TOKYO, bisniswisata.co.id: Dapatkah Anda membayangkan hampir dua juta orang, semuanya dengan satu tujuan bersama, berkumpul di satu tempat suci? Itulah kisah luar biasa Haji 2025, sebuah acara yang benar-benar mengagumkan yang baru saja berakhir di Arab Saudi.
Antara tanggal 4 Juni dan 9 Juni, Kerajaan itu membuka pintunya, dengan hangat menyambut 1.673.230 jemaah haji dari setiap sudut planet kita. Itu adalah pertunjukan iman, persatuan, dan prestasi organisasi yang luar biasa.
Pikirkanlah: wajah-wajah dari lebih dari 150 negara, berbicara dalam banyak bahasa, namun semuanya bersatu dalam pengabdian mereka untuk memenuhi salah satu pilar paling mendasar Islam. Itu adalah pemandangan yang merendahkan hati, bukan?
Dari jumlah yang mengejutkan itu, lebih dari 1,5 juta orang datang dari luar Arab Saudi, setelah melakukan perjalanan melintasi lautan dan benua, didorong oleh panggilan spiritual yang mendalam.
Sebanyak 166.654 orang sisanya adalah peziarah domestik – warga Saudi dan penduduk – yang semuanya melakukan ziarah unik mereka sendiri.
Sangat menarik untuk melihat rinciannya juga: 877.841 pria dan 795.389 wanita, sebagaimana dibagikan oleh Otoritas Umum Statistik (GASTAT). Kelompok yang beragam ini menggarisbawahi daya tarik universal dan jangkauan perjalanan suci ini.
Melampaui Angka: Sentuhan Manusiawi dalam Perencanaan Haji
Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana sebuah negara dapat menyelenggarakan pertemuan yang sangat besar dan beragam dengan begitu lancar?.
Sebenarnya, diperlukan upaya yang luar biasa, pandangan ke depan, dan komitmen yang mendalam terhadap kenyamanan dan keselamatan setiap individu. Persiapan Arab Saudi untuk haji 2025 sangat cermat, terasa seperti tuan rumah yang berdedikasi yang menantikan tamu.
Mengutamakan Kesejahteraan:
Bayangkan membutuhkan perawatan medis di tengah kerumunan yang begitu besar. Pemerintah Saudi mengerahkan lebih dari 50.000 tenaga kesehatan dan secara signifikan meningkatkan fasilitas medis, membuka tujuh rumah sakit baru dan memperluas perawatan darurat hingga 60%. Ini tentang memastikan bahwa setiap jemaah merasa diperhatikan.
Keselamatan Pertama: Mengelola jutaan jemaah memerlukan pengendalian kerumunan yang cerdas dan tindakan yang ketat. Hanya mereka yang memiliki visa atau izin haji resmi yang diizinkan masuk ke Mekkah selama haji, menciptakan lingkungan yang lebih aman.
Dan tentu saja ada alasannya – misalnya, larangan sementara bagi anak-anak di bawah usia 12 tahun merupakan keputusan yang bijaksana, melindungi mereka dari panas yang menyengat dan kerumunan yang padat.
Mereka bahkan memanfaatkan teknologi canggih seperti pesawat nirawak bertenaga AI, termasuk “Saqr” (Elang) untuk pemantauan waktu nyata, memastikan respons cepat terhadap situasi apa pun.
Teknologi sebagai Tangan Penolong: Haji tahun ini benar-benar merangkul inovasi untuk meningkatkan pengalaman para peziarah. Platform Nusuk menjadi alat yang sangat berharga, menyederhanakan segalanya mulai dari pengajuan visa hingga pemesanan paket perjalanan.
Bayangkan memiliki “Asisten Pengayaan Cerdas” di Masjid Nabawi atau mendengarkan khotbah Arafah yang diterjemahkan langsung ke dalam 35 bahasa! Ini lebih dari sekadar gawai teknologi; ini adalah jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam dan hubungan spiritual.
Pergerakan yang Mudah: Dari penanganan bagasi melalui “Inisiatif Rute Makkah” hingga solusi transportasi cerdas yang dikoordinasikan oleh Pusat Panduan Bus Makkah, fokusnya adalah pada perjalanan yang lancar dan bebas stres. Lebih sedikit kekhawatiran logistik berarti lebih banyak fokus spiritual bagi para peziarah.
Mengatasi Panas: Mengetahui tantangan dari panasnya musim panas, pihak berwenang secara proaktif memperluas area teduh hingga 50.000 meter persegi dan memasang lebih dari 400 unit pendingin.
Para peziarah juga diberikan saran praktis tentang cara tetap sejuk dan terhidrasi – hal kecil yang membuat perbedaan besar.
Pelaksanaan haji 2025 yang sempurna bukan hanya momen sesaat; ini adalah bagian penting dari visi besar Arab Saudi untuk masa depan, Visi 2030.
Rencana ambisius ini tidak hanya tentang diversifikasi ekonomi; ini berakar kuat dalam meningkatkan kualitas hidup warga negaranya dan, secara mendalam, memperkaya perjalanan spiritual bagi umat Islam di seluruh dunia.
“Program Pengalaman Haji,” elemen utama dari Visi 2030, adalah tentang membuat Dua Masjid Suci lebih mudah diakses dan seluruh ziarah lebih mendalam.
Investasi signifikan Arab Saudi dalam infrastruktur, teknologi, dan layanan dengan jelas menunjukkan aspirasinya untuk menjadi tujuan global terkemuka untuk wisata religi, yang bertujuan untuk menyambut 30 juta jemaah haji dan umrah setiap tahunnya pada tahun 2030. Ini adalah pernyataan komitmen yang kuat.
Meskipun haji pada dasarnya adalah ziarah spiritual, kontribusi ekonominya bagi Arab Saudi sangat besar. Ini adalah sumber pendapatan terbesar kedua Kerajaan setelah minyak, menghasilkan sekitar US$10-15 miliar per tahun, dengan Umrah menambahkan US$4-5 miliar lagi.
Peningkatan berkelanjutan di bawah Visi 2030 ditetapkan untuk lebih tingkatkan sektor vital ini, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih luas.
Saat gaung Haji 2025 mulai memudar, Arab Saudi berdiri sebagai bukti dedikasi yang mendalam. Mereka tidak hanya memfasilitasi perjalanan spiritual bagi jutaan orang tetapi juga telah menetapkan tolok ukur baru untuk manajemen ziarah global.
Komitmen mereka yang teguh terhadap inovasi, keselamatan, dan kenyamanan memastikan bahwa perjalanan suci ini tetap menjadi pengalaman yang dapat diakses, mendalam, dan benar-benar tak terlupakan bagi generasi mendatang.
Dengan persiapan untuk Haji 2026 yang sudah berlangsung, jelas bahwa ini adalah misi yang berkelanjutan dan sangat terasa.










