Surabaya,bisniswisata.co.id: AJANG tabeltop Indonesia Inbound Tour Operator Association (IINTOA) Jawa Timur, mempertemukan 38 seller dari kalangan jasa hotel, atraksi wisata, operator wisata bahari, pengelola pusat informasi pariwisata daerah dan jasa pasar oleh-oleh dengan 59 buyer anggota IINTOA dan 11 buyer dari industri se Jatim.
Menurut Pengurus IINTOA-Jatim, Monas Tjahjono, target buyer dari member IINTOA 60 buyer, non member IINTOA 20 buyer. Untuk seller, target 60 seller dari seluruh penjuru Indonesia dengan mayoritas seller Jawa Timur.
“Event kan di Surabaya, berharap unggulan- unggulan baru dari beyond Surabaya muncul,” ungkap Monas.
Dibuka Ketua Umum IINTOA, Paul Edmundus Tallo (doktor) —yang dikukuhkan dalam Munas I, IINTOA, 16 Oktober 2022 untuk masa jabatan 2022-2025— acara tabel top diselenggarakan di Grand Ball Room Harris Hotel & Conventions Bundaran Satelit Surabaya, serangkaian Munas I IINTOA dilengkapi dengan program famtrips ke kawasan Pasuruan untuk memperkuat pemahaman buyer tentang kepariwisataan Jawa Timur.
Toko Baru
IINTOA tobel top, menurut tokoh pariwisata Jatim, Gondo Hartono ibarat toko baru buka, sedang memproduksi produk wisata sesuai pergeseran minat wisatawan, —setelah hampir tiga tahun “tersandra” prokes pandemi—. IINTOA selaku “tukang jahit” produk wisata dengan pasar berada diposisi beyond Indonesia, perlu terobosan kerjasama stake holder didalam negeri maupun di pasar wisatawan. Mengkurasi produk baru, mengemasnya, memperkenalkan dan mengundang pasar untuk melihat, menikmatinya.
Pasalnya, setiap negara di dunia baik tujuan wisata mau pun pemasok wisatawan (sebelum pandemi), saat ini dalam proses membangkitkan tradisi berlibur dan menjadi destinasi berlibur. Setiap negara mencanangkan untuk mendatangkan wisatawan ke negaranya, saat mulai membuka perbatasannya, berlomba menghapus pembatasan kunjungan sebagai dampak pandemi.
Sejumlah negara destinasi penyelenggara MICE, travel fair, travel mart kembali menggelar agenda- agenda yang tertunda secara face to face. Badan promosi pariwisata sejumlah negara siap mengikuti ajang “berkumpulnya” seller, buyer dan konsumen wisata dengan strategi baru memperkenalkan produk- produk unggulannya.
Didalam negeri, ungkap Gondo “toko baru” IINTOA mempertemukan seller dengan buyer baik retailer maupun whole seller dari dalam dan luar negeri luar negeri. Buyer selain menemu- ngenali produk lama, mereka mencari unggulan baru setiap destinasi, dan paket wisata yang ditawarkan.
Hotelier tidak hanya menawarkan produk umum kamar menginap, tetapi juga pemberdayaan produk- produk UMKM setempat untuk memenuhi kebutuhan operasional hotel bagi para tamu, seni budaya yang dapat dikemas para buyer bagi “tamu” —FIT mau pun group—.
Sebagai “toko baru” , IINTOA tidak saja menstandarkan buyer – anggota IINTOA—yang berkualitas, benar- benar usaha tour operator yang mendatangkan wisatawan beyond Indonesia ke Nusantara, meng- create pasar dan devisa bagi negara. Juga mengakurasi seller dengan produk- produk wisata yang menjawab kebutuhan pasar. Sementara pasar telah bergeser pada posisi traveller yang peduli lingkungan, penikmat produk “ramah lingkungan”, ungkap Rudy Prasetya, Managing Director PT Andalan Usaha Cemerlang (wholeseller).*