ART & CULTURE

Buku Fotografi Perjalanan, RUTA 77

JAKARTA,bisniswisata.co.id: Hermandari Kartowisastro adalah sosok perempuan Indonesia yang sudah memasuki  usia lanjut dan mampu membuat hobinya menjadi kerja profesional yang baru baginya.

Rasa tidak puas dengan foto yang datar dan biasa biasa saja, membawa Hermandari akhirnya serius mempelajari teknik-teknik fotografi kepada para profesional beberapa tahun yang lalu atau sekitar awal tahun 2010. 

Diamengambil kursus fotografi baik secara privat dan mengikuti kelas di beberapa tempat. Selain kursus teori,  juga melakukan praktek di lapangan dengan hunting foto sendiri maupun berkelompok.

Hobi barunya ini yang membawanya ke berbagai tempat di tanah air dan mancanegara, selain juga mendukung hobi berpetualangnya seperti menyelam dan bertualang ketempat tempat eksotik di berbagai pelosok di Indonesia atau luar negeri.

Judul buku RUTA 77 ini berisi kumpulan foto-foto yang di ambil seorang Hermandari Kartowisastro atau biasa di panggil budhe Ndari saat menjelajahi Amerika Selatan sejak tahun 2016.

Pada usianya yang ke 77 tahun, sebuah buku foto lahir, berdimensi 31 x 23 cm, terdiri dari  212 halaman,  hardcover dan menggunakan dua Bahasa; Indonesia & Inggris (Billingual) diterbitkan oleh Red & White Publishing yang lahir berkaitan   memperingati hari ulang tahun fotografernya.

Ruta merupakan bahasa latin dari Rute (jalur) dan angka 77 menandai usia dari fotografernya, yang lahir di Banjarnegara, 13 November 1943. Buku yang berisi foto-foto perjalanan Hermandari Kartowisastro ini dikurasi oleh seorang fotografer profesional senior Beawiharta.

Cover buku RUTA 77 sangat eksklusif dan unik, menampilkan sosok laki laki tua berpakaian sederhana di salah satu negara Amerika Latin (Kuba) yang sedang berjalan sambil tertawa sendiri dengan latar belakang dinding yang berwarna warni yang jepret pada tahun 2016. 

Pemilihan jenis kertas dan designnya yang minimalis demakin membuat buku ini tampak sangat eksklusif.  Memasuki dalam isinya kita akan diajak berkelana ke Kuba, Patagonia, Salar de Uyuni to Falkland dan benua Antartika melalui visual fotografi yang disusun sangat teliti dan membawa orang yang membacanya akan merasa ikut didalam petuangan tersebut.

Dalam Pengantarnya budhe Ndari menceritakan:

Fotografi yang mengubah hidupkj.                            Ini buku yang sudah lama ada di dalam rencana  dan sesuai hasil jepretan karya saya saat menjelajahi Amerika Selatan sejak tahun 2016. Meski rencana satukan foto-foto itu lama tertunda karena kesibukan berjalan-jalan. Mungkin inilah waktu yang tepat, di usia yang menginjak 17 Seringkali, bukan kita yang paling tahu kapan waktu terbaik.

Jadi, inilah Ruta 77, dimana penukisnya juga berada 77 hari di Amerika Latin dan Antartika. Malang tak dapat ditolak, pandemi mengurung kita. Tetapi, kejadian ini memberi saya waktu untuk kembali melihat foto-foto dari sekumpulan perjalanan yang menawan hati. Perjalanan ke sudut-sudut terindah di Amerika Latin. Havana, Vinales. San Diego del Valle. Trinidad dan Santa Clara di Kuba, 2016.

Patagonia yang berpijak di dua negara yang berbatasan, 2017: Perito Moreno Glacier dan Mount Fitzroy di Argentina, lalu Lake Pehoe. Grey Lake. Grey Glacier dan Torres del Paine di Chile. Salar de Uyuni di Bolivia hingga Kepulauan Falkland, Argentina, di selatan Atlantik, 2018.

Kegagalan yang tidak diharapkan, tetapi berbuah pengalaman tak disangka-disangka,menjelajahi sebuah kepulauan yang ternyata meninggalkan kesan cukup dalam.

Kegagalan itu pula yang akhirnya membawa kami ke Ushuaia, Argentina pada tahun 2019, untuk menyeberangi Drake Passage, perairan yang menghubungkan Samudera Atlantik dan Pasifik hingga sampai di Benua Antartika.

“Hobi fotografi ini sungguh menolong, karena tidak terbayang kalau diusia sekarang ini tidak punya hobi dan banyak teman. Bayangkan, apalagi diwaktu pandemi seperti ini. Saya beruntung punya foto foto yang bisa saya periksa dan susun kembali…” ujar beliau.

Usia tidak membatasi gerak apabila kita punya hobi dan membawanya dengan hati senang dan gembira. Nahh tunggu apalagi.., tidak ada alasan untuk segera memiliki buku ini yang bisa dipesan di beberapa situs online.

 

Anton Bayu Samudra

Fotografer Senior, Advokat PERADI. Terlibat aktif dalam beberapa organisasi sosial dan budaya serta pendampingan masyarakat di beberapa daerah, seperti Asmat Fotografi, Journalist Divers Indonesia, tim redaksi Majalah MATA, dan Komunitas Indonesia Sosial Dokumenter (ISDC).