DESA WISATA DESTINASI INTERNATIONAL NEWS

Mengenal Provinsi Jiangxi, Tiongkok dan Kebudayaannya Yang Tersohor

JIANGXI, bisniswisata.co.id : Kabupaten Fengxin di Provinsi Jiangxi Tiongkok timur, kampung halaman ilmuwan dan ensiklopedis Tiongkok terkenal Song Yingxing, telah menunjukkan vitalitas baru berkat upaya kabupaten tersebut untuk mengembangkan industri pariwisata budaya.

Dilansir dari traveldailynews.asia, Dalam beberapa tahun terakhir, daerah Fengxin telah mempercepat pengembangan pariwisata budaya yang berorientasi proyek.

Ini telah menginvestasikan total 600 juta yuan (sekitar 82,5 juta dolar AS) untuk memperbarui pusat budaya, olahraga dan seni, Paviliun Jiutian, taman stok pembibitan Tiangong, dan taman eko-industri buah kiwi.

Selain itu, sebuah perusahaan pariwisata lokal juga menginvestasikan dua miliar yuan untuk pembangunan taman desa Yangshan dan peningkatan infrastruktur Gunung Baizhang dan Mata Air Hangat Jiuxian.

Pusat Budaya, Olahraga, dan Seni Fengxin, dengan tema “kode Tiangong”, mengadopsi teknologi perangkat Akusto-optik dan bentuk media baru.

Menciptakan pengalaman mendalam bagi pengunjung untuk mengetahui tentang budaya dan semangat dalam buku Tiangong Kaiwu, atau Eksploitasi Karya Alam, sebuah ensiklopedia Tiongkok yang disusun oleh Song Yingxing di Dinasti Ming (1368-1644).

Taman stok pembibitan Tiangong memiliki kombinasi alam dan kecerdasan. Selain menghargai tanaman berharga dan langka, pengunjung juga dapat berinteraksi dengan robot cerdas dan layar LED Fanta-View Magic Vison di pusat perdagangan pabrik.

Jalur pejalan kaki 3D 150-meter juga merupakan tempat pemandangan yang harus dilihat.

Hal ini dikarenakan pemandangan pegunungan di Fengxin barat nan indah dan memberikan petualangan negeri dongeng secara 3 dimensi bagi pengunjung.

Fengxin adalah nama county, yang berarti mengganti yang lama dengan yang baru. Sejarahnya dapat berasal dari 2.000 tahun yang lalu.

Tempat ini diberkahi dengan warisan budaya yang kaya, karena merupakan asal usul ensiklopedia Cina Tiangong Kaiwu dan Kode Biara Buddha Tiongkok pertama.

Fajar Ariffadila