LAPORAN PERJALANAN PAKET WISATA

Jerusalem, Kota Ajang Konflik Yang Terbelah Jadi Empat Kawasan

Berfoto bersama dengan khatib (nomor 2 kiri) seusai sembahyang Jumat di Masjid Shalahuddin al-Ayyubi berlantai dua di Wadi al-Hammam.

Pada 7-19 Febuari 2019, Wartawan Senior  Nur Hidayat melakukan perjalanan wisata bersama keluarga besarnya mengikuti  tour wisata religi ke Mesir, Palestina, Israel, Jordan, Oman. Berikut tulisan ke tiga belas.

JERUSALEM, Israel, bisniswisata.co.id: Apakah masih belum cukup waktu bagi warga Palestina dan Israel untuk hidup damai di Jerusalem, yang sejak ribuan tahun lalu sudah mengalami peperangan (dihancurkan, dibangun kembali) yang silih berganti.?

Terasa kontradiktif karena kota suci bagi tiga agama yang pasti menyebar perdamaian itu (Islam, Kristen, Yahudi) malah menjadi “contoh” kota yang selalu dilanda konflik berdarah.

Jerusalem atau disebut al Quds, Yerushalayim bagi umat Islam sangat penting karena di situ berdiri Masjid al-Aqsha (kiblat pertama) dan Dome of the Rock, untuk melindungi batu yang diyakini sebagai pijakan Nabi Muhammad SAW menuju langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.

Bagi kaum Yahudi, di kota tua itu ada Tembok Ratapan (Kotel), sisa Bait Suci zaman dulu. Di situ terdapat Ruang Maha Kudus, situs paling suci dalam agama Yahudi. Orang-orang Yahudi dari seluruh dunia datang untuk beribadah di situ dan meratap di Tembok Ratapan.

Di Jerusalem itu pula, bagi umat Kristen, terdapat Gereja Makam Kudus, tempat ziarah penting. Di satu lokasi ada tempat sangat penting berkaitan dengan Yesus Kristus: penyalibannya, kematiannya dan kebangkitannya.

Sekarang, Jerusalem “terbelah” dalam empat kawasan pemukiman: Muslim, Yahudi, Kristen, Armenia. Ada aturan ketat yang membatasi (melarang) warga kawasan yang berlainan itu untuk pergi ke kawasan lainnya.

Mobil warga Palestina yang berplat hijau putih, misalnya, tidak boleh masuk ke kawasan Yahudi, yang mobilnya berplat kuning hitam. Pusat kotanya dikelilingi tembok batu tinggi dan tebal.

Pemerintah Israel yang menguasai Jerusalem mempersulit umat Kristen untuk beribadah dan mengunjungi tempat suci mereka. Saat Paskah, misalnya, kaum Kristen Palestina diisolasi dari kerumunan peziarah negara lain. Mereka harus punya izin dari pihak militer untuk memperoleh akses ke tempat suci.

Duduk sejenak di benteng yang membagi Jerusalem, kota yang diperebutkan oleh Palestina dan Israel dan suasana bagian kota sengketa itu.

Ambisi Israel untuk menguasai seluruh wilayah Jerusalem tak pernah surut. Mereka, misalnya, terus membangun ribuan rumah dan memperluas pemukiman Yahudi di Jerusalem Timur, yang jelas merupakan kawasan kediaman warga Palestina. Menurut LSM Peace Now, hal itu merupakan “upaya Israel untuk mendepak warga Palestina dari Jerusalem Timur.”

Palestina maupun Israel sama-sama mengklaim Jerusalem sebagai ibukota negara mereka, berdasarkan sejarah yang rumit dan riwayat di dalam kitab suci masing-masing. Israel, tanpa perduli dengan kecaman internasional, memindahkan ibukotanya dari Tel Aviv ke Jerusalem Barat.

Konflik di Jerusalem tak dapat dipisahkan dari terbentuknya negara Israel, yang berakar pada munculnya paham Zionisme, abad ke 18. Tokoh Yahudi Nathan Bernbaum mendirikan Zionisme Internasional pada 1776. Tokoh lainnya, Yahuda Kalai, mempertegas perlunya negara Yahudi di Palestina. Terbitlah  buku erjudul der Yudentaat_ (Negara Yahudi).

