Anisa Syafitri di Mini Expo Tashkent
TASHKENT, Uzbek, bisniswisata.co.id: Panas terik menyengat tak membuat Anisa syafitri meneduh di pusat pendidikan Madrasah yang dibangun berabad-abad lalu di Tashkent, ibukota negara Uzbekistan yang baru kali ini dikunjunginya.
Sebuah kota dengan dua bagian – yang lama dan yang baru – Tashkent menawarkan kesempatan tanpa batas untuk menjelajahi dan membenamkan diri dalam kekayaan budaya dan gaya hidup Uzbekistan, negara yang terkurung daratan terbesar di Asia Tengah.
Apalagi obyek wisata yang dikunjungi siang itu memiliki kemegahan arsitektur dengan seni keramik di dindingnya yang menjadi harta karun seni. Rombongan Halal Beyond Borders ( HBB) 2023, delegasi RI datang melakukan penetrasi pasar pariwisata dan indystri kreatif ke negara yang jarang dijelajahi wisatawan Indonesia ini termasuk Nur Asia Uno, istri Menparekraf Sandiaga Uno.
Anisa, si gadis kelahiran Batusangkar 11 mei 1995 yang tengah mengagumi kompleks Hazrati Imam yang populer disebut Khast-Imam itu tidak pernah melepaskan tas coklat segi empat berlapis warna karung goni bertuliskan Boemboe Mandhe di pundaknya.
Akhirnya dia berjalan cepat dan menghampiri “Bunda-bunda tolong endorse dong produknya Nisa ya,” ujar Anisa Syafitri sambil menyerahkan kemasan bumbu ke masing-masing tangan kami dari tas goninya itu. Dengan cepat bumbu instant dalam kemasan sudah berpindah tangan, Nur Asia dan saya langsung pasang aksi di depan kamera bergantian dengan sang produsen bumbu ini.
Puas ‘nodong’ istri menparekraf, dia kembali hunting sambil menikmati keindahan yang ada lalu mengajak teman-teman UMKM untuk shalat dhuhur bersama. Ah rancak bana gadis ini ditengah kesibukan tetap ingat kewajibannya bersujud pada sang Rabb. Alhamdulilah….
Anisa dan Boemboe Mandhe merupakan UMKM asal Batusangkar, Sumatra Barat yang berdiri sejak tahun 2014. Boemboe Mandhe hadir membawa kekayaan rempah dalam berbagai variasi bumbu masakan khas Padang.
UMKM satu ini memberi kemudahan bagi siapapun dan di manapun untuk dapat menikmati cita rasa olahan Padang, melalui kemasan praktis dan efisien. Seluruh produknya berasal dari rempah terbaik perkebunan alam Sumatra Barat yang terkenal subur dan berlimpah ruah rempahnya.
“Terbuat dari resep racikan turun temurun dari leluhur, pengolahan Boemboe Mandhe tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna, maupun perasa buatan,” ujar gadis yang dijuluki calon mantu ini saat rombongan menggelar konferensi, mini expo sekaligus speed networking di International Hotel Tashkent.
Bersama Dubes RI di Uzbekistan Sunaryo K dan para tamu undangan serta UMKN binaan BI
Bahasa promosinya masih terus mengalir dan menjelaskan ada 14 varian bumbu, yakni bumbu rendang, bumbu serbaguna, bumbu soto, bumbu sate, bumbu bakar, bumbu gulai ayam, bumbu gulai ikan, bumbu cancang, bumbu opor, bumbu asam pedas, bumbu ayam kecap, bumbu ayam goreng, dan bumbu itiak lado hijau koto gadang.
Bumbu praktis ini bisa menjadi solusi ketika ingin memasak berbagai olahan. Apalagi, saat bepergian ke luar negeri, produk dari UMKM ini bisa mengobati kerinduan akan cita rasa nusantara. Itu sebabnya banyak dicari wisatawan dari negara tetangga Malaysua, Singapura, Brunei serta diaspora Indonesia dar mancanegara.
“Alhamdulilah produknya terus berkembang dan kami memasarkan produknya ke seluruh nusantara bahkan mancanegara, seperti Arab Saudi, Kuwait, Jepang, Korea, Australia, selain negri jiran Malaysia tadi,” kata Anisa.
Sore itu dia mulai kewalahan menerima kunjungan pebisnis lokal yang berdatangan ke mejanya sambil sibuk minta foto bersama Anisa. Alamak! tiba-tiba jadi selebgram nih, bisa viral Boemboe Mandeh!. Anggota rombongan jadi paham mengapa Anisa jadi bergelar calon mantuku…
Hidangan siap saji
Boemboe Mandhe merupakan (IKM) Industri Kecil Menengah yang bergerak dibidang kuliner. Spesifiknya memproduksi bumbu instan khas masakan minang/ padang siap saji dengan 14 varian bumbu dan memproduksi berbagai masakan minang yang sudah siap saji sehingga dapat mempermudah setiap konsumen dalam menyajikan/ menghidangkan masakan untuk orang orang tersayang.
