Gufron Sumariyono di dermaga Derawan Resort
Derawan, bisniswisata.co.id: Berwisata, nostalgia bersama komunitas ex IBM ke Pulau Derawan menjadi pilihan saya dan rekan-rekan. Kami berkumpul di pelabuhan Tengkayu menunggu kapal yang akan membawa rombongan ke kepulauan Derawan. Sebuah pelabuhan yang sibuk dengan kapal speed boat membawa manusia dan barang keluar masuk Tarakan.
Sejarah Tarakan.
Pada saat pendaratan Sekutu, tahun 1945, tentara Jepang di Tarakan berjumlah 2.200 orang yang didatangkan dari AD Kekaisaran Jepang dan AL Kekaisaran Jepang. Satuan terbesar adalah Batalion Infantri Independen ke-455 yang berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi.
150 pasukan pendukung AD juga ada di Tarakan. Sumbangan AL kepada garnisun Tarakan tersusun atas 980 pelaut yang dikomandoi oleh Komandan Kaoru Kaharu. Satuan laut utama adalah Angkatan Garnisun Laut ke-2 yang berkekuatan 600 orang.
Satuan laut ini dilatih bertempur sebagai infantri dan mengoperasikan beberapa senapan pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang juga diharapkan bertempur pada saat serangan Sekutu. Angkatan Jepang termasuk sekitar 50 orang Indonesia yang berdinas di satuan pengawal pusat.
Mayor Tokoi mengarahkan keseluruhan pertahanan Tarakan, meskipun hubungan antara AL dan AD buruk. Pasukan Jepang dipusatkan di sekitar Lingkas, pelabuhan utama Tarakan dan tempat satu-satunya pantai yang cocok untuk pendaratan pasukan.
Pembela itu telah menghabiskan waktu beberapa bulan sebelum serangan yang menyusun posisi bertahan dan menanam ranjau. Pertahanan yang diatur itu banyak dipakai selama pertempuran, dengan taktik Jepang yang difokuskan pada posisi bertahan pra-persiapan yang kuat.
Jepang tak melakukan kontra-serangan besar apapun, dan kebanyakan gerakan menyerang terbatas pada beberapa pihak penyerang yang mencoba menyelusup garis Australia.
Mendapatkan ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pacific. Jepang menyerang Tarakan pada tangga1 11 Jan 1942 dan mengalahkan garnisun Belanda, yang kecil dalam pertempuran 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur.
Saat ladang minyak Tarakan berhasil disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal tahun 1944.
Menyusul penyerahan Belanda, 5.000 penduduk Tarakan amat menderita akibat Jepang. Banyaknya pasukan Jepang yang ditempatkan di pulau ini mengakibatkan penyunatan bahan makanan dan sebagai akibatnya banyak orang Tarakan yang kurang gizi.
Selama pendudukan itu, Jepang membawa sekitar 600 buruh ke Tarakan dari Jawa. Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk bekerja sebagai jugun ianfu (pelacur) di Tarakan setelah membujuk mereka dengan janji palsu mendapatkan kerja sebagai juru tulis maupun membuat pakaian.
Arti penting Tarakan bagi Jepang makin menguap dengan gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir meninggalkan Tarakan pada bulan Juli 1944, dan serangan udara Sekutu yang hebat pada tahun-tahun itu menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di pulau itu. Serangan ini juga membunuh beberapa ratus penduduk sipil Indonesia.
Sekilas sejarah keberadaan kota Tarakan mengiringi langkah kami naik ke atas speedboat meninggalkan pelabuhan Tengkayu menuju ke Pulau Derawan. Diguncang ombak yang tingginya semeter sakitnya bukan main. Apalagi anginnya kencang sekali.
Rombongan kami semua memakai pelampung, menghindari bahaya dan agar bisa terapung apung jika terhempas ke lautan. Angin yang keras sekali, ditambah speedboat yang memukul mukul laut dan bau bensin dari speedboat membuat kami diam tidak ada yang bicara dan hanya bisa berdoa dalam hati.
Selama dua jam lebih kami tidak menikmati perjalanan ini. Badan rasanya remuk, seluruh sendi cape menahan hentakan ombak. Tulang tulang serasa mau lepas satu persatu. Untunglah tiba di kepulauan Derawan kami disuguhi dengan pemandangan resort yang berdiri , tenang , damai, tanpa polusi diatas laut. Indah sekali resort itu.
