Kepala Biro Komunikasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agustini Rahayu, mengundang bisniswisata.co.id menghadiri Rapat Kerja Nasional 2020 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, pada 25-27 November 2020. Berikut laporannya bagian pertama.
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Duduk menunggu waktu boarding di terminal Tiga Soekarno Hatta, mata saya memang beredar sejauh mata bisa memandang. Rupanya jumlah calon penumpang pesawat Garuda Indonesia yang akan saya tumpangi menuju Bali memang terlihat meningkat pesat.
” Alhamdulilah bu sebulan terakhir calon penumpang penerbangan meningkat, sudah ramai sekarang meski toko-toko yang buka di ruang tunggu boarding terbatas, ” kata Imas, petugas toilet yang sibuk terus membersihkan setiap orang yang keluar dari toilet.
Pada 3 Oktober lalu ketika saya berangkat ke Banjarmasin, jumlah penumpang masih sedikit. Petugas toilet bercerita dia hanya masuk seminggu dalam sebulan agar teman-teman lainnya bisa mendapat penghasilan pula. Jadi maksudnya shift kerjanya dibagi karena kondisi perusahaan tempatnya bekerja juga terdampak akibat pandemi global.
Kini dengan meningkatnya jumlah penumpang ada harapan bagi pegawai rendahan seperti Imas untuk bisa bekerja normal kembali. Saya lalu duduk santai menunggu rombongan yang belum juga muncul meski di WA Group mereka sudah ada di ruang check-in, saling tunggu dan antri validasi Rapid Test yang menjadi persyaratan penerbangan.
Berita terakhir dari Angkasa Pura II, pengelola bandara Soekarno-Hatta juga mencatatkan jumlah penerbangan membentuk angka psikologis baru. Jumlah penerbangan rute domestik ditambah rute internasional pada 1 November mencapai 684 flights, kemudian pada 2 November sebanyak 622 flights, lalu pada 3 November tercatat 608 flights.
Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta tiga hari berturut-turut pada awal November lalu membentuk angka psikologis baru yakni 600 penerbangan per hari, melewati sebelum-sebelumnya yakni di angka 500 penerbangan per hari.
Lima belas menit sebelum ke berangkatan barulah rombongan muncul. Ada 5 media termasuk saya dan 4 orang staff humas yang berangkat ke Rakornas di era pandemi ini.
Selain penerbangan domestik, saat validasi Rapid Test saya juga melihat antrian khusus untuk penerbangan internasional ke Hongkong. Langsung teringat rekan-rekan Buruh Migran Indonesia ( BMI) pimpinan Soplo yang menunggu kehadiran saya di Hongkong.
Alhamdulilah, sinyal layanan rute internasional juga sudah terlihat pada Oktober yang merupakan bulan pertama kuartal IV-2020. Jumlah penumpang penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 77.853 orang atau rata-rata sekitar 2.500 orang per hari.
Pada Oktober 2020, lima maskapai pengangkut penumpang rute internasional terbanyak adalah Garuda Indonesia (12.020 orang), Qatar Airways (9.427 orang), Emirates (8.757 orang), Turkish Airlines (5.494 orang), dan China Airlines (4.948 orang).
Adapun rute internasional tersibuk pada Oktober 2020 adalah dari dan ke Doha (9.427 orang), Dubai (8.757 orang), Taipei (6.281 orang), Seoul (5.884 orang), dan Istanbul (5.494 orang).
Istanbul Turki belakangan sudah dipromosikan di WAG untuk paket akhir tahun , Desember 2020 ini dimana ada libur bersama hingga 11 hari secara nasional. Tawarannya beragam mulai dari Rp 22 juta/ per orang termasuk main salju tentunya.
Cuma bagi sebagian orang wisata ke luar negri masih ribet dan banyak biaya tambahan seperti PCR di Indonesia maupun di Turki, biaya Visa, Asuransi dan lain-lain serta budget pengeluaran pribadi yang harus lebih besar antisipasi resiko berwisata saat pandemi COVID-19.
Bangkitkan MICE
Kawasan Nusa Dua yang dikelola Indonesia Tourism Development Corporation ( ITDC) begitu terjadi pandemi langsung sepi dari kegiatan konvensi. Oleh karena itu keberanian Kemenparekraf/ Baparekraf untuk menyelenggarakan Rakornas secara hybrid perlu diacungkan jempol.
Kegiatan ini rinciannya diikuti 150 peserta langsung terutama kepala dinas pariwisata dari 34 provinsi di ruang konvensi, belum termasuk media lokal dan nasional yang meliput di ruang terpisah. Juga ada pembicara dan peserta via online dengan 500 an peserta dari seluruh Indonesia dan organisasi serta perwakilan pariwisata RI di mancanegara.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang juga Ketua Pelaksana Rakornas, Frans Teguh menjelaskan, rekomendasi dan rencana tindak lanjut penguatan sektor parekraf ke depan semakin mempertegas tentang diperlukannya kolaborasi dan dukungan dari seluruh pihak.
