NUSA DUA, bisniswisata.co.id,- DALAM penyelenggaraan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2018, target transaksi produk wisata mencapai Rp 7,8 Triliun. Penjualan produk wisata Indonesia yang mengeksplorasi keragaman, keunikan, kebhinekaan wisata budaya Indonesia. Dengan mempertemukan 320 buyer dari 41 negara, 68 trade buyer – 63 buyer domestic–, 241 seller. “Tahun ini ada 3 negara Asean yang ikut serta dan menjadikan BBTF sebagai market place yaitu Singapura, Thailand dan Cambodia,” demikian dijelaskan Ketua Penyelenggara BBTF, Ketut Ardana dalam pembukaan BBTF ke 5, 27- 29 Juni bertempat di Nusa Dua, Bali.
Mendukung tema besar BBTF 2018 — Exploring the Colours of Indonesia – selain mengikutsertakan desa wisata- desa wisata di Indonesia, juga menggelar seminar dengan pembicara Menparsenibud (Kabinet era Presiden Gus Dur dan Megawati) I Gede Ardika, pakar seni Made Bandem didampingi Deputi Kemenpar Bidang Pemasaran I Gde Pitana dan Kadispar Badung, Made Badra.
Pada kesempatan tersebut, Gede Ardika memngingatkan semua pihak hal nilai utama dalam kepariwisataan budaya di Indonesia. Pasalnya, arah dan tujuan industri pariwisata sangat ditentukan oleh kualitas komitmen pelaku- pelakunya baik sebagai pemegang kebijakan, pebisnisnya mau pun penikmatnya.
“Mau mengikuti kebutuhan atau keinginan?. Pertimbangan penting yang juga tidak bias diremehkan adalah daya dukung setiap jengkal ruang yang hendak dikembangkan,” tegas Ardika yang juga anggota Komite Etik UNWTO.
Kehadiran desa wisata- desa wisata diajang BBTF 2018 diperkuat dengan kehadiran pelaku bisnis home stay. Wisata ke desa, live in di desa menjadi tren tersendiri menurut Ketua Asita Bali, dan menunjukkan peningkatan signifikan. Bali menampilkan 9 desa wisata berpotensi untuk dipasarkan ke dunia.
Mendukung kebijakan kementerian pariwisata, BBTF membuka ruang tampilnya 10 tujuan wisata prioritas yaitu Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Candi Borobudur di Jogjakarta, Bromo Tengger Semeru National Park Malang Jawa Timur, Mandalika di Lombok, Komodo Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sulawesi Tenggara dan Morotai Maluku Utara. Meski pun pemerintah telah melakukan kebijakan refocus dari 10 tujuan wisata prioritas dengan mengutamakan empat tujuan wisata di tahun 2018- 2019 yaitu Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo.
Indonomo
Terkait dengan kekinian didunia pariwisata, penyelenggara BBTF juga mengakui pentingnya mengikuti dan menerapkan tehnologi digital.
“Tren teknologi memberikan pengaruh besar dalam dunia pariwisata Indonesia di waktu mendatang. Diikuti, diterapkan atau kita ditinggal dilandasan,” ungkap General Manager Indonomo, Dewi Lestari, ketika diminta pendapatnya hal teknologi dan kepariwisataan di Bali.
Perlu diketahui, penyelenggara BBTF 2018, dalam usaha mengikuti kecepatan perkembangan era digital saat ini, bekerja sama dengan Indonomo untuk sistem pendaftaran, database dan absensi. Dengan sistem berbasis Cloud ini, diharapkan peserta BBTF 2018, baik buyers dan sellers dapat melakukan transaksi bisnis sesuai dengan jadwal masing-masing. Sistem ini juga dapat membantu penyelenggara dalam menyaring dan menentukan market segment tahun mendatang, sehingga dapat dipastikan penyelenggaraan BBTF tahun 2019. * Dwi/BBTF