Taiwan menawarkan harapan bagi upaya pemulihan perjalanan internasional (foto: financial times)
TAIPEI, Taiwan, bisniswisata.co.id: Pemerintah Taiwan berencana kembali membuka diri bagi pengunjung dari luar negeri. Tak tanggung-tanggung, pulau yang oleh bangsa Portugis disebut Ilha Formosa (Pulau yang Indah) ini menggandeng Sekolah Kedokteran Universitas Stanford di Amerika Serikat untuk bersama-sama merancang protokol baru, termasuk prosedur karantina dan rejim pengecekan kesehatan yang ketat.
Sejauh ini Taiwan dianggap sebagai salah satu negara yang sukses menghadapi pandemi Covid-19. Jumlah warga yang terinfeksi virus corona tak sampai 500 dan 7 di antaranya meninggal. Padahal, lokasi negara yang bernama resmi Zhog-hua Min-guo – artinya Republik Cina (Republic of China/ROC) – amat dekat dengan Cina yang merupakan sumber virus corona Covid-19.
Uji coba akan berlangsung bulan depan dengan menerbangkan 500 orang dari San Francisco, AS, ke Taipei, ibukota Taiwan. Sebelum berangkat, semua orang ini harus dipastikan bebas Corona. Mereka akan menjalani tes virus Corona dan melaksanakan karantina. Begitu mendarat di di Taipei, mereka pun tetap diwajibkan menjalankan tes setiap dua hari dan karantina 14 hari. Prosedur ini wajib dipatuhi bagi semua orang yang hendak bepergian ke Taiwan.
“Tujuan uji coba ini adalah untuk mendapatkan formula yang pas berapa lama periode karantina yang aman dan sesingkat mungkin sehingga orang yang harus bepergian singkat untuk urusan bisnis bisa memperpendek masa karantina hanya beberapa hari saja, bukan dua minggu,” kata Jason Wang, profesor di Stanford Medical School, yang ikut merencanakan proyek ini bersama pejabat kesehatan Taiwan, seperti dilansir Financial Times.
Rencana ini muncul seiring dengan banyaknya negara lain juga tengah mencari cara agar beberapa perjalanan internasional dapat segera dipulihkan. Jepang dan Hong Kong, misalnya, menerapkan tes corona di bandara sesaat setelah penumpang mendarat. Sebelum hasil tes keluar, mereka diminta untuk tetap di bandara.
Sementara itu beberapa negara, termasuk Spanyol, menghentikan semua perjalanan internasional bagi non-residents. India bahkan menolak penerbangan dari luar negeri masuk ke negara tersebut.
Keadaan yang telah berlangsung beberapa bulan ini mengakibatkan industri penerbangan dan bandara menghadapi krisis terburuk dalam sejarah. Itu sebabnya pelaku industri ini mendorong pemerintah untuk mencari cara agar perjalanan internasional dapat kembali dibuka.
Pemerintah Taiwan sedang mempertimbangkan untuk memberi izin masuk sejumlah warga negara asing yang kunjungannya penting bagi ekonomi dan politik. Menurut Prof Chang, mereka tetap akan dites begitu tiba di Taiwan dan saat berada di sana pun mereka wajib melakukan tes berkala dalam interval tertentu. Namun mereka bisa diizinkan meninggalkan karantina jika ada pertemuan dengan perusahaan atau pemerintah yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Dengan cara seperti itu, Pemerintah Taiwan berharap dapat menekan penyebaran virus yang menyerang saluran pernafasan ini. Tidak ada yang tahu, sampai kapan pandemi Covid-19 akan berlangsung dan membatasi ruang gerak serta interaksi masyarakat dunia. Selama vaksin belum ditemukan maka aturan berkehidupan new normal harus terus dilanjutkan, yakni: menjaga jarak, melakukan tes berkala, dan menjalankan karantina.