Aktivitas wisata milenial dengan menanam padi. Saatnya mereka berperan promosikan wisata nusantara. ( Foto: Indonesia Travel)
BALIKPAPAN, Kaltim, bisniswisata.co.id: Generasi milenial di Kalimantan Timur terutama di wilayah calon ibukota negara mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk berperan aktif dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
” Generasi milenial di Kalimantan Timur bisa mengambil peran. Apalagi Presiden Joko Widodo telah menetapkan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur menjadi ibu kota baru Indonesia,” kata Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI.
Berbicara di sela-sela kegiatan “Gathering Milenials 2020” yang dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo yang dihadiri lebih dari 300 peserta, Hetifah berharap generasi milenial bisa menggali ide sebanyak-banyaknya untuk mengembangankan pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Saat ini Kalimantan Timur telah memiliki 56 _calender of event_ dan ke depan akan banyak potensi kegiatan, baik dari pariwisata, maupun kegiatan pemerintah dan kenegaraan seperti MICE akan banyak digelar di Kalimantan Timur,” ujar Hetifah.
Sementara Wamen Angela mengatakan bahwa di ekonomi kreatif, pemerintah akan menciptakan ekosistem yang dapat mendukung pemain lokal, termasuk mendukung bibit-bibit unggul generasi milenial.
Hak Ini penting sekali, karena kita ingin menciptakan keseimbangan antara pemain lokal dan pemain asing. Oleh karena itu yang tak kalah penting adalah peningkatan SDM dari sisi teknikal, soft skill sehingga bisa berkembang menjadi seorang entrepreneur.
” Kita juga akan siapkan _training_ dimana nantinya calon pekerja akan dipertemukan dengan industri sehingga dapat langsung terserap dengan baik,” ujar Angela.
Dia berharap generasi milenial benar-benar bisa mengambil peran dalam pengembangan tersebut dan memperbaiki citra Indonesia serta mempromosikan Indonesia lebih baik lagi.
“Riset di revolusi industri 4.0 menunjukkan bahwa 51 persen wisatawan saat ini adalah milenial, dan 70 persen wisatawan dalam pencarian dan berbagi pengalamannya dalam berwisata selalu dilakukan melalui online. Disinilah milenial melalui platform digital bisa berperan untuk mempromosikan wilayah Indonesia,” kata Angela Tanoesoedibjo.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai devisa yang diraih sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif setiap tahunnya selalu meningkat. Di tahun 2018, pariwisata menyumbang devisa sebesar 19,29 miliar dolar AS dan lebih dari 20 miliar dolar AS pada tahun 2019.
Begitu juga di ekonomi kreatif yang nilai ekspornya di tahun 2018 mencapai 21,2 miliar dolar AS dan di 2019 diperkirakan mencapai 22,06 miliar dolar AS. “Serapan kerjanya juga sangat besar. Kita lihat di tahun 2018 pariwisata mampu menyerap 12,8 juta orang dan ekonomi kreatif mampu menyerap 18,2 juta orang,” kata Angela dalam siaran pers Kemenparekraf.
Lebih lanjut Angela mengatakan, Kemenparekraf dalam upaya meningkatkan kualitas wisatawan, dalam hal ini lama kunjungan dan tingkat pengeluaran, memiliki target jangka pendek dan menengah. Pertama adalah meningkatkan _safety and security_ sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
Selanjutnya adalah meningkatkan konektivitas, yakni dengan menambah jumlah seat capacity ke Indonesia, termasuk interconnectivity di Indonesia. “Ketiga adalah peningkatkan SDM, karena pariwisata erat kaitannya dengan services,” kata Angela.
Pengamat pariwisata Tedjo Iskandar, pendiri TTC Travel Mart, bursa wisata independent mengatakan upaya mengedukasi kalangan milenial untuk berperan serta mempromosikan pariwisata Indonesia memang diperlukan.
“Saat ini untuk biro perjalanan konvensional penjualan tiket dan produk wisatanya menurun terutama untuk destinasi jiran seperti Singapura dan Malaysia karena kalangan milenial dan gen Z yang hidup sepenuhnya di era internet sudah bisa mengatur perjalanan wisata sendiri,” ungkapnya.
Permintaan paket-paket wisata Family Trip melalui biro perjalanan wisata ( BPW) juga turun karena anak -anak generasi milenial dan gen Z dalam sebuah keluarga yang sudah mampu memilih tujuan wisatanya, pesan tiket pesawat, reservasi hotel hingga kebutuhan lainnya secara online, kata Tedjo.
” Jadi kemampuannya dalam dunia digital memang baik dan tujuannya supaya lebih hemat dan wisatanya bisa lebih lama. Oleh karena itu kehadiran milenial dan Gen Z ini harus dioptimalkan untuk berpaling ke wisata nusantara ( domestik), jangan ke luar negri melulu apalagi dengan merebaknya kasus virus Corona Covid-19,” tambahnya.
Dia optimistis kalangan Milenial dan Gen Z ini dapat ditingkatkan dalam mempromosikan pariwisata nusantara karena mereka umumnya juga aktif dan memiliki sejumlah media sosial sehingga Tedjo berharap mereka menjadi duta wisata negerinya sendiri.