Sapta Nirwandar, Chairman IHLC ( kedua kanan)
BANDUNG, bisniswisata.co.id: Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) yang juga Ketua Indonesia Tourism Forum ( ITF) Prof. Dr. Sapta Nirwandar SE pmengatakan Indonesia mempunyai potensi yang besar sebagai pusat industri halal dunia termasuk di dalamnya adalah halal tourism atau wisata halal.
Berbicara sebagai key note speaker di Forum diskusi Penguatan Wisata Ramah Muslim di Destinasi Pariwisata di Ruang Fikom, Universitas Padjajaran ( Unpad) kemarin yang dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno melibatkan Efi Fadila dan Firstman Marpaung serta 7 orang panelis.
“ Dalam tataran global penting bagi Indonesia untuk hadir di sektor industri halal. Selain makanan ( food) dan minuman, industri halal antara lain juga mencakup keuangan, kosmetik, fashion, obat-obatan, travel. Para produsennya bukan hanya dari negara Muskim tapi juga negara non Muslim yang berlomba-limba memenuhi kebutuhan Muslim ” jelas Sapta.
Pendapatan negara-negara muslim dunia termasuk Indonesia menjadi modal besar untuk terus mengembangkan industri halal. Artinya, potensi pasar negara-negara muslim ini sangat besar dan itu harus dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai pusat industri halal dunia, katanya.
Berbagai produk yang dihasilkan Indonesia tidak hanya diminati oleh negara-negara muslim namun juga negara yang mayoritas penduduknya nonmuslim. Apalagi, saat ini cukup banyak pengusaha-pengusaha besar di dunia maju karena industri halal.
“Dapat disimpulkan bahwa wisata halal sama sekali tidak memiliki kaitan dengan agama, tetapi hanya menjadi layanan tambahan bagi para wisatawan muslim yang berlibur ke destinasi wisata sehingga tidak mengubah tatanan adat, nilai budaya, apalagi agama di negara-negara tersebut,” jelasnya.
Muslim Travel
Khusus mengenai Muslim Travel, perkembangan pasar hingga 2027 diperkirakan mencapai US$ 179 juta tahun 2025, dimana data 2022 sudah mencapai US$ 133 dari data Global State of The Islamic Economic Report 2023/2024. Setiap tahun Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) berkontribusi pada laporan SGIE yang dikeluarkan DinarStandar ini.
Organisasi Negara Islam ( OKI) yang beranggotakan 57 negara Islam melaporkan di sektor investasi dan pasar Muslim travel lima besar adalah Saudi Arabia yang menerima pemasukan US$ 20,6 miliar UAE sebesar US$12,8 miliar, Qatar capai US$ 12,7 miliar, Kuwait sebesar US$9,6 miliar dan Rusia jumlahnya US$7,7 miliar meski bukan negara Muslim.
Untuk 5 top destinasi yang banyak di kunjungi wisarawan Muslim adalah Turki yang inbound mencapai 21,1 juta orang, UAE capai 11,1 juta orang, Saudi Arabia dikunjungi 11 juta orang, Mesir 5,2 juta orang dan Tunisia 4,5 juta orang. Sedangkan negara-negara yang transaksi wisatanya tinggi adalah UAE, diikuti Switzerland, Algeria, Bangladesh dan Turki dimana nilai investasi di negara-negara ini mencapai US$ 3,4 miliar.
“ Jadi pasar Muslim Travel tidak bisa diabaikan karena setelah penerbangan internasional, proyeksi kunjungan wisatawan Muslim capai 140 juta orang tahun lalu dan di 2024 ini akan mencapai 160 juta orang. Prediksi saat pandemi kedatangan wisatawan Muslim capai 230 juta orang, baru bisa dicapai tahun 2028 dimana pengeluaran wisman Muslim akan mencapai US$ 225 miliar,” ungkap Sapta Nirwandar.