STOCKHOLM, bisniswisata.co.id: Burger King siap memanjakan lidah para vegetarian di seluruh Eropa dengan menjual dua menu burger berbahan dasar sayuran. Raksasa restoran burger yang berkantor pusat di Miami, Florida, Amerika Serikat (AS), ini bergerak cepat meningkatkan penawaran alternatif dagingnya di seluruh dunia. Dua menu burgernya, Rebel Whopper dan Rebel Chicken King, telah masuk Swedia selama musim panas.
“Burger King sedang bersiap untuk mengumumkan perincian peluncurannya di seluruh Eropa,” ujar Jose Cil, CEO Restaurant Brands International Inc., induk Burger King, seperti dilansir melalui Bloomberg, Selasa (29/10/2019).
Pada Juni, Burger King mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan menu Rebel untuk pasar Swedia bersama Vivera, produsen produk-produk pengganti daging asal Belanda.
Pada September, Burger King juga mengatakan bekerja sama dengan Marfrig Global Foods SA dan Archer-Daniels-Midland Co guna memproduksi Rebel Whopper tanpa daging untuk Brasil.
Invasi di Eropa ini mengikuti langkah perusahaan memperkenalkan Impossible Whopper di Amerika Serikat, versi burger dengan daging berbahan dasar sayuran.
Impossible Whopper telah tersedia di lebih dari 7.000 gerai Burger King di AS. Menurut Restaurant Brands, Impossible Foods, yang memasok daging vegetarian untuk Impossible Whopper, tidak akan terlibat dalam produksi daging nabati untuk pasar Eropa.
Santapan dengan daging berbahan dasar sayuran telah berkembang semakin populer seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat pada kesehatan dan risiko dari industri peternakan.
Melonjaknya popularitas daging nabati menyebabkan rantai restoran mencari item menu baru. McDonald’s Corp saat ini menjual menu “P.L.T.” atau sandwich berisikan selada dan tomat, melalui kerja sama dengan Beyond Meat di Kanada.
McDonald’s juga menjual menu Big Vegan di Jerman, menggunakan patty yang diproduksi Nestle SA. Ada pula Carl’s Jr dan TGI Friday yang menjual Beyond Meat di Amerika mereka dan merek-mereka lain di luar negeri. Secara global, pasar daging alternatif kini diperkirakan mencapai nilai US$14 miliar, menurut Barclays. (ndy/Bloomberg)