“Setiap produk yang kami hasilkan 90% menggunakan bahan lokal dari hasil perkebunan,pertanian alam Sumatera Barat dan kolaborasi dengan petani lokal,” rincinya.
Tidak hanya itu setiap produk yang dihasilhkan diolah secara Higenis dengan standar CPPOB (Cara pengolahan pangan olahan yang baik) sehingga produk yang dihasilkan terjamin keamananya,bermutu, dan layak untuk dikonsumsi.
Sebagai CEO dari Boemboe Mandhe sejak tahun 2017 saat masih berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar. Mewarisi ilmu memasak langsung dari ibundanya atau Mandhe, Anisa merintisnya berawal dari kesenangan memasak dan begitu cintanya dengan masakan Padang.
“Dalam mengembangkan usaha kekuarga ini saya juga terinspirasi ketika melihat betapa banyaknya ibu-ibu di zaman sekarang yang sibuk, sehingga tidak mau repot dan tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan bahan disaat hendak memasak atau menghidangkan masakan,”
Oleh karena itu munculah ide untuk meracik bumbu instan untuk memberi kemudahan dan solusi terhadap keluhan ibu’ dizaman yang serba instan dan praktis ini dalam memasak.
“Berawal dari usaha rumahan yang bermodalkan hanya Rp.350.000 dan bantuan dari sang Ibu dalam meracik bumbu akhirnya saya memutuskan memberi Brand Boemboe Mandhe yaitu bumbu yang diracik dengan resep Ibu untuk usaha ini.
Di awal berdiri pemasaran produk hanya melalui suadara, teman teman, dan tentangga namun saat ini Boemboe Mandhe sudah bisa mendistribusikan produk menembus pasar Nasional seluruh wilayah Indonesia, bahkan Internasional, seperti Saudi Arabia, Qatar, Kuwait, England, USA,koresa, Belanda, Jepang, Hungaria, Australia, Thailand, Malaysia dan singapura.
” Di bawah binaan Bank Indonesua, berawal dari dapur rumah alhamdulillah kini Boemboe Mandhe sudah memiliki rumah produksi yang bisa menampung kapasitas produksi 15 ton -20 ton/bulan dan telah mengantongi Izin BPOM dan sertifikasi Halal,” kata Anisa.
Hasil HBB 2023
Di saat mini expo berlangsung, ada hal menarik yang Anisa temui ketika menawarkan bumbu untuk memasak ikan kepada pengunjung lokal yang rata- rata’ menolak & mengatakan lebih suka Daging/Ayam
Setelah melakukan pengamatan & penetrasi pasar hal tersebut mungkin juga dipengaruhi oleh letak geografis Uzbekistan yang jauh dari Lautan sehingga mereka lebih suka mengkonsumsi daging sapi, kambing dan daging ayam untuk konsumsi sehari-hari, ungkapnya.
“Dari 14 varian bumbu yang kami Promosikan, kami melihat peluang untuk beberapa bumbu yang bisa dilanjutkan dipasarkan/diekspor ke Uzbek. Hal ini dilihat dari antusiasnya warga uzbek dalam membeli bumbu pada saat mini expo,”
Dia membawa 60 piece bumbu dengan berat masing-masing 300gr. Tidak disangka 54 pcs bumbu habis terjual. varian bumbu’ yang laku terjual dan sangat diminati adalah bumbu Rendang, Bumbu soto padang, Bumbu Sate Padang, Bumbu Bakar, Bumbu nasi goreng, Bumbu ayam goreng, bumbu opor, dan Bumbu ayam kecap ( Berbeque).
Kenapa bumbu’ tersebut sangat diminati? Ternyata sangat cocok dengan kebiasaan masyrakat Uzbekistan yang sangat senang mengkonsumsi daging & tidak suka masakan pedas. “Memang bumbu yang terjual adalah bumbu yang semuanya bisa diolah untuk memasak daging & memiliki cita rasa tidak pedas, sehingga mereka sangat tertarik untuk mencoba,” kata Anisa.
Puas dengan kunjungan penetrasi pasar ke Uzbekistan Anisa juga ingin wisatawan Uzbekistan berkunjung ke Sumatra Barat terutama kampung halamannya Batu Sangkar sehingga frekwensi penerbangan langsung Tashkent-Jakarta yang baru seminggu sekali setiap Rabu bisa terus di tingkatkan.” Ayo kita berkolaborasi dan bersinergi bersama,” katanya bersemangat.