Oleh karena itu digelarnya Rakornas ini untuk mengkonsolidasikan stakeholder, kementerian/lembaga, serta pelaku parekraf dalam mempercepat atau mengakselerasi pemulihan sektor parekraf.
Rakornas dirancang untuk menghasilkan sederet rekomendasi dan rencana tindak lanjut dalam pemulihan dan penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada 2021.
Adapun rencana tindak lanjut dari rekomendasi Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2020 terdapat 15 poin. Keseluruhan rencana tindak lanjut tersebut nantinya akan dimasukkan dalam rencana strategis dan rencana kerja di seluruh kedeputian Kemenparekraf.
Rapid Test Antigen SARS Cov-2
Begitu mendarat di bandara Ngurah Rai, rombongan yang sudah mengisi Indonesia Health Alert Card | eHAC – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia| Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit langsung buru-buru menuju mobil yang menjemput menuju Westin Hotel.
Tiba sehari sebelum acara, semua peserta yang offline memang diminta langsung melakukan Rapid Test Antigen SARS Cov-2 atau biasa disebut Swab antigen. Karena tiba sudah sore, jadilah Vira dan Pauline dari Humas Kemenparekraf sibuk menelpon satu-satu rombongan yang masih urus bagasi.
Swab antigen atau yang lebih dikenal dengan Rapid test antigen adalah tes diagnostik cepat COVID-19 yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus itu pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan. Antigen akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi.
Setelah masing-masing anggota rombongan melakukan Swab antigen untuk bisa masuk ke area Rakornas mulai 26-27 November, maka kami diminta menunggu sekitar 30 menit. Bedanya dengan Swab yang sudah tiga kali saya lakukan adalah usapannya hanya dari hidung tidak termasuk dari tenggorokan.
Kembali ke Westin Nusa Dua ingatan langsung melayang ke tahun-tahun 1990 an saat namanya masih bernama Nusa lndah Hotel & Convention Center. Dua rekan industri MICE yang berjaya kerap ditunjuk pemerintah untuk menyelenggarakan konfrensi internasional adalah Susilowani Daud dari Pacto Convex dan Iqbal Allan Abdullah dari Royalindo.
Pada bulan Maret 1991 diresmikan oleh Presiden Soeharto dan bulan Aprilnya langsung dimanfaatkan untuk menjadi tuan rumah konfrensi Pasific Asia Travel Association (PATA).
Diantara lima wartawan Jakarta, saya dan ‘opung’ Arifin Hutabarat yang menjadi journalist senior lintas jaman sehingga kenangan ketika hotel ini berada dibawah naungan Aerowisata langsung muncul termasuk tokoh utama seperti almarhum Menparpostel Joop Ave, menteri paling gaul dengan kemampuan lima bahasa asing bahkan lebih yang kebetulan sama-sama berulang tahun tiap 5 Desember.
Terbayang tiap kami berulang tahun, pak Joop yang kirim bunga mawar merah , membuat seisi rumah jadi senang terutama si kecil Abhi karena ukuran bunganya besar-besar dengan vas yang indah.
Sebagai Dirjen dan Menteri Pariwisata, Joop Ave punya ambisi besar untuk mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan asing ke Indonesia. Di masanya menjadi Dirjen Pariwisata, ada sebuah program yang disebut Visit Indonesia Year 1991 dan sukses gaungnya di AS tempat Joop dulu dikirim pemerintah untuk sekolah tahun 1967 dan jadi Konsul RI di New York sebelum dipanggil ke Istana oleh Presiden Soeharto.
Nostalgia memang tidak terelakkan apalagi ketika jumpa Prof. I Gde Pitana yang kini menjadi pendeta dengan nama Ida Bhawati Gayatri Pitana juga hadir di Westin untuk Swab antigen. Terakhir beliau adalah Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata.
Rasanya lengkap sudah hari pertama kedatangan di Bali. Apalagi saat check-in di Sofitel Hotel tetangga Westin ternyata mendapat kamar yang luas dan lengkap dengan private pool, taman dan gazebo.
Saat bersujud pada sang pencipta tak lupa berdoa untuk I Gede Ardika, mantan Menteri Pariwisata RI dan tokoh Sustainable Tourism Indonesia yang disegani oleh UNWTO, badan pariwisata dunia di bawah organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa ( PBB). Pak Ardika sedang terbaring sakit karena kelainan darah di Bandung. Semoga Allah ridha untuk pemulihan kesehatannya. Aamien…