HILDA'S NOTE

Yuk Tetap Ambil Hikmah,  Tetap Semangat dan Ambil Peluang.

JAKARTA, bisniswisata.co.id : Foto yang diunggah di Instagram niluhdjelantik Minggu 27 Desember 2020 jam 13.37 dari Detik.com/Angga Riza memperlihatkan Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menparekraf/ Ketua Baparekraf tiba di Bandara Ngurah Rai Bali, Pintu Gerbang Utama Pariwisata Indonesia.

Tepat 4 hari setelah dilantik, menteri yang akrab dipanggil bang Sandi ini di foto tengah melambaikan tangannya tanda menyapa ramah orang disekitarnya. Memakai kemeja putih dan ikat kepala Bali yang disebut Udeng, tatapan matanya saja sudah menunjukkan ada senyum diwajahnya yang tertutup masker.

Masya Allah begitu bersemangatnya beliau melakukan tugas negara yang diembannya bahkan sangat menghormati bumi yang dipijaknya, tanah Bali dengan Udeng dikepala yang membuatnya mudah membaur dengan para penjemput dan warga disekitar airport.

Tapi begitu membaca judul tulisan dibawahnya, saya jadi terkesima. Sadarkah wanita cantik yang kerap dipanggil ‘mbok’ ini dengan tulisannya ? sudah dibaca ulang dan dipikir matangkah waktu mengunggahnya apalagi dengan citra orang partai dan  pembina UMKM. ? apa memang mewakili partai ?. 

Spechless dan bagusnya baca sendiri ya tulisan yang terakhir saya lihat sudah mendapat 9.472 likes dan menuai 1.197 comments. Saya copy paste ya unggahannya begini;

niluhdjelantik Dearest @sandiuno

JANGAN UTAK-ATIK BALI.

Kita lihat apa yang mau dibahasnya.

Ingat mas menteri. Kami menolak wacana Wisata Halal dan Program Oke Oce. Pantai akan terus berbikini dan babi guling tetap jadi andalan kami. Arak dan Tuak akan tetap jadi minuman favorit kami.

Sebelum kamu lahir tanah kelahiran kami sudah mendunia. Pariwisata yang jadi andalan nomor 2 negeri ini. 70% nya adalah Bali. Ingat masukanku tentang bikin sistem IT yang bagus. Bikin kayak Google map. Jadikan teknologi sumber informasi destinasi yang wisatawan inginkan. Direktori tempat ibadah. Tempat makan. Tempat belanja. Tempat berenang pake bikini. Tempat nongkrong. Tempat Yoga. Anything. Indonesia itu besar. Potensinya juga sangat besar. Fokus di SDM nya

Gak perlu bawa wacana halal haram disini.

Gak perlu jadikan Bali sapi perah yang dimasa pandemi melanda justru paling kondisinya paling parah.

Jangan utak-atik Bali.

Aku akan terus bersuara.

Dan aku yakin saudara-saudaraku di NTT, Toba, Manado dan yang lainnya juga akan memperjuangkan tanah kelahirannya.

Paham mas menteri ?

Jadi menteri pariwisata di jaman pandemi bukan hal yang mudah. Posisimu sangat krusial. Pake ide yang out of the box tanpa harus mengkotak-kotakkan.

Duduk bersama pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di 34 propinsi. Tak cukup hanya dengan kepala dinas saja.

Mereka bisa kasi kamu input berharga dengan biaya minimal. Bahkan gratis. Anggaran yang kementrian punya gunakan untuk pemberdayaan. RESULT ORIENTED. Bukan cuma jadi ajang bakar uang.

Karena duit yang kamu gunakan bukan diambil dari daun pohon kamboja. Anggaran kementrian adalah uang negara. Gunakan Rp. 4,9 Trilyun dengan bijak untuk pemulihan pariwisata fokus pada Experience Destination ( manjakan wisatawan domestik ). Quality tourism berbasis budaya kearifan lokal. Pemberdayaan SDM Ekonomi kreatif go digital.

Kalau mas menteri udah dikasi masukan gratis sama tukang sepatu masih juga masih gak mau tahu.

Itu namanya TERLALU ?

Tar diresafel trus gak bisa nyalon 2024 mas menteri bisa nangis sambil gigit sprei di bawah pohon bambu ?

