LONDON, bisniswisata.co.id: Para peneliti menganalisis data dari UK Biobank, database biomedis dan sumber penelitian yang besar. Berdasarkan penelitian, lebih dari 100.000 orang menggunakan akselerometer untuk melacak pergerakan mereka selama seminggu.
Dilansir dari wionews.com, orang yang melakukan olahraga yang direkomendasikan di akhir pekan juga memiliki risiko rendah terkena penyakit jantung, kegagalan, dan stroke, serupa dengan mereka yang berolahraga sepanjang minggu, menurut sebuah penelitian.
Hasil yang diperoleh para peneliti dari studi besar tentang “pejuang akhir pekan” terhadap mereka yang berolahraga secara teratur menunjukkan bahwa waktu berolahraga tidak terlalu penting dibandingkan jumlah aktivitas dalam hal kesehatan jantung, sesuai laporan yang diterbitkan. pada hari Selasa di jurnal JAMA.
“Temuan kami menunjukkan bahwa kemungkinan besar durasi total aktivitas sedang hingga berat, bukan polanya, adalah hal yang paling penting dalam risiko kardiovaskular,” kata penulis utama studi, Shaan Khurshid, MD, MPH, ahli elektrofisiologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan seorang instruktur di Harvard Medical School di Boston.
“Hasilnya, aktivitas yang lebih terkonsentrasi tampaknya menghasilkan pengurangan risiko serupa dengan aktivitas yang lebih merata,” kata Dr Khurshid.
Para peneliti menganalisis data dari UK Biobank, database biomedis dan sumber penelitian yang besar. Berdasarkan penelitian, lebih dari 100.000 orang menggunakan akselerometer untuk melacak pergerakan mereka selama seminggu.
“Kami menemukan bahwa pola aktif teratur dan pola prajurit akhir pekan dikaitkan dengan penurunan risiko serangan jantung, gagal jantung, fibrilasi atrium, dan stroke yang sangat mirip,” kata penulis utama studi Dr Shaan Khurshid.
Dia staf ahli elektrofisiologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Rumah Sakit Umum Massachusetts. instruktur kedokteran di Harvard Medical School di Boston.
Para peneliti saat mengamati gagal jantung, menemukan bahwa risikonya masing-masing 38% dan 36% lebih rendah pada mereka yang berolahraga di akhir pekan dan yang lebih rutin berolahraga.
“Aktivitas fisik yang terkonsentrasi dalam satu hingga dua hari dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah jika dibandingkan dengan aktivitas yang lebih teratur,” tulis para penulis dalam jurnal Jama.
Kini para peneliti berencana untuk menyelidiki apakah pola dan rutinitas olahraga menunjukkan hasil serupa untuk penyakit lain. “Hasil kami juga dapat memotivasi penelitian di masa depan mengenai intervensi aktivitas fisik yang dilakukan secara terkonsentrasi, yang mungkin lebih praktis dan efisien,” kata Ellinor.