DAERAH

Potensi Pariwisata Sulut Diapresiasi Tim Ekspedisi APPSI

MANADO, bisniswisata.co.id: Tim Ekspedisi Jalur Darat, Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) mengunjungi Sulawesi Utara (Sulut) untuk menggali berbagai potensi komoditas unggulan dan pariwisata di Bumi Nyiur Melambai.

“Melalui ekspedisi ini akan dibuat tabulasi supply-demand berbagai komoditas. Tabulasi ini akan menjadi pedoman sinergi kerja sama perdagangan antardaerah. Tim ini diharapkan bisa mengupas atau mengeksplorasi apa yang dimiliki Sulawesi Utara agar terekspos ke daerah lain seperti potensi pariwisata,” papar Ketua Tim Ekpedisi, Kiagus Firdaus di Manado, Rabu (7/11/2018)

Kiagus menyatakan baru mengetahui berbagai potensi yang dimiliki oleh Sulut dalam kunjungannya tersebut. Misalnya, kemajuan sektor pariwisata Sulut usai dibukanya rute penerbangan internasional langsung dari Manado ke sejumlah Kota di China (PP), yakni: Makau, Guangzhou, Changsa, Hongkong, Wuhan, Chengdu, Nanchang, dan Hangzhou.

Adanya konektivitas ini terbukti efektif meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut. “Keunggulan ini nantinya akan APPSI formulasikan dalam buku e-katalog yang bisa dimanfaatkan seluruh pemerintah daerah,” ungkap Kiagus.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Edison Humiang memaparkan potensi Sulut kepada Tim Ekspedisi APPSI. Dia menyebutkan strategisnya posisi geografis Sulut yang terletak di bibir pasifik. “Sulut berada di jalur perdagangan dunia dan pusat distribusi barang dan jasa serta sangat prospektif untuk perdagangan regional maupun internasional,” kata Humiang.

Jumlah penduduk yang mencapai 2,6 Juta Jiwa dapat hidup rukun dan damai dalam kemajemukan baik dari sisi etnis, religi, budaya dan adat istiadat. “Realitas keberagaman ini disyukuri sebagai anugerah, sehingga masyarakat dapat hidup dalam suasana persaudaraan, rukun dan damai,” beber Humiang.

Dilanjutkan, kemajuan sektor pariwisata Sulut yang ditunjang segenap pihak, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dalam bersinergi meningkatkan infrastruktur, memacu aliran investasi, menggalakkan kesadaran masyarakat serta memacu produktivitas masyarakat untuk berani berwirausaha, khususnya di sektor penunjang pariwisata.

“Seperti souvenir dan kuliner, menjaga stabilitas keamanan daerah, serta mensukseskan brand pariwisata sebagaimana telah ditetapkan, seperti “North Sula We See” yang merupakan ajakan kepada masyarakat di seluruh penjuru dunia untuk melihat potensi, keindahan alam serta keberagaman adat-istiadat, seni dan budaya Sulawesi Utara yang tersebar 11 Kabupaten dan 4 Kota,” ujarnya.

Sementara Biro Pusat Statistik (BPS) Sulut mencatat wisatawan asal Tiongkok mendominasi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulawesi Utara (Sulut) pada bulan September 2018. “Wisman Tiongkok yang datang sebanyak 11.182 orang atau sebesar 87,84 persen dari total wisman ke Sulut,” kata Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Marthedy Tenggehi.

Dilanjutkan, Jerman 321 orang (2,52 persen), Amerika 125 orang (0,98 persen), Belanda 116 orang (0,91 persen), Inggris 106 orang (0,83 persen). Lantas Singapura 105 orang (0,82 persen), Jepang 98 orang (0,77 persen), Australia 86 orang (0,68 persen), Malaysia 74 orang (0,58 persen), Hongkong 65 orang (0,51 persen).

Jumlah wisman yang datang ke Sulut melalui pintu masuk bandara Sam Ratulangi bulan September 2018 sebanyak 12.730 orang atau menurun sebesar 17,59 persen dibanding bulan Agustus 2018 yang berjumlah 15.448 orang. Dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang sama tahun sebelumnya September 2017 sebanyak 6.306 Orang terhadap bulan September 2018 meningkat sebesar 101,87 persen.

Perkembangan Wisatawan Mancanegara kumulatif sampai September 2018 mencapai 99.178 orang. Angka ini meningkat dibandingkan jumlah wisatawan mancanegara pada bulan yang sama di Tahun 2017 yaitu 56.670 Orang. “Kami berharap pemerintah daerah akan terus meningkatkan objek wisata di Sulut, sehingga mampu menarik wisman datang ke daerah tersebut,” sambungnya. (EP)

Endy Poerwanto