Niluh Djelantik.View all 1,196 comments

Agenda Padat

Rupanya Menparekraf  Sandiaga Uno langsung punya agenda kerja yang padat di Pulau dewata begitu mendarat di hari libur yang seharusnya waktunya bisa dimanfaatkan bersama keluarga seperti orang awam lainnya.

Seperti saya, mungkin Bang Sandi juga belum paham bahwa tahun 1930 an kepariwisataan Bali justru dimulai dari kepeloporan wanita Muslimah yang menjadi istri dari Raja Klungkung ketika itu, ungkap Paul E Talo

“Dia mendirikan biro perjalanan wisata di Singaraja, melayani orang-orang Belanda dan wisatawan Eropa yang naik cruise ke Bali. ”  kata Paul Edmundus Talo. Chairman Indonesia Inbound Tour Operator Association (IINTOA) yang menjadi Managing Director Floressa Bali Tours & Travel.

Paul lalu bercerita bahwa wanita Muslimah  itu kerap disapa Princesse Patimah yang berkiprah membangun pariwisata Bali tahun 1930-an. Dia memulai usaha tahun 1924 dengan dukungan penuh suaminya dari kalangan ningrat  Bali.

” Jangan lupa di tahun 1930 an itu bagi pemandu wisata seperti saat saya mengawali karir,  ada sosok panutan yang diceritakan dari generasi ke generasi yaitu seorang Muslim lainnya bernama Husin yang mengajarkan masyarakat Bali  untuk menjadi pemandu wisata dengan kemampuan lima bahasa asingnya,” tambah Paul Edmundus Talo.

Umat kristiani seperti agama yang dianutnya juga banyak berkontribusi bagi pengembangan pariwisata Bali. Ada yang memajukan cruise, wisata selam yang mengajari warga Bali memandu turis menikmati keindahan bawah laut ( Bali Hai Cruise) dan banyak lagi kiprah pengusaha lainnya.

Paul E Talo, pria asli dari NTT ini juga akhirnya menetap di Bali dan membuka biro perjalanan wisata sendiri, Floressa Tours yang menjual destinasi wisata Bali lebih dari 30 tahun dengan aktif mengikuti bursa-bursa wisata di Indonesia maupun berbagai belahan dunia.

Beberapa dari wisatawan dan seniman dunia yang kemudian  datang ke Bali memilih menetap di Bali. seperti halnya: Hanns Snell, Walter Spies, Le Mayeur, Roever-Bonnet, Antonio Blanco.  Salah seorang wisatawan Miguel Covarubias setelah kembali ke negaranya  menulis buku The Island of Bali  yang menjadikan Bali popular sebagai destinasi wisata.

Diantara seniman itu saya paling sering baca kisah hidup Adrien-Jean Le Mayeur yang tiba di Singaraja, Bali dengan perahu pada tahun 1932. Lalu ia menetap di Denpasar sekaligus tempatnya berkenalan dengan penari legong Ni Nyoman Pollok yang berusia 15 tahun, yang kemudian menjadi model lukisan dan jadi istrinya.

Paul yang hari Minggu lalu berkesempatan bertemu dengan Menparekraf Sandiaga Uno juga mengatakan terharu karena sang menteri datang untuk mendengarkan suara hati industri pariwisata Bali yang terpukul telak akibat pandemi COVID-19 dan segera mencari solusi.

” Beliau hanya bicara kurang dari dua menit bahwa maksud kunjungannya adalah untuk mendengarkan, bukan berteori apalagi untuk berwacana wisata halal seperti tuduhan sepihak itu. Sandi langsung minta saya bicara mengawali pertemuan,” kata Paul menambahkan bahwa pertemuan berlangsung di Jendela Bali The Pandramic Resto, GWK Cultural Park.

Paul langsung memimpin curhat dan mengutarakan beberapa kendala yang dihadapi. Pertama pihaknya sudah 10 bulan tanpa bekerja, hanya mengeluarkan uang, karena sebagian pegawai masih tetap ada, walaupun sebagian telah dirumahkan. 

“Pengeluaran jalan terus, sementara pemasukan tidak ada. Oleh karena itu, melalui Deputi Bidang Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Fadjar Hutomo, kami berusaha meminta supaya ada dana hibah pariwisata untuk pelaku pariwisata lainnya seperti biro perjalanan yang mendatangkan wisatawan agar mendapat kesempatan untuk menerima dana hibah,” kata Paul.

