LAPORAN PERJALANAN

Menikmati Wisata Selam di Kepulauan Derawan (2)  

Penulis bersama seekor tukik di tangan

DERAWAN, Kaltim, bisniswisata.co.id: Pada tulisan sebelumnya telah saya ceritakan kedatangan dengan rombongan teman-teman ex kantor IBM Jakarta dan sensasi  snorkling ditengah ribuan ubur-ubur di Pulau Kakaban di kepulauan Derawan yang tidak menyengat manusia.

Sedikitnya ada empat pulau yang terkenal di kepulauan tersebut, yakni Pulau Maratua, Derawan, Kakaban dan Sangalaki yang ditinggali satwa langka penyu hijau dan penyu sisik.

Di Kepulauan Derawan terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang sangat penting yaitu terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau (hutan mangrove).

Snorkeling adalah tujuan kami ke Derawan. Semua pulau bisa untuk snorkeling. Di perairan kepulauan Derawan air lautnya bersih, jernih dan Ikan-ikan  warna warni pun banyak sekali. 

Pemandangan bawah air bisa dilihat sambil berenang dengan wajah menghadap ke permukaan air dan bernapas melalui snorkel. Saya biasa mengambil napas dalam-dalam sebelum menyelam ke bawah air.

Kegiatan snorkeling bisa dilakukan semua orang. Penyelam yang tidak bisa berenang atau tidak bisa mengapung bisa mengenakan baju pelampung. Ketika menyelam di air bersuhu rendah, bisa memakai baju selam, pelindung tubuh dari luka tergores terumbu karang atau sengatan ubur ubur.

Selain menguasai cara bernapas dengan mulut melalui snorkel, kegiatan snorkeling tidak memerlukan pendidikan khusus. Pemula yang belum pernah melakukan snorkeling bisa mempelajarinya dalam waktu singkat dari pemandu selam.

Cara mengenakan masker, snorkel, dan kaki katak bisa dipelajari dari pemandu selam, toko selam, atau tempat penyewaan alat selam di pinggir pantai. Walaupun demikian, seperti halnya selam scuba, kegiatan snorkeling sebaiknya tidak untuk dilakukan seorang diri, melainkan bersama teman atau secara berkelompok.

Aktivitas utama di Kepulauan Derawan adalah snorkling dan melihat tukik

Snorkeling adalah kegiatan rekreasi air yang populer, di resor pantai Derawan kami melakukan setiap hari di dua atau tiga tempat yang berbeda. Saya bisa mengamati beraneka ragam flora dan fauna bawah laut, terumbu karang warna warni, ikan, kerang, bintang laut, rumput laut, udang dan penyu. 

Di Kakaban yang berair tawar atau payau kami juga  melakukan snorkeling juga. Saat hujan rintik-rintik tetap bisa melakukan snorkling juga karena udara dan air laut yang jernih. Sementara yang tidak snorkling dapat jalan-jalan menikmati keindahan pulau.

Setelah Kakaban, tujuan kami berikutnya adalah Pulau Sangalaki yang memiliki keunikan tersendiri di antara pulau-pulau yang berada di sekitarnya dan menjadi tempat bertelurnya penyu hijau yang banyak ditemukan di kepulauan Derawan.

Kami mengunjungi pulau Sangalaki di siang hari untuk snorkling dan  bermain dengan tukik, anak penyu yang baru lahir, yang dipelihara oleh pegawai konservasi. Penyu hijau menjadi salah satu hewan yang dilindungi di pulau ini.

Bermain dengan tukik, melihat birunya laut sudah cukup memberikan kesenangan bagi kami. Sementara sang induk penyu yang bertelur sudah kembali kelaut. Info dari petugas, setiap malam ada sekitar  5 sampai 10 penyu yang ke darat untuk bertelur. 

Penyu hijau

Populasi penyu hijau (Chelonia mydas) yang bertelur di kawasan konservasi kepulauan Derawan semakin menurun disebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian yang dilakukan UGM pada 2015  di Pulau Sangalaki mengamati induk bertelur dilakukan dengan menyusur pantai tiap malam untuk menemukan induk yang sedang bertelur. 

Hasil penelitian menunjukkan rerata jumlah telur tiap sarang sebanyak 97 butir dengan kisaran 45-127 butir, Jumlah rerata induk penyu hijau yang bertelur di Pulau Sangalaki adalah 486 ekor/bulan dengan kisaran 168-1085 ekor/bulan.

