ART & CULTURE

Indonesia Menari Demi Lestarikan Tarian Tradisional

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Indonesia Menari kembali hadir. Kehadirannya selalu dinanti-nanti para penari, komunitas tari hingga pecinta tari. Tahun ini, Indonesia Menari tampil beda. Perbedaannya mengajak generasi milenial untuk berpartisipasi menari sekaligus melestarikan tari tradisional apalagi digabungkan dengan tari modern.

Perbedaan lainnya kota penyelenggaran Indonesia Menari bertambah satu kota yakni Semarang. Jadi ada empat kota yakni Jakarta, Solo, Semarang dan Bandung yang digelar secara serentak pada 11 November 2018. Untuk Jakarta di Grand Indonesia Jakarta, juga 23 Paskal Bandung, Mall The Park Solo, dan Taman Indonesia Kaya Semarang. Koreografer Ufa Sofura Maulida dipercaya menciptakan koreografinya.

Setiap tahunnya, Indonesia Menari selalu menarik perhatian. Kegiatan yang rutin dilakukan sejak tahun 2012,menargetkan sekitar 4.500 peserta di 4 kota di Indonesia. Para peserta terdiri perorangan, berbagai komunitas generasi muda, sanggar tari, komunitas pecinta tari, sekolah dan universitas di Indonesia ini akan bersama-sama menari dan menunjukkan kemampuan mereka untuk memperebutkan total hadiah Rp 300 juta.

“Memang ada banyak permintaan dari para pecinta seni untuk menyelenggarakan Indonesia Menari di daerahnya dan itu merupakan suatu penghargaan bagi kami karena ternyata apa yang sudah kami lakukan di Jakarta juga menarik minat teman-teman dari daerah lain,” papar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian seperti dilansir laman indonesiakaya, Ahad (21/10/2018).

Tahun ke-7 penyelenggaraan Indonesia Menari ini, ditambah satu kota lagi: Semarang di Taman Indonesia Kaya yang baru diresmikan pada 10 Oktober 2018. Sejak pendaftaran Indonesia Menari 2018 dibuka, antusiasme masyarakat kian meningkat. “Kami harap Indonesia Menari 2018, semakin banyak menginspirasi masyarakat, khususnya generasi muda untuk mencintai ragam musik dan tarian daerah,” lontarnya.

Pendaftaran Indonesia Menari 2018 dibuka sejak 25 September 2018 di website www.indonesiakaya.com hingga 26 Oktober 2018 atau hingga target kuota terpenuhi. Pendaftaran ini gratis tanpa pungutan biaya dan terbuka untuk umum, baik bagi para peserta yang ingin mendaftarkan komunitasnya, maupun para peserta yang ingin mendaftar secara perorangan. Untuk pendaftar atas nama komunitas minimal membawa 5 orang peserta dan maksimal membawa 7 orang peserta.

Tidak ada rentang umur bagi peserta, selama masih bisa mengikuti koreografi Indonesia Menari 2018 dengan sempurna. Namun, bagi peserta anak-anak wajib ditemani oleh pendamping. Sedangkan untuk kostum tahun ini, seluruh peserta diwajibkan menggunakan tema etnik modern yang memberikan kebebasan bagi para peserta untuk menggunakan kreatifitas masing-masing selama tidak akan mengganggu peserta lainnya.

Indonesia Menari 2018 dilangsungkan dengan bentuk tarian massal koreografi yang menggabungkan beberapa gerakan tari tradisional nusantara dan tarian modern dengan durasi 4 menit yang diiringi musik aransemen Pongky Prasetyo yang menggabungkan lagu daerah dari Riau (Soleram), Kalimantan Selatan (Ampar-Ampar Pisang), Jawa Tengah (Cublak-Cublak Suweng), dan Papua (Yamko Rambe Yamko).

Tahun ini, Indonesia Menari 2018 dikonsep oleh Ufa Sofura yang telah menggeluti dunia tari sejak usia 17 tahun. Kecintaannya pada dunia tari membawanya mengikuti beberapa kursus tari singkat di luar negeri, seperti di Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman.

Ketekunannya pada dunia tari juga mengantarkannya meraih beragam prestasi dan memberikannya kesempatan untuk ikut serta dalam berbagai pentas tari, baik di dalam maupun luar negeri. Ia juga terpilih menjadi koreografer acara resepsi host country pertemuan tahunan 2018 International Monetary Fund (IMF) dan Kelompok Bank Dunia (World Bank) di Bali.

Penari yang memiliki nama lengkap Sofura Maulida ini memadukan gerakan tari tradisional dan mengemasnya secara modern. Para peserta dapat menyaksikan tutorial gerakan Indonesia Menari 2018 melalui www.indonesiakaya.com/indonesiamenari/2018/tutorial.

Tahun 2017, koreografer Rosmala Sari Dewi menggabungkan beberapa gerakan tari tradisional nusantara dan tarian modern seperti hip-hop, menghasilkan koreografi dengan durasi 4 menit. (EP)

Endy Poerwanto