Sandi Uno langsung menanggapi dan menginstruksikan pada para pejabat Kemenparekraf yang  mendampinginya saat itu juga. ” Catat dan ini perintah pertama agar stimulus dan  dana hibah di tingkatkan dan diperluas termasuk biro perjalanan wisata, Saya akan bicarakan langsung dengan Menteri Keuangan,”  katanya bersemangat.

Masalah lain yang dibahas bersama Sandi dan para pengusaha, Ketua Asosiasi, Wakil Bupati Badung, Kepala Dinas Pariwisata dan undangan lainnya bahwa harus ada keberanian untuk buka perbatasan atau border . Artinya menerima kembali kunjungan wisatawan asing.

Lebih lanjut, Paul menjelaskan kendala yang ketiga adalah visa. Pihaknya mendambakan VoA (visa on arrival), contohnya negara yang dekat dengan Indonesia, seperti Thailand dan Malaysia yang langsung membuka perbatasannya, sehingga mendatangkan wisatawan dengan VoAnya. Hal itu dinilainya sangat membantu pelaku usaha pariwisata Bali dan masyarakatnya yang ekonominya sudah sekarat.

Dalam hal pemasaran untuk membangkitkan pariwisata Bali, pihaknya akan menyelenggarakan lagi event Bali and Beyond Travel Fair, yang merupakan ajang promosi pariwisata terbesar di Indonesia. Event ini menjadi international marketplace  yang akan diikuti para buyers di sektor pariwisata dari berbagai negara.

” Harapannya kegiatan ini dapat meraih peluang untuk mengembangkan kepariwisataan di Indonesia. Pak Sandi langsung instruksi para deputinya agar event ini segera dibantu,” kata Paul E Talo.

Sandiaga mengerti bahwa seluruh stakeholder di sektor pariwisata mengalami banyak kesulitan. “Banyak masyarakat di Provinsi Bali yang kehilangan pekerjaan, mata pencaharian, penghasilan berkurang, makan tabungan. 

Selain itu, masuk sekarang ke periode manset (makan dari jual hasil aset). “Oleh karena itu, kita harus pastikan gerak cepat, agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali ini bisa bertahan dengan kebijakan-kebijakan yang penuh dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi,” ujar Sandiaga.

Di tempat lain saat bertemu Gubernur Bali W Koster di Jaya Saba, Minggu sore, Sandiaga menyatakan bahwa kepariwisataan Bali itu adalah role model, lokomotif dan menjadi pusat perhatian dunia.

“Secara pribadi maupun sebagai menteri, saya mendukung 100 persen bahwa kepariwisataan Indonesia berbasis kearifan lokal. Khusus untuk Bali, kebijakan pariwisata yang sudah dirancang Bali agar didukung tim Kemenparekraf.”

Dia juga mengatakan jangan lagi ada silang pendapat soal kebijakan. “Dimana bumi dipijak disana langit dijunjung,” tegas Sandiaga Salahuddin Uno.

Membaca statementnya ini siapapun bisa langsung paham bahwa Udeng yang terus melekat dikepalanya selama kunjungan kerja itu mewakili rasa hormatnya pada masyarakat Bali dan kecintaannya pada budaya dan kearifan lokal. 

Jangan lupa ibundanya tercinta, Mien R. Uno,  juga tokoh pakar kepribadian yang sukses mendidik anaknya sendiri maupun anak bangsa.

Wisata Halal 

Rupanya pemahaman wisata halal memang belum merata sehingga seorang wanita cantik jadi berburuk sangka dan cenderung gede rumongso     ( GR) dari bahasa Jawa yang artinya ge ‘ er . 

Padahal wisata halal itu tidak lebih dari extended service, pelayanan tambahan yang dibutuhkan saat mereka berwisata untuk tetap disiplin menjalankan perintah agama. Jadi kalau hotel atau restoran mau orang Islam berduit datang mereka menyediakan dapur terpisah satu untuk non halal satu lagi khusus memproses makanan halal.

Umat Islam itu ibadah wajibnya 5 x sehari bukan hanya satu minggu sekali ke Gereja seperti umat Kristiani. Oleh karena itu saat di perjalanan butuh tempat shalat untuk tetap melakukan kewajibannya.