Pulau Maratua
Puas eksplor resort Derawan, esoknya kami bersiap menuju Pulau Maratua untuk diving, sebuah pulau kecil yang berada di selatan pulau tarakan dan berada di lautan Sulawesi. Pulau yang berbentuk mirip huruf U yang eksotis dan sangat indah. Karakteristik dari pulau maratua hampir mirip dengan pulau derawan.
Pulau Maratua adalah sebuah pulau kecil dengan penduduk sekitar 3.000 jiwa dan penduduk asli di pulau maratua adalah suku bajo yang terbagi dalam 4 desa. Pekerjaan sehari-hari penduduk asli pulau maratua adalah nelayan.
Menjelajah pulau Maratua mengasyikkan sekali. Banyak resort berdiri diatas air laut. Berwarna warni. Pasirnya putih bersih sekali. Inilah Indonesia tanah airku. Inilah keindahan pulau yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dermaga kayu menjorok kelaut. Resort kayu diberi cat warna warni. Angin sepoi sepoi. Warna air laut yang biru sekali dan jernih sekali sehingga bisa jelas melihat ikan dari atas. Alangkah indahnya. Subhanallah senang sekali menikmati pemandangan di Derawan ini.
Ketika kami menginjakkan kaki di pulau Maratua, disuguhi dengan suasana yang sangat alami, air laut yang biru jernih , gelombang yang tenang dan semilir angin pantai yang tidak terlalu besar. Hal semacam inilah yang membuat kami datang ke pulau Maratua dan betah berlama-lama
Tujuan kami datang ke pulau maratua untuk diving di sekitar pulau maratua, Memang beberapa gugus pulau kecil di kalimantan timur, seperti pulau Derawan, pulau Maratua, pulau Panjang dan pulau Kakaban adalah wilayah diving yang memiliki pemandangan bawah laut yang indah.
Sebagai tujuan wisata bahari, pulau Maratua sudah tersedia resort dan beberapa fasilitas, tersedia beberapa penyewaan peralatan diving dan menyelam. Tak kalah dengan keindahan Maladewa atau Maldive yang lebih dulu mendunia.
Ubur-ubur Pulau Kakaban
Diving berlanjut ke pulau Kakaban dan uniknya ada ubur ubur yang tidak menyengat di Pulau Kakaban yang tak berpenduduk ini. Kaksban terkenal karena mempunyai danau yang airnya merupakan air laut yang terperangkap. Ditambah air dari dalam tanah dan air hujan dan itu berlangsung selama ribuan tahun.
Apa istimewanya? Di dalam danau terdapat ribuan atau ratusan ribu ubur-ubur stingless jellyfish, yaitu ubur-ubur yang tidak menyengat. Ubur-ubur ini terjadi akibat adanya proses evolusi selama ribuan tahun. Air danau disini menjadi lebih tawar dibandingkan air laut yang ada di sekitarnya.Spesies ini hanya bisa ditemukan di dua tempat didunia yaitu di pulau Kakaban dan di pulau Palau di Micronesia.
Dari dermaga kapal, kami harus trekking naik turun tangga yang cukup licin karena hujan. Naiknya curam dan turun ke danau juga curam, lumayan untuk orang setua saya. Sampai didanau ya lantas nyemplung saja. Tunggu apa lagi. Ubur-ubur di dalam danau tidak menyengat, pertama kali berenang jadi geli.
Warna ubur-uburnya trasparan putih, jumlahnya ribuan bahkan mungkin jutaan. Berenang bersama ubur-ubur ini lama lama menyenangkan. Saya menikmati sekali.. Inilah keajaiban dunia yang terdapat di pulau Kakaban. Atraksi wajib kalau berkunjung ke Derawan.
Kami memegang ubur-ubur hidup tanpa takut disengat. Luar biasa. Subhanallah. Meski untuk mencapai danau ini medannya cukup sulit dan berbahaya karena tidak adanya tempat berlabuh di Pulau Kakaban menjadikan lokasi selam ini penuh tantangan.
Catatan para penyelam juga memberikan gambaran, hewan-hewan yang ada di danau ini mempunyai cahaya lebih berwarna warni.Kakaban bisa dikatakan sebagai benteng terakhir tempat biota laut di kawasan terlindung dari serbuan manusia yang populasinya sudah kian meningkat.
Sisi luar Pulau Kakaban merupakan tebing yang tinggi dan curam yang langsung masuk ke laut, dengan terumbu karang-nya yang sangat indah, bergua-gua dan lorong-lorong, menjadi surga bagi penyelam. ( bersambung)
*Penulis mantan petinggi IBM, Ketua Yayasan Wakaf ESQ yang suka traveling dan telah berkelana ke berbagai obyek wisata di dalam dan luar negri.