DAERAH

Obyek Wisata Budaya Rumah Adat di Sumba Barat Dilalap Api

KUPANG, bisniswisata.co.id: Obyek wisata budaya Kampung adat Bondo Maroto di Desa Kalambe Kuni, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, (NTT) Selasa (11/9/2018) dini hari, ludes dilalap si Jago Merah. Rumah kampung adat Bondo Maroto ini terdiri 17 rumah adat.

Akibatnya 16 rumah adat ini rata dengan tanah dan hanya satu rumah tidak terbakar. Padahal rumat adat Bondo Maroto, merupakan salah satu situs budaya di Sumba Barat. Dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian yang memilukan ini.

“Kebakaran terjadi pada Selasa (11/9/2018) dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. kebakaran itu berlangsung dengan cepat karena seluruh bangunan rumah adat beratap alang-alang,” papar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Sumba Barat, Viktor Umbu Sulung seperti dilansir laman Antara di Kupang, Selasa (11/09/2018).

Hingga kini, sambung Umbu, belum diketahui penyebab terjadinya kebakaran 16 rumah adat Bondo Maroto ini. Ada yang bilang penyebabnya akibat hubungan arus pendek, padahal rumah adat ini belum teraliri listri. “Juga ada yang menginformasi akibat lampu petromax namun belum bisa dipastikan,” tegas Umbu.

Saat ini sekitar 28 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal. Dan mereka mengungsi dan ditampung di rumah keluarga. Diharapkan polisi melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Ardu Jelamu membenarkan peristiwa kebakaran kampung adat selama ini menjadi desa wisata yang kerap dikunjungi wisatawan.

Menurutnya, dugaan kuat sambaran api bermula dari sebuah rumah adat yang baru selesai dibangun. Rumah adat baru tersebut tidak memiliki atap berpuncak seperti rumah adat Sumba pada umumnya. “Jadi sumbernya tidak dari hubungan pendek arus listrik karena di kampung adat itu belum ada instalasi listrik,” katanya.

Marius mengatakan, kondisi api sudah berhasil dipadamkan dan saat ini sedang dalam penanganan pemerintah kabupaten setempat dengan membangun tenda-tenda darurat. “Pihak kepolisian setempat juga sudah mengamankan lokasi untuk penyelidikan lebih lanjut terkait dampak kebakaran itu,” katanya.

Destinasi wisata budaya Sumba Barat bisa menjadi destinasi wisata wisatawan nusantara maupun mancanegara. Tak heran, Sumba Barat didatangi wisatawan mancanegara yang memang mengincar keunikan budaya di Sumba Barat. Kebanyakan turis Eropa, seperti Perancis dan Belanda. Mereka cari budaya ke kampung-kampung adat atau ritual seperti festival dan ritual temporer.

Ritual temporer yang dimaksud misalnya upacara kematian. Jika pas mereka datang saat ada upacara kematian, hal itu akan diinformasikan kepada para turis. Selain kampung adat, turis juga biasanya melihat situs megalitik di Kampung Waigali dan Kampung Ubeli di Kecamatan Wanokaka. Kunjungan wisata biasa ramai di bulan Oktober dan November. Salah satu penyebabnya adalah pada bulan-bulan ini merupakan masa Wulla Poddu. Pada masa Wulla Poddu, banyak ritual adat yang berlangsung di kampung-kampung adat.

Ada beberapa kampung Adat di Sumba Barat, antara lain:

#. Kampung Tarung

Salah satu kampung adat di tengah kota yang masih dipertahankan orisinanitasnya adalah Kampung Tarung di Kota Waikabubak. Pemimpin adat di Kampung Tarung disebut dengan Rato. Warga Kampung Tarung memeluk kepercayaan Merapu. Rumah adat masih kokoh berdiri meskipun hanya mengandalkan pasak dan paku besi. Bentuknya sederhana dan memiliki atap tinggi dibalut dengan jerami. Bagian atap digunakan untuk menyimpan gabah dan bahan pangan, sementara penghuni tinggal di bagian tengah, dan umumnya bagian bawah rumah digunakan untuk ternak dan hewan peliharaan.

#. Kampung Praijing

Salah satu desa adat yang dibangun di atas bukit dan masih mempertahankan kearifan lokal yang ada adalah Kampung Praijing di Sumba barat. Kampung ini masih dikelilingi hutan d an pepohonan yang tinggi. Kampung adat Praijing sudah ditetapkan menjadi situs dengan batu-batu megalitik yang menjadi magnet para pecinta sejarah. Tempat wisata di Sumba yang wajib didatangi adalah kampung adat seperti ini. Punya kuburan unik dan menarik yang disebut sebagai kuburan megalitik. Batu-batuan yang digunakan beratnya hingga berton-ton lho!

#. Kampung Adat Praigoli

Inilah kampung adat lain yang memiliki kuburan megalitik yang disebut warga dengan Lakara Kajiwa. Awalnya Lakara Kajiwa adalah sebuah tempat penyimpanan benda pusaka dan senjata. Namun kemudian beralih fungsi menjadi tempat persemayaman warga yang sudah meninggal dunia. Alamat Wai Hura, Wanokaka, Sumba Barat, NTT

#. Kampung Adat Praiyawang

Kampung adat Praiyawang berada di Desa Rindi. Jaraknya cukup jauh dari kota Waingapu sekitar 70 kilometer. Salah satu peninggalan budaya di Kampung Adat adalah kuburan yang berbentuk batu megalitik. Kuburan tersebut biasanya ditempatkan di dekat rumah sehingga warga bisa tetap membersihkan dan merawat makan leluhur mereka dengan mudah. Selain kuburan megalitik, traveler juga bisa membeli kain tenun khas Sumba di Kampung Adat Praiyawang. Kain tenun khas Sumba memiliki serat yang khas dan harganya sangat mahal karena masih dibuat secara tradisional namun sangat berkualitas.

#. Rumah Budaya Sumba

Rumah Budaya Sumba ini menjadi pusat informasi kebudayaan yang ada di Pulau Sumba. Rumah adat yang dibangun secara modern ini berhasil didirikan pada tahun 2011. Selain menjadi pusat budaya, Rumah Budaya Sumba juga digunakan untuk pertunjukan seni, diskusi budaya dan pusat oleh oleh souvenir khas Pulau Sumba. Alamat Jalan Rumah Budaya, Weetabula, Sumba Barat Daya, NTT

#. Rumah Adat Ratenggaro

Ini merupakan salah satu dari sedikit tempat di pulau ini di mana Anda bisa menemukan rumah tradisional yang terbuat dari bamboo dengan atap unik setinggi 25 meter. Seperti desa-desa lain di Sumba, atap tinggi dibangun untuk menghormati roh leluhur sesuai dengan kepercayaan Marapu yang mereka anut. (EP)

Endy Poerwanto