Di Jakarta, mall-mall mewah seperti Senayan City, Kota Kasablanca, Gandaria City menyediakan tempat-tempat sholat ( Mushola) yang nyaman karena paham benar pembeli barang branded yang jadi tenant mereka adalah ibu-ibu cantik, muda dan berhijab yang keluar masuk toko branded tapi tidak lupa beribadah.

Di Hotel Mandarin Kuala Lumpur, manajemen akhirnya fokus pada dapur halal karena yang memesan makanan mengandung babi cuma sedikit sekali. Orang Islam yang juga mayoritas penduduk Malaysia makan dimanapun ya harus halal, non-babi jadi kalau urusan makanan maka harus jelas prosesnya juga halal tidak tercampur.

Thailand, Jepang, Korea Selatan dan  Taiwan kini menjadi negara-negara di dunia yang berlomba-lomba untuk menjaring wisatawan Muslim di dunia sehingga melabel negrinya dengan negara yang Muslim Friendly, membuat buku-buku panduan wisata halal, mempromosikannya ke seluruh dunia untuk menjadikan negrinya tujuan wisata halal  kaum Muslimin.

Seperi hotel Mandarin KL dan keputusan negara-negara Frindly Muslim di atas, wisata halal untuk memberikan jaminan keamanan dan komitmen meraup bisnis besar dari kepatuhan umat Islam yang menjadi pasar besar produk wisatanya.

Tentu saja negara-negara makmur itu bukan mau mengislamkan warganya tapi semata karena paham bahwa di dunia ini  data 2010 ada 1,8 milyar umat Islam di dunia (DinarStandard). Wow sekarang diambang tahun 2021, pandemi justru membuat populasi Muslim bertambah, silahkan Googling deh.

Siapakah yang melakukan perjalanan bisnis maupun leisure atau berwisata ke seluruh pelosok dunia ? ya umat Islam  karena sedikitnya ada 9 ayat Al -Quran yang berisi anjuran untuk menjelajah dunia.

Salah satunya adalah Surat Ali ‘Imran Ayat 137;  ” Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”

Alhamdulilah aktivitas traveling saat ini semakin banyak digemari, terutama oleh kalangan muda. Generasi milenial berlomba-lomba untuk menjelajah Indonesia dan dunia. Mendatangi berbagai tempat asing, tak hanya untuk liburan, tapi juga demi mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.

Dalam Islam, traveling memang sangat dianjurkan. Sebab, dengan melakukan traveling, manusia diharapkan akan semakin bersyukur dan mendapatkan banyak hikmah serta pelajaran dari berbagai kejadian yang dihadapinya di perjalanan.

Siapa tuh yang berwisata ke Bali dari jaman Hindia Belanda hingga sekarang di jaman pandemi global COVID-19 yang disebut wisatawan nusantara atau wisatawan domestik ?. Bisa jadi tidak lain kontribusi 160 juta wisatawan Muslim Indonesia yang suka berwisata.

Kemarin sore di Resto Hutan Kota by Plataran berlangsung Jumpa Pers Akhir Tahun  ( JPAT) 2020 secara hibrid, offline dan online dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Sandiaga Uno mengatakan mulai hari ini akan ke Danau Toba dan empat  destinasi super prioritas yang telah ditetapkan pemerintah. “Harapannya kita bisa memetakan untuk berbenah di 2021,” kata Sandi

Seperti di Bali, dia akan merespon baik berbagai masukan dan menampung keluhan yang dipaparkan oleh seluruh pemangku kepentingan.   ( stakesholder). Semua kendala dan masukan kata dia, akan segera diusahakan secara cepat untuk dicarikan jalan keluarnya dengan kolaborasi stakeholder terkait.

” Saya sudah telpon Gubernur Sumatra Utara, minta izin untuk berkordinasi dengan stakesholder Danau Toba,” ujarnya lagi-lagi menunjukkan kesantunannya. Sebelum menutup acara JPAT 2020 Sandi berpesan pada yang hadir untuk tetap ambil hikmah,  tetap semangat dan ambil peluang.

Kalangan pers memuji begitu fasihnya dia memaparkan hasil kerja Menparekraf Whisnutama Kusubandio yang digantikannya dalam hitungan hari. Saya pun berguman Alhamdulilah nduk…hmn…siapa dulu ibunya…

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)