Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi ( tengah) di sambut Bupati Karang AsemI Gusti Ayu Mas Sumatri. (Foto: Sigit/Humas Kemendes PDTT)
BALI, bisniswisata.co.id: Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi meminta Kepala Desa (Kades) agar melibatkan peran serta anak muda dalam setiap melakukan pembangunan desa.
Berbicara dalam kunjungan kerja ke Desa Wisata Jungutan, Karang Asem, Bali, Sabtu lalu, Budi Arie Setiadi minta agar Kepala Desa setempat selalu libatkan anak muda yang memiliki segudang inovasi yang harus diapresiasi dan didukung.
” Jangan sampai pemuda desa merasa tidak diapresiasi dan akhirnya memilih merantau ke kota. Anak-anak muda di desa jangan sampai ke kota atau bekerja di tempat lain, tapi harus kita pertahankan di desa tersebut supaya bisa menjadi pendorong kemajuan desa,” kata Budi Arie.
Lebih lanjut, dia berpesan kepada para Kepala Desa agar memberikan kesempatan kepada anak-anak muda, terlebih desa di Bali memiliki potensi wisata yang sangat bagus dan memerlukan ide kreatif pemuda.
“Berdasarkan pengalaman selama berkunjung ke desa-desa, mayoritas penggerak desa maju adalah pemuda khususnya di sektor desa wisata. Sebaliknya, desa yang tidak berkembang karena ditinggalkan oleh pemudanya,” jelasnya.
Bupati Karang Asem, I Gusti Ayu Mas Sumatri pada kesempatan itu memperkenalkan potensi Desa Jungutan sebagai desa wisata di Samsara Living Museum, di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem.
Selain Wamendes, hadir juga dalam acara tersebu Direktur SDA Kawasan Perdesaan Kemendes, Mulyadina Malik, Direktur Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal Kemendes, Rafdinal,
Wamendes dan rombongan disambut dengan kesenian Tradisional ”NGONCANG” dan Penerapan ProtokoI Kesehatan Berbasis Kearifan Lokal.
Dia juga menyaksikan penandatanganan Mou antara Kepala Desa Jungutan Made Wastika dengan PT. Sekar Menuh Eventama Putu Naidra Kayuana Winaya tentang Pengembangan Desa Jungutan sebagai Desa Digital.
Bupati Mas Sumatri, dalam sambutannya menyampaikan Desa Jungutan, Bebendem, memiliki potensi unggulan salak dan view alam yang sangat menarik dengan bentangan pegunungan dan perbukitan.
Desa ini berada dalam satu kawasan dengan Desa Sibetan yang juga sebagai penghasil salak. Jika dikembangkan sebagai suatu kawasan pedesaan, tentunya bisa menjadi suatu wisata alternatif wisata alam di Karangasem.
“Untuk mendukung pengembangan kawasan pedesaan ini, sangat diperlukan dukungan sumber pendanaan dari Kementerian Desa PDTT RI. Semoga ini bisa memberikan solusi atas berbagai permasalahan pembangunan di Karangasem yang semakin kompleks,” kata Bupati Mas Sumatri.
Budi Arie mrnjelaskan bahwa Presiden RI Joko Widodo sudah menggelontorkan dana cukup besar untuk desa. Dia bersyukur Bali, sedikit ada desa yang tertinggal, dan khususnya Karangasem. Tapi justru desa-desanya memiliki banyak potensi dengan keindahan alamnya.
Demikian pula dalam upaya mengembangkan potensi desa, seperti Desa Jungutan, harus didorong untuk terus berkembang dan maju terutama sumberdaya manusia harus bergerak penuh dalam pembangunan.
” Kemajuan desa harus didukung oleh anak mudanya. Kalau anak mudanya pergi untuk mencari kerja keluar desa, itu yang perlu dipertanyakan. Berarti desanya belum maju,” tegasnya.
Pihaknya juga sedang menggerakan petani muda di Indonesia. Petani muda harus didorong agar kembali ke sektor pertanian. Tentu saja petani muda Indonesia tidak sama seperti petani dulu. Kehidupan ke depan akan semuanya organik. Produk organik menurutnya semua menyehatkan.
“Desa yang mempunyai inovasi dan kreatif adalah desa yang mempunyai anak muda yang ikut serta didalamnya. Oleh karena itu anak muda di desa jangan sampai mencari kerja ke kota,” tutup Wamendes.