DENPASAR, bisniswisata.co.id: Sate daging sapi, ayam, atau kambing sudah lumrah ditemui di pinggir jalan atau restoran dimana saja. Tapi, bagaimana dengan sate susu. Kelihatanya unik, menarik dan aneh memang. Namun tidak aneh bagi masyarakat Muslim Bali di kawasan Kampung Jawa, Wanasari, Kota Denpasar yang memiliki ragam sajian kuliner khusus, bahkan selalu diburu jelang berbuka puasa.
Di depan Masjid Baiturahman, Wanasari, Kampung Jawa, Denpasar. Juga sate susu ada di daerah kampung Kepawon Denpasar, setiap bulan suci Ramadhan berubah menjadi pasar dadakan. Di kampung yang mayoritas dihuni warga Muslim itu, sebagian pedagang menjual berbagai jenis menu untuk berbuka puasa. Bahkan, banyak menyajikan sajian kuliner khusus untuk berbuka, salah satunya sate susu.
“Banyak warga Muslim Bali yang mencari sajian kuliner untuk berbuka puasa seperti sate susu sapi, karena alasan tertentu, ya mungkin namanya agak lucu masak susu bisa menjadi sate, juga sensasi rasanya memang beda. Dan kuliner sate susu memang disajikan saat bulan puasa. Sate susu sudah puluhan tahun ada,” kata penjual sate susu, Rahmad.
Selain itu, warga Muslim Bali percaya sate susu itu dapat menghangatkan tubuh. Tidak hanya menjual menu sate susu yang berbahan dasar dari daging sapi, namun ia juga menjual beragam sate lainnya, seperti sate usus sapi dan sate sumsum.
“Sate susu setiap harinya selalu habis terjual. Rata-rata pembeli bisa memesan 30-50 tusuk. Kalau sate lilit, harga per-tusuk hanya Rp 1.000, sedangkan untuk sate susu saya jual per-tusuk Rp 2.000,” katanya.
Sate susu memiliki karakteristik kenyal, gurih, dan berbentuk persegi. Sate susu ini berbahan daging susu sapi direbus terlebih dahulu selama tiga puluh menit agar mengeras sehingga mudah untuk dipotong-potong. “Kalau susu sapi dari pasar itu enggak bisa diiris jadinya direbus dulu,” jelasnya.
Sate susu dilumuri bumbu sebelum dipanggang. Bumbu khusus ini dibuat dengan macam rempah di antaranya laja, sirih, bawang merah, dan bawang putih dicampur gula dan garam. “Bumbu ini fungsinya biar dagingnya empuk,” ucapnya.
Setelah dilumuri bumbu, daging ditusuk dengan lidi kemudian dipanggang. Seteleh matang, sate dilumuri saus kacang dan kecap. Jeruk dan sambal disajikan terpisah.
Sate susu tidak menandung lemak atau pun kulit sehingga penikmatnya bisa puas menikmatinya. Sate susunya yang pada dasarnya gurih menjadikan sate ayam dan sapi semakin sempurna saat disantap bersamaan untuk berbuka. “Penikmat sate susu bukan hanya orang muslim yang berpuasa, namun juga warga Bali lainnya ikut menikmati karena sate susu ini cuma ada pada bulan Ramadhan saja.
Pasar dadakan di Kampung Jawa itu juga menjual berbagai sajian berbuka puasa, seperti nasi campur, es kolak, es campur, es buah, camilan, dan sebagainya. (NDY)