Foto: Adobe Stock/Usmanify
SINGAPURA, bisniswisata.co.id: Wawasan TI Penumpang SITA 2023 mengungkapkan bahwa meskipun para pelancong cemas tentang pembatalan penerbangan, mereka berharap untuk mengambil rata-rata 4,7 penerbangan tahun ini.
Dilansir dari travel weekly asia, saat musim perjalanan atau musim panas dimulai, kekhawatiran tentang penundaan penerbangan, kemacetan di bandara, dan meroketnya harga tiket pesawat tidak menghalangi para pelancong untuk memilih perjalanan udara.
Menurut temuan awal dari Wawasan IT Penumpang SITA 2023, sebanyak 32% pelancong menyebutkan kecemasan atas pembatalan penerbangan saat memesan penerbangan berikutnya.
Selain itu, hampir 20% menyatakan keprihatinan tentang kemacetan bandara dan harga tiket pesawat yang tinggi. Kekhawatiran ini didasarkan pada pengalaman masa lalu, dengan 56% responden melaporkan penundaan atau pembatalan dan 48% mengalami antrean panjang di bandara.
Terlepas dari risiko menghadapi pembatalan dan penundaan penerbangan, para pelancong masih menunjukkan niat yang kuat untuk terbang. Rata-rata, penumpang mengharapkan untuk mengambil 4,7 penerbangan tahun ini, meningkat dari 4,2 penerbangan pada 2019,
Kenaikan ini terutama didorong oleh frequent flyer, dengan jumlah penumpang yang merencanakan lebih dari 10 penerbangan pada tahun 2023 meningkat dari 6% pada tahun 2019 menjadi 10% tahun ini.
“Sangat menggembirakan bagi industri kami bahwa penumpang ingin melakukan perjalanan dan ingin melakukan perjalanan dengan lebih baik mengingat beberapa tantangan yang dialami bandara dan maskapai penerbangan dengan kemacetan pada tahun lalu,” kata David Lavorel, CEO SITA.
Dengan keseluruhan pengalaman perjalanan udara merupakan elemen penting dalam pengambilan keputusan penumpang, Lavorel juga mendesak industri penerbangan untuk mengatasi masalah, termasuk peningkatan otomatisasi.
Riset SITA menunjukkan bahwa petugas informasi bandara dan maskapai menanggapi hal ini dengan serius dengan mengedepankan transformasi digital.
Tahun lalu saja, pengeluaran TI maskapai mencapai sekitar US$37 miliar, sementara pengeluaran TI bandara mencapai US$6,8 miliar, yang mencerminkan dedikasi industri untuk meningkatkan pengalaman perjalanan bagi penumpang melalui digitalisasi
