Para pemandu wisata anggota APGI di Puncak G. Kerinci ( Foto: APGI).
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) melaporkan terdapat 5.225 tenaga kerja pariwisata di industri wisata gunung yang mengalami penurunan pendapatan dan daya tahan ekonominya rata-rata hanya selama 3 bulan hadapi wabah Covid-19.
“Artinya ada kemungkinan sebanyak 5.225 tenaga kerja di industri wisata gunung ini terancam keberlangsungan pekerjaan dan perekonomiannya,” kata Vita Cecilia, Ketua Umum APGI dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Untuk itu, dia berharap pemerintah dan para pemangku kebijakan dapat mengambil sikap dan menindaklanjuti laporan yang dibuat APGI mengingat adanya pemberhentian (sementara) di sekitar 120 destinasi wisata gunung di Indonesia sebagai dampak wabah virus corona.
Akibat pemberhentian sementara seluruh aktivitas maja terjadi penurunan omzet hingga 86 persen atau Rp298 miliar dari pendapatan tahun 2019.Tahun lalu omzet industri wisata gunung mencapai Rp 344 Milliar sehingga di tahun 2020 ini ddiperkirkan tinggal Rp 46 Milliar.
Tahun lalu para pemandu wisata gunung di Indonesia bisa melayani hampir 20 ribu perjalanan. Namun dengan adanya wabah dan penurunan perjalanan ( trip) sebanyak 47 persen dari 19.855 perjalanan maka diharapkan masih ada 10.450 perjalanan, kata Vita.
Dia menjekaskan bahwa pada tanggal 25-29 Maret 2020 APGI telah melakukan Rapid Assesment mengenai Dampak Covid-19 terhadap sektor Pariwisata (Profesi Pemandu Gunung dan Industri Wisata Gunung di Indonesia).
Untuk menindaklanjuti hasil Rapid Assesment tersebut maka APGI juga mengeluarkan maklumat, khususnya untuk menjadi pedoman para pengurus dan anggota APGI dalam menghadapi situasi ini serta untuk diketahui para pemangku kepentingan terkait.
“Maklumat APGI saat ini saya beri judul 7 Summits Commitment For Covid-19* Yang berarti atau Tujuh bentuk komitmen APGI dalam melangkah untuk melakukan usaha-usaha penanggulangan dampak Covid-19 pada sektor pariwisata di Indonesia,” jelas Vita Cecilia.
Pihaknya siap berperan aktif dalam melaksanakan manajemen krisis kepariwisataan selama terjadinya wabah Covid-19 di Indonesia dan menghimbau kepada seluruh jajaran kepengurusan dan anggota agar tetap semangat, optimis dan tabah dalam menghadapi dampak wabah.
Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) didirikannya untuk menjadikan profesi Pemandu Gunung Indonesia sebagai pekerjaan profesional serta memiliki Standar Kompetensi tingkat nasional maupun internasional.
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai a.l secara umum adalah meningkatkan kompetensi pemandu gunung Indonesia dan meningkatkan keamanan, keselamatan dan kenyamanan jasa pemanduan gunung di Indonesia.
Wisata mendaki gunung adalah salah satu wisata petualangan di Indonesia yang dikenal juga dengan wisata minat khusus. Ruang lingkup usaha anggota APGI sesuai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia ( KBLI) meliputi bidang Jasa Pramuwisata, Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Jasa Wisata Petualangan Alam.
Wisata petualangan adalah jenis pariwisata yang melibatkan eksplorasi atau perjalanan yang mengandung risiko, membutuhkan keterampilan khusus dan pengerahan tenaga fisik.
Vita Cecilia mengatakan pihaknya juga sudah menyusun masa ranggap darurar APGI terhadap Covid-19 (Maret-Mei 2020) dengan proaktif dalam berkoordinasi dengan Instansi Pemerintah baik di pusat maupun daerah, mengeluarkan Pedoman Kesiapsiagaan bagi Anggota, menghentikan (sementara) kegiatan massal/tatap muka dan kegiatan jasa pariwisata anggota.
Pihaknya tetap nelakukan identifikasi, pembinaan, pengawasan dan penanggulangan kepada anggota APGI terhadap kondisi kesehatan dan dampak sosial ekonominya.
Sementara untuk masa pemulihan (Juni-Desember 2020) a.l melakukan advokasi bagi anggota APGI terkait implementasi dukungan program Pemerintah atau pemangku kepentingan lainnya kepada pelaku usaha pariwisata khususnya Jasa Pemandu Gunung.
Melaksanakan program peningkatakan kapasitas SDM pemandu gunung dan meningkatkan dukungan pelaksanaan program promosi dan pemasaran destinasi wisata gunung di Indonesia serta produk wisatanya.
Di tahap normalisasi APGI terhadap dampak Covid-19 pada Januari-Desember 2021 a.l melaksanakan pertemuan nasional (Rakernas 2021) sebagai langkah awal untuk normalisasi seluruh dan kegiatan usaha pariwisata para anggota.