintaan dan lapangan usaha tersebut.
Menurutnya, kinerja itu ditopang dengan adanay peningkatan ekspor luar negeri, baik ekspor jasa maupun barang, kinerja lapangan usaha akmamin dan transportasi. Meningkatnya frekuensi penerbangan sejalan dengan adanya penambahan direct flight baru sepanjang triwulan II 20185, membaiknya kinerja ekonomi negara mitra dagang utama Bali tahun 2018, masuknya periode pariwisata juga akan ikut berpengaruh.
Secara khusus pihaknya melihat kinerja sektor pertanian juga akan cerah seiring membaiknya cuaca dan masuknya musim panen puncak komoditas padi. Untuk lapangan usaha konstruksi dan komponen investasi diprakirakan akan menunjukkan peningkatan dengan adanya pengerjaan pengembangan dan pembangunan infrastruktur menyambut IMF-WB AM 2018. Adapun proyek itu seperti underpass Simpang Ngurah Rai, penataan TPA Suwung, dan perluasan apron Bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Selain itu, penyelenggaraan IMF-WB AM 2018 juga meningkatkan kapasitas usaha industri perhotelan, termasuk pengerjaan konstruksi beberapa hotel baru di Bali sehingga meningkatkan kinerja lapangan usaha konstruksi dan komponen investasi,” jelasnya.
Dari berbagai prompt indicator ekonomi Regional di Wilayah Bali dan hasil survei dan liaison, terindikasi tendensi terjadi peningkatan kinerja ekonomi Bali pada triwulan II/2018. Kondisi ini juga didukung oleh beberapa faktor internal dan eksternal yang mendukung terealisasinya peningkatan kinerja ekonomi Pulau Dewata. (NDY)