Panitia Tetap Anugerah Adinegoro PWI Pusat yang diketuai Rita Sri Hastuti menyelenggarakan Webinar “Berbagi Pengalaman Bersama Pemenang & Dewan juri 6 Kategori Anugerah Adinegoro 2021”. Acara yang akan berlangsung pada 6 Febuari 2021 mendatang, menyambut Hari Pers Nasional 9 Februari 2021. Berikut profil pemenang kategori Televisi: Rivo Pahlevi Akbarsyah dari Trans 7.
Sinopsis Televisi :
Pandemi COVID-19 mengharuskan setiap individunya untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.
Namun, bagaimana protokol kesehatan bisa diterapkan pada korban bencana alam banjir dan longsor, seperti yang terjadi di Kabupaten Garut khususnya Kecamatan Cibalong, Cikelet, Cisompet, Pameung Peuk, Pamulihan, dan Paundeuy yang harus hidup bersama di tenda pengungsian?
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kalau ada anak yang lahir ke dunia sudah lengkap dengan tujuan hidup yang terbentuk dalam jiwanya maka Rivo Pahlevi Akbarsyah adalah salah satunya.
Meski tidak mengenalnya, cukup membaca jejak digitalnya di media sosial maka gambaran sosok anak muda yang tidak pernah menyia-nyiakan waktu jelas terlihat dari aktivitas sehari-hari yang dituangkan dalam blog, vlog, YouTube dan tulisan-tulisan suka-duka saat melakukan liputan sehari-hari di industri televisi.
Jadi blogger, vlogger, Speaker, Volunteer, mentor Pemuda Desa dan aktif di berbagai komunitas peduli umat mengisi waktu luangnya sehari-hari. Belum lagi kunjungan ke sekolah-sekolah dan dari kampus-ke kampus untuk berbagi ilmu praktis sesuai kompetensi yang dimilikinya di bidang jurnalistik, fotografi maupun public speaking
Rivo yang masih lajang ini juga memanfaatkan waktunya untuk mendirikan sejumlah komunitas, seperti Dharma Pustaka, gerakan literasi yang dilakukan sejak 2018 hingga sekarang. Juga Dharma Bicara, serial Podcast motivasi yang dirintisnya sejak 2019 sampai sekarang.
Ada juga iCare Community, aktivitas sosial dan charity yang sudah ditekuninya sejak tahun 2014 sampai sekarang di samping aktif jadi anggota Angkatan Perubahan, komunitas yang dibentuk oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) dimana Rivo aktif sejak 2015.
Penggemar traveling dan Fotografi ini sejak tahun 2017 hingga sekarang juga didaulat jadi mentor Pemuda Desa dan aktif menjadi relawan di berbagai proyek kemanusian maupun event lainnya sehingga nyaris 24 jam waktunya tersalurkan untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan.
Totalitas dan kerja kerasnya membawa Rivo kerap menyabet berbagai penghargaan juara pertama dari Anugrah Komisi Penyiaran Indonesia, MH Thamrin Award dan juga penghargaan bergengsi Adinegoro dari PWI Pusat.
Memulai karir sebagai Presenter Program Indonesiaku di Trans7 pada 2015, Rivo terbiasa mengelola waktunya dengan baik untuk menghasilkan tayangan dari daerah yang satu ke daerah yang lain.
Sebagai reporter merangkap presenter, Rivo suka melakukan riset, menulis script, serta jadi trip leader dalam setiap perjalanan liputan programnya.
Penghargaan yang diterimanya kali ini adalah yang kedua kalinya karena pada tahun 2017 ia juga menyabet Anugerah Adinegoro lewat tayangan berjudul “Berdamai dengan Maut di Kaseralau, Pinrang, Sulawesi Selatan”.
“Penghargaan Adinegoro menjadi momen penting dalam karier saya, karena menandakan pendewasaan & tanggungjawab yang lebih besar sebagai jurnalis,” kata Rivo.
Menurut anak ketiga dari tiga bersaudara ini, penghargaan kedua kalinya ini justru menjadi harapan bagi setiap wilayah yang dia kunjungi sebagai lokasi liputan sekaligus dapat menyalurkan aspirasi mereka kepada para pemangku kebijakan di pusat.
Penghargaan Adinegoro membuktikan bahwa setiap tahunnya, juri-juri kredibel memilih tidak hanya karya yang memenuhi kaidah jurnalistik, namun memiliki arti besar bagi masyarakat yang menjadi objek liputan.
“Saya rasa penghargaan Adinegoro saat ini menjadi satu-satunya anugerah jurnalistik yang membuktikan bahwa dalam penjuriannya memberikan ruang kepada kami para jurnalis, untuk terus mengkritisi ketidakadilan yang masih saja terjadi di seluruh wilayah Indonesia,” kata Rivo.
Sosok Adinegoro sendiri semasa hidup hingga saat ini adalah panutan bagi para jurnalis untuk menjadi bagian dari pilar demokrasi. Kita, para jurnalis, adalah mata, telinga, dan hati dari rakyat Indonesia, tegasnya.
Salah satu kebahagiannya menerima penghargaan ini adalah karena mampu memberikan prestasi yang menjadi kebanggaan bagi keluarga pula.
“Keluarga tentunya bangga, dan menitipkan pesan kepada seluruh jurnalis Indonesia agar tetap independen, serta menjalankan profesi sesuai etika jurnalistik yang berlaku,”
Kritik yang membangun tetap dibutuhkan dan ia berharap, setiap media memiliki segmen/program khusus untuk mengkritisi kebijakan Pemerintah Pusat/Daerah, agar setiap aturan & bantuan yang berjalan dapat menyentuh masyarakat di desa terpencil.
“Sampai hari ini, masih ada 20 ribu desa berstatus tertinggal & sangat tertinggal. Kita tetap perlu menyuarakan aspirasi dari jutaan penduduk Indonesia yang hidup di batas garis kemiskinan, di tengah kepentingan bisnis industri media tanah air,” ujarnya .
Agaknya bekerja dengan hati, bekerja keras dan cerdas sudah menjadi fitrahnya sejak lahir. Tak herankan kalau menutup obrolan santaipun dengan kepedulian yang tinggi terhadap sesama warga negara Indonesia, sesama umat ciptaan Tuhan.