Para tokoh Yahudi melancarkan cara-cara kotor dalam upaya mendirikan negara Yahudi. Konperensi di Bazel, Swiss,1897, misalnya, merumuskan penghancuran Bani Ustmaniyah. Meningkatkan aktivitas Freemansonry untuk menggulingkan Sultan Abdul Hamid, Turki, yang menolak permohonan Yahudi Rusia agar diizinkan tinggal di Palestina.

Terwujudnya negara Israel makin nyata berkat dukungan Inggris di bawah PM Arthur James Balfour, 1917. Dia “memberikan” Palestina kepada kaum Yahudi. Segera orang-orang Yahudi di seluruh dunia membanjiri wilayah sengketa tersebut.

Rombongan kami city tour ke kota tua itu dalam waktu terbatas. Jalanannya bersih, mulus, tertib. Terlihat kawasan subur menghijau di kota yang berkontur naik turun itu. Berhenti sejenak di petilasan Rabiah al Adawiyah, sufi perempuan terkemuka. Di Bukit Zaitun, bagian tertinggi di sana, kami bisa melihat Jerusalem dari atas, Dome of the Rock yang tampak dominan, bukit Yudea hingga Laut Mati.

Bagi umat Kristen, Bukit Zaitun dikaitkan dengan kejadian penting: diangkatnya Jesus Kristus ke surga dan diajarkannya “Doa bapa kami.” Cuma sekitar 10 menit kami di bukit itu, berpose sebentar dan jeprat jepret sini sana. Lalu cepat-cepat masuk ke dalam bus karena tak tahan angin dan suhu dingin ekstremnya.

Menuju Al-Ludd

Rombongan kami, 54 orang, Jumat 15 Februari  2019, berangkat menuju Bab el-Lod (al-Ludd), kota tua 15 km jauhnya dari Tel Aviv. Di pinggir jalan di Lod. konon nanti Dajjal akan dibunuh oleh Nabi Isa AS.

Siapa Dajjal?  diantara tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya Dajjal, yaitu sosok manusia dari turunan Adam yang akan menjadi fitnah bagi manusia.

Karena besarnya fitnah Dajjal dan sangat berbahayanya bagi manusia, maka Rasulullah menjelaskan sifat-sifatnya secara rinci dalam berbagai hadits.

Setiba di sana, ternyata kami tidak ketemu Dajjal. Tentu saja, karena manusia itu, gemuk, rambut keriting, mata kanannya buta dan menonjol, di keningnya tertulis “kafir” dalam huruf Arab, akan muncul menjelang hari kiamat kelak.

Hal itu disebutkan dalam sejumlah hadis shahih. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Isa ibn Maryam akan membunuh Dajjal di Bab al-Ludd (Gerbang Lod).” Dalam hadis dikisahkan bahwa Tamim ad-Dari berlayar bersama 30 orang dan di tengah laut dipermainkan ombak selama berhari-hari.

Mereka lalu terdampar di satu pulau. Di satu bangunan besar di situ, mereka bertemu dengan laki-laki yang menakutkan. Terjadi dialog dengannya. Dia itu ternyata Dajjal, dalam kondisi terbelenggu, menunggu saatnya untuk lepas.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dajjal itu akan keluar dari bumi sebelah timur yang disebut Khurasan. Dajjal akan diikuti oleh kaum yang wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.”

Lod, kota kecil seluas 12 km2, kini dikuasai Israel dengan mayoritas penduduknya Yahudi. Kota yang eksis sejak 5.600 hingga 5.250 SM itu sejak dulu jadi rebutan berbagai negara.

Ketika pasukan bersenjata Israel memasuki Lod pada 1948, sedikitnya 250 orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas terbunuh. Di kota itu terdapat dinding yang didirikan untuk memisahkan distrik Yahudi dan distrik Arab.

