NASIONAL

2018, Target Investasi Pariwisata US$ 2 Milyar Optimis Tercapai

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Peluang bisnis dan investasi pariwisata masih menjanjikan. Pemerintah meyakini perekonomian Indonesia ditopang pendapatan dari sektor pariwisata, yang kini jadi unggulan. Apalagi masuknya pendapatan tak lepas dari jumlah investasi yang masuk.

Sepanjang 2018, target investasi sektor pariwisata ditetapkan US$ 2 milyar. Target itu optimis tercapai mengingat investor asing sangat tertarik dengan perkembangan kemajuan pariwisata di Indonesia yang meningkat drastis, lontar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman kepada Bisniswisata.co.id saat buka puasa di Hotel Red Top Pecenongan Jakarta, Senin (04/06/2018) petang.

Optimis lainnya, sambung Dadang, jumlah investasi sektor pariwisata sepanjang 2017 mengalami pertumbuhan hingga 20 persen per tahun dan khusus tahun 2017 meningkat dengan capaian 37 persen atau sebesar US$ 1,7 miliar dibandingkan pada tahun 2016.

Pencapaian investasi sebesar US$ 1,7 miliar terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) US$ 1,6 miliar dan sisanya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Untuk investor PMA terbesar berasal dari Timur Tengah, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Taiwan, Malaysia, Australia, Tiongkok, Inggris, India dan Rusia.

“Sebagian besar berinvestasi pada hotel berbintang, akomodasi dan taman rekreasi dengan lokasi terbanyak di Bali, Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta. Sedangkan investor PMDN lebih variatif selain berinvestasi di hotel berbintang juga pada usaha taman bertema serta kegiatan hiburan dan rekreasi dengan lokasi terbanyak di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” paparnya.

Diakui, investasi menjadi salah satu program prioritas yang dijalankan pemerintah sehingga Presiden Jokowi selalu mengingatkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat merangkul semua sektor, termasuk pariwisata.

Target investasi pariwisata tahun 2019 ditujukan untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas yang membutuhkan total investasi US$ 20 miliar yang terdiri atas investasi untuk infrastruktur publik sebesar US$ 10 miliar dan investasi untuk infrastruktur privat sebesar US$ 10 miliar.

Dalam rapat terbatas dipimpin Presiden Joko Widodo mengatakan, ada dua sektor yang investasinya paling berpeluang tumbuh pesat di tahun ini, yaitu pariwisata dan e-commerce. “Karena Pariwisata dianggap punya keunggulan mengingat mayoritas berada di sektor jasa. Selain itu, pariwisata merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan menyentuh hingga ke level paling bawah masyarakat,” ucapnya.

Bukan hanya itu, lanjut dia, tiap tahun performa pariwisata Indonesia terus menanjak. Grafiknya sangat kontras bila dibandingkan komoditas lain, seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit terus merosot. “Hasilnya cepat, dampak lapangan kerjanya cepat, dan pengahasilannya cepat. Devisanya jalan,” ungkap Dadang.

Melalui branding Wonderful Indonesia, peringkat daya saing pariwisata Indonesia di dunia sendiri terus naik. Setelah melompat tajam dari ranking 70 pada 2013 menjadi ranking 50 pada 2015, indeks daya saing Indonesia kembali melesat naik 8 peringkat ke peringkat 42 pada 2017. Data ini diambil berdasarkan laporan resmi World Economic Forum.

Sektor pariwisata Indonesia sendiri diproyeksikan mampu menyumbang produk domestik bruto sebesar 15 persen, Rp 280 triliun untuk devisa negara, 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, 275 juta perjalanan wisatawan nusantara dan menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019.

Lebih jauh, sektor pariwisata diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh negeri ini. “Pariwisata akan mampu memutus rantai kemiskinan, pengangguran, juga kesenjangan dengan cepat dan tepat. Saya optimistis pariwisata menjadi core economy negara ini ke depan,” sambungnya. (NDY)

Endy Poerwanto