KUPANG, bisniswisata.co.id: Jumlah kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Kelimutu mulai mengalami peningkatan dari biasanya 250 orang menjadi 489 orang per hari. “Jumlah pengunjung sudah mulai terlihat mengalami peningkatan tetapi itu belum terlalu signifikan jumlahnya,” ungkap Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu Agus Sitepu saat dihubungi dari Kupang, Selasa (12/6/2018).
Dilanjutkan, kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke danau tiga warna di Kabupaten Ende yang menjadi daya tarik wisatawan nusnatara maupun mancanegara itu terjadi pada Senin (11/6), dengan rincian terdiri dari 383 wisatawan domestik, 60 orang wisatawan mancanegara dan pelajar berjumlah 46 orang.
“Jumlah itu dipastikan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan, karena puncak kunjungan wisatawan akan terjadi pada tanggal 14 Juni hingga 18 Juni yang diperkirakan per harinya kunjungan wisatawan akan mencapai 3.000 pengunjung,” tuturnya seperti dilansir laman Antara.
Jika dikalkulasikan jumlah kunjungan dari sejak tanggal 1-10 Juni ia mengatakan jumlahnya mencapai 2.437 orang, yang terdiri dari wisatawan domestik 2.086 orang dan mancanegara mencapai 351 orang.
Pihaknya yakin jumlah kunjungan wisatawan akan terus meningkat pada bulan Juni ini dan akan mencapai 15 ribuan atau meningkat dibandingkan pada Juni 2017 yang mencapai 14.483 wisatawan.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pengunjung saat ini pihaknya sudah membuat posko bersama yang puncaknya akan bertugas 55 petugas pada tanggal 14-18 Juni 2018.
Posko yang dibangun itu dijaga oleh personel terdiri dari ASN Balai TN Kelimutu, anggota TNI, Polri serta masyarakat sekitar. Tugas mereka adalah menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan serta keselamatan pengunjung. “Posko yang dibangun juga bertujuan untuk mengantispasi lonjakan jumlah pengunjung yang diperkirakan mencapai 10-15 persen,” ujarnya.
Taman Nasional Kelimutu tak hanya menyajikan Danau Kelimutu, yang unik dan hanya ada di Indonesia. Ternyata,daya tarik utama Taman Nasional Kelimutu juga menyimpan beragam potensi wisata menarik lainnya.
Taman Nasional Kelimutu mencakup luas wilayah sekitar 5.356,50 ha yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.679/Kpts-II/1997, Tanggal 10 Oktober 1997. Taman nasional ini merupakan yang terkecil dari enam taman nasional di kawasan Bali dan Nusa Tenggara.
Secara administratif lokasinya berada di 3 kecamatan, yaitu: Kecamatan Detsuko, Kecamatan Wolowaru, dan Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Meski luasnya terbilang kecil tetapi taman nasional dengan bentang alamnya yang unik dan indah ini menyimpan kekayaan flora dan fauna yang beragam, beberapa bahkan terbilang langka dan juga endemik.
Kekayaan dan keindahan bentang alam tropis di tanah Flores ini semakin menarik untuk disambangi sebab di kawasan inilah terdapat Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna) yang melegenda itu. Topografi taman nasional ini juga bervariasi mulai dari bergelombang ringan sampai berat—berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan tingkat kemiringan lereng yang sangat terjal dan curam.
Secara umum, ketinggian kawasan Taman Nasional Kelimutu berkisar antara 1.500 – 1.731 mdpl. Titik tertinggi terdapat di puncak Gunung Kelibara, sekitar 1.731 mdpl. Terdapat beragam jenis flora di kawasan Taman Nasional Kelimutu, yaitu sekitar 100 spesies dalam 36 family dan 2 diantaranya merupakan jenis endemik Kelimutu yaitu uta onga (Begonia kelimutuensis) dan turuwara (Rhondodenron renschianum).
Flora lainnya di Taman Nasional Kelimutu adalah ajang kode (Toona spp.), cemara (Casuarina equisetifolia), kawah (Anthocephalus cadamba), kesambi (Schleichera oleosa), kesi (Canarium spp.), kodal (Diospyros ferra), sita (Alstonis scholaris), bunga abadi edelweiss, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Juga beberapa jenis satwa endemik Flores seperti burung gerugiwa (Monarcha sp) juga menghuni kawasan taman nasional. Burung pengicau endemik yang memiliki 11 suara kicauan yang berbeda ini disebut-sebut sebagai burung arwah, mengingat burung ini jarang terlihat.
Hewan endemik lainnya, diantaranya adalah jenis mamalia yaitu tikus lawo (Rattushainaldi), tikus gunung (Bunomys naso), deke (Papagomys armandvillei), dan wawi ndua (Susheureni). Jenis satwa lain, diantaranya ayam hutan (Gallus gallus), banteng (Bos javanicus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), rusa (Cervus timorensis), babi hutan (Sus sp.), elang (Elanus sp.), srigunting (Dicrurus sulphurea), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), kancil (Tragulus javanicus javanicus), dan lainnya.
Taman Nasional Kelimutu juga merupakan habitat bagi sekitar 19 jenis burung yang terancam punah. Burung-burung tersebut diantaranya punai flores (Treron floris), burung hantu wallacea (Otus silvicola), cabai emas (Dicaeum annae), sikatan rimba-ayun (Rhinomyias oscillans), burung madu matari (Nectarinia solaris), kancilan flores (Pachycephala nudigula), sepah kerdil (Pericrocotus lansbergei), tesia Timor (Tesia everetti), opior jambul (Lophozosterops dohertyi), opior paruh tebal (Heleia crassirostris), kehicap flores (Monarcha sacerdotum), dan elang flores (Spizaetus floris). (NDY)