Salah satu tanda akan keluarnya Dajjal dari pulau tempat dia ditahan adalah ketika pohon kurma di Baisan (Beth She’an) sudah tidak berbuah. Kami melewati kebun-kebun kurma yang banyak terdapat di sekitar Baisan, kota kecil di dekat Sungai Jalut. Jumlah pohon kurma tersebut kabarnya sudah tidak sebanyak dulu.

Wilayah yang dulunya subur itu sering menjadi sasaran serangan tentara Israel, mengakibatkan hancurnya kebun-kebun kurma. Selain itu, serangan hama red palm wheel, sejenis kumbang, juga menjadi penyebabnya. Banyak pohon kurma mati. Pohon yang masih tumbuh katanya tidak menghasilkan buah sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

Kurma banyak dihasilkan di Baisan, kota kecil di dekat Sungai Jalut.

Allah Ta’ala menyebut kurma di dalam al Qur’an pada 20 tempat yang berlainan. Firman Allah SWT, “Dan Dia lah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya) makanlah dari buahnya bila dia berbuah dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS al- An’aam: 141).

Kurma tumbuhan yang sangat kuat karena dapat tumbuh di dataran yang sangat panas dan sedikit air. Pohon kurma dapat dipanen pada umur 7-10 tahun, dengan hasil  80-120 kg per pohon. Di Uni Emirat Arab terdapat lebih dari 200 jenis kurma. Ajwa adalah jenis kurma kegemaran Nabi Muhammad SAW.

Danau Tiberias

Perjalanan dilanjutkan ke Danau Tiberias. Sebelum rombongan menuju Wadi al-Hamam untuk sembahyang Jumat. Bapak-bapak shalat di Masjid Shalahuddin al-Ayyubi di lantai dua. Kami wudhu dengan air yang dingin sekali, seperti air kulkas.

Khatib memakai celana tebal dan pakaian lengkap dengan sweater dan kaos kaki. Karena dingin, jamaah asal Indonesia tentu tidak memakai sarung, baju koko dan peci hitam.

Khutbah disampaikan seluruhnya dalam bahasa Arab. Sebagian jamaah lokal duduk santai mendengarkannya, nyender ke dinding masjid. Bukan duduk bersaf-saf tertib dan rapi seperti di masjid di seantero tanah air.

Seusai sembahyang, kami sempat bersalaman dengan imam, berfoto bersama dan berbincang-bincang sebentar. Dia gembira setelah tahu kami dari Indonesia. Wajahnya tampak cerah. Kami juga senang, memperoleh pengalaman baru di situ.

Kami akhirnya menyambangi pulau Danau Tiberias (orang Yahudi menyebutnya Laut Galilea). Mungkin danau yang paling banyak berkurang volume airnya di dunia. Permukaan air danau yang lokasinya terendah sejagad itu, sekitar 210 m di bawah permukaan laut, dikabarkan sudah turun 16 m.

Berdiri di tanah berumput yang tadinya pinggiran Danau Tiberias dan terlihat kondisi muka air danau yang sudah menyurut.

Dalam kondisi normal, kedalaman maksimumnya mencapai 48 m. Luasnya tentu jauh berkurang, tidak lagi 166 km2. Pada 2017, Danau Tiberias mencapai level terendah dalam 100 tahun terakhir akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Sepuluh tahun lalu, danau yang memiliki cadangan air tawar terbesar di Israel tersebut mampu menyediakan air sebanyak 400 juta m3 per tahun. Kini kemampuannya merosot drastis, 30 juta-40 jt m3, tulis theguardian.com._

Mengeringnya Danau Tiberias, sumber utama air tawar untuk penduduk Israel, merupakan salah satu tanda mendekatnya hari kiamat. Danau itu mulai mengering pada 2012 dan diprediksi hanya bisa bertahan sampai 2022.

Surutnya air danau yang menjadi pertanda kiamat sudah dekat,  apalagi sebagian dasar danau yang mirip bukit kini sudah muncul ke permukaan. Nah, apa kita sudah siap menghadapi makin mendekatnya hari kiamat.?

 

 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)