Salah satu stand milenial yang mengubah minyak jelantah menjadi bioavtur di booth 179, Halal Kulture 2024. ( Foto: bisniswisata.co.id)
Pameran Halal Kulture Market 2024 menargetkan kalangan gen z dan milenial. Halal Kulture Market digelar di ICE BSD, Tangeramg, Banten. Foto: Istimewa.
TANGSEL, bisniswisata co.id: Mumtaz Creative mempersembahkan Halal Kulture 2024 yang digelar di Hall 3-3A ICE BSD, pada 1-3 November 2024. Acara yang menargetkan 25.000 pengunjung ini bertujuan untuk menyebarkan kesadaran religi dan nilai-nilai muamalah bagi para muslim muda.
CEO Mumtaz Creative sekaligus ketua pelaksana Halal Kulture Market, Agung Paratama, mengatakan pameran ini menyasar segmen pasar muda, Gen Z dan milenial. Menurut Agung, perkembangan teknologi digital dan media sosial yang makin masif memberikan pengaruh besar bagi muslim muda untuk mengenal dan memperdalam agama.
“Tren inilah yang mendorong kami menghadirkan Halal Kulture Market untuk menjawab kebutuhan milenial dan Gen Z sekaligus juga memberikan preferensi bagi pelaku bisnis halal untuk lebih mengenal market mereka,” kata Agung seperti dilansir dari langit7.id saat pembukaan Halal Kulture Market di ICE BSD, Tangerang, Banteng, Jumat (1/11/2024).
Selain itu, tambah Agung, populasi milenial dan Gen Z adalah yang terbesar dari total penduduk. Ditambah, usia yang masuk kategori pekerja produktif dan daya beli yang tinggi.
“Saat ini populasi mereka yang terbesar, yakni 74,93 juta atau 27,94 persen dari total penduduk. Mereka tengah memasuki usia pekerja produktif dan memiliki daya beli yang terus meningkat,” ungkapnya.
Agung menyebut, pameran ini juga bertujuan untuk membangkitkan kegairah muslim muda hijrah serta mendorong bangkitnya jiwa entrepreneur untuk mengembangkan ekosistem halal.
“Kami berharap Halal Kulture Market ini bisa menjadi wahana yang menggerakan lahirnya ekosistem muslim muda dalam berbagai sektor ekonomi dan sosial ,” ungkap Agung.
Sementara, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi, menyebut Halal Kulture Market sejalan dengan program andalan Kadin dalam mendukung produk halal buatan lokal.
“Kami menyambut positif Halal Kultur karena selaras dengan concern kami dalam mewujudkan ekosistem produk halal di Indonesia. Kami optimis gelaran ini dapat melahirkan talenta-talenta muslim baru dalam dunia usaha di masa mendatang.” tutur Diana Dewi.
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar kedua di dunia setelah Pakistan, Indonesia seharusnya menjadi produsen utama dalam perkembangan industri halal di dunia. Namun sebaliknya, Indonesia masih mengalami ketergantungan dengan produk halal luar negeri.
Merujuk laporan Bank Indonesia menyatakan, Indonesia terutama Jakarta merupakan importir makanan halal terbesar ke-4 di dunia dan merupakan pasar bagi industri obat, kosmetik halal dan fashion syariah global.
“Jakarta memiliki potensi industri halal yang besar, baik di tingkat nasional maupun internasional. Melalui Halal Kulture, kami berkomitmen mendukung para pelaku usaha halal Jakarta untuk unjuk gigi sekaligus mendorong Jakarta untuk tak hanya menjadi pangsa pasar saja, namun juga diproyeksikan sebagai pemain utama industri halal dunia.” jelas Diana Dewi.
Diana Dewi kemudian menambahkan bahwa industrialisasi produk halal dapat menjadi salah satu solusi dalam mengantarkan Jakarta sebagai pusat industri halal dunia.
Untuk itu, Kadin DKI Jakarta bersinergi dengan berbagai pemangku kebijakan untuk percepatan pertumbuhan ekosistem industri halal di Jakarta.