Musim barat dan timur mempengaruhi frekuensi peneluran. Frekuensi peneluran terjadi sepanjang tahun dan frekuensi peneluran paling tinggi terjadi pada bulan Agustus yang bertepatan dengan puncak musim Timur. Frekuensi peneluran pada musim Timur empat kali lebih banyak daripada saat musim Barat.

Frekuensi pendaratan penyu hijau tidak dipengaruhi oleh fase bulan. Berdasarkan lokasi penyu hijau bertelur, pantai yang banyak dipilih untuk lokasi bertelur terdapat di sebelah barat laut, timur laut dan selatan Pulau Sangalaki. Sarang penyu hijau lebih banyak ditemukan pada daerah naungan vegetasi (64%) daripada daerah pasir terbuka (36%).

Pulau Sangalaki yang mempunyai luas 15,9 hektare, di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini memiliki satuan morfologi dataran pantai yang datar. Pulau ini memiliki lagon dangkal berdasar pasir dan ditumbuhi oleh karang dan lamun.

Pantai pasir memiliki lebar 12-15 meter dengan kelerengan antara 6°-11° dengan material penyusun pantai berupa fragmen karang dan dominan berukuran butir pasir kasar. 

Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.Terdapat beraneka ragam biota laut di sini, yang terkenal adalah ikan pari manta. 

Ikan ini biasa berkelompok di perairan pulau dan dapat berkumpul hingga 20 ekor pari pada saat terang bulan. Mereka menuju ke pulau ini untuk mencari makan berupa beragam jenis plankton yang banyak terdapat di perairan ini.

 

Membeli oleh-oleh ikan asin dan peta lokasi pulau-pulau yang kami kunjungi

Uniknya para penyelam dari seluruh dunia menamai beberapa titik penyelaman favorit pada kawasan ini dengan nama-nama pilihan mereka seperti Channel Entrance,Coral Gardens,Turtle Town, Sandy Ridge, Manta Run,Sherwood Forest, Manta Parade, Manta Avenue, Eel Ridge, Lighthouse dan The Rockies.

Saat tiba di pulau Sangalaki, dekat tempat penyu bertelur ada sebuah rumah yang ditinggali oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.

Di pulau Sangalaki ribuan penyu setiap tahun datang bertelur. Biasanya bertelur pada malan hari dengan rata-rata setiap malam 10 ekor penyu. Untuk puncaknya, penyu bertelur pada bulan Juli-Agustus

Meski setiap bertelur penyu umumnya menghasilkan hingga ratusan telur, tapi  tidak semua telur tersebut menjadi anak penyu atau yang akrab disapa tukik.Biasanya yang jadi tukik hanya sekitar 80 persen saja. 20 persen telur penyu umumnya tidak jadi.

Pada saat kami berkunjung ke pulau Sangalaki, kami dapat bertemu dengan tukik yang baru menetas. Namun sayang, kami tidak dapat melihat tukik itu dilepas ke laut, karena proses pelepasannya dilakukan pada malam hari.

Pasalnya, dari 1.000 tukik yang lahir, hanya satu ekor saja yang berpeluang hidup sampai dengan dewasa. Sejak awal dilepaskan ke habitat alaminya tukik sudah banyak mendapat ancaman mulai dari kepiting hingga burung elang yang dapat mencegah tukik sampai ke laut.

Di laut pun tukik masih mendapat ancaman dari ikan-ikan predator. Tapi yang lebih bahaya adalah manusia yang tidak peduli akan ekosistem penyu. Oleh karena itu untuk menghindari ancaman dari para predator, tukik pun dilepaskan pada malam hari ke laut bahkan tukik akan mampu berjalan ke arah laut dengan sendirinya.

Puas bermain dengan tukik dan berfoto , kami kembali ke Derawan Resort. Berhubung besoknya sudah kembali ke Jakarta saya sempatkan membeli oleh-oleh ikan asin. Ikannya bagus-bagus dan tanpa pengawet. Beberapa teman juga ikut membeli. 

Perjalanan yang menyenangkan bersama komunitas selain menjadi ajang silaturahmi juga membuat tubuh terasa bugar meskipun mengalami hempasan ombak lagi selama dua jam. Sampai dirumah oleh-oleh ikan asin langsung digoreng dan memang enak sekali…..

Penulis mantan pimpinan IBM, Ketua Yayasan Wakaf ESQ yang suka traveling dan telah berkelana ke berbagai obyek wisata di dalam dan luar negri.

 

Gufron Sumariyono