DAERAH

Matang Kaladan, Pesona Wisata Alam Kayak Raja Ampat

BANJAR, bisniswisata.co.id: JIKA di Papua Barat ada Raja Ampat, ternyata di Kalimantan Selatan (Kalsel) ada Matang Keladan, desa wisata alam menyerupai Raja Ampat. Desa wisata ini memiliki banyak spot wisata alam di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam Kabupaten Banjar yang berada di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio yang merupakan bagian dari waduk Riam Kanan.

Beberapa tahun terakhir, obyek wisata ini menjadi viral dan populer bagi masyarakat Kalsel. Puncak Matang Keladan dapat dijangkau dengan pendakian ringan sekitar 30 menit dari Desa Tiwingan Lama atau menggandakan sepeda motor.

Saat berada di puncak bukit Matang Keladan, terdapat pemandangan menakjubkan berupa gugusan pulau-pulau kecil di atas waduk Riam Kanan. Di sisi lain kita akan melihat bangunan PLTA Ir PM Noor yang dibangun Pangeran H Muhammad Noor pada 1972 insinyur pertama asal Kalsel yang menjadi Menteri PU pada masa itu.

Di bagian lain deretan perbukitan dan puncak Gunung Kahung berdiri megah. Pemandangan cantik berupa kehidupan masyarakat yang bermukim di pulau-pulau kecil di atas waduk juga menjadi bagian pesona wisata alam Matang Keladan.

“Setiap hari banyak pengunjung yang datang ke puncak Matang Keladan ini. Terlebih saat akhir pekan banyak yang berkemah untuk menikmati keindahan matahari terbit,” ujar Ijul, Ketua Pokdarwis Pesona Riam Kanan, Rabu (23/10).

Obyek wisata ini juga mampu mendongkrak perekonomian warga desa dan dikelola secara baik oleh Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) dan BUMDes Tiwingan Lama. Kepala Desa Tiwingan Lama, Arbani menyebut obyek wisata Matang Keladan kini telah berkembang pesat dan mulai dikenal dan dikunjungi wisatawan lokal, nasional bahkan mancanegara.

Di Desa Tiwingan Lama ada sekitar 25 spot wisata yang terus dikembangkan masyarakat desa. Nominasi Desa Wisata Terbaik Tingkat Nasional Keindahan Matang Keladan dengan panorama kawasan waduk Riam Kanan memang sangat mempesona. Bahkan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyebut kawasan ini dengan sebutan Raja Lima atau melebihi keindahan Raja Ampat.

Desa Tiwingan Lama yang berpenduduk sekitar 449 keluarga atau 1.500 jiwa ini masuk nominasi desa wisata terbaik tingkat nasional pada 2019. Dalam lomba desa wisata nusantara yang diselenggarakan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Desa Tiwingan Lama masuk 28 besar secara nasional Desa Wisata Nusantara tahun 2019.

Terkait hal ini Tim Verifikasi dari Kementerian Desa dan PDT mengunjungi langsung Desa Tiwingan Lama sekaligus melakukan pengecekan data atau dokumen yang disampaikan kepada kementerian beberapa waktu lalu.

Ketua Tim Verifikasi Desa Wisata Srining Pratiwi mengungkapkan kekaguman atas keterlibatan semua pihak dalam mensukseskan wisata di Desa Tiwingan Lama dan dari 158 desa yang mengikuti lomba Desa Wisata Nusantara 2019, Desa Tiwingan Lama sudah masuk 28 besar nasional.

Srining mengungkapkan ada empat komponen pokok penilaian tim di lapangan seperti fasilitas umum, sistem informasi wisata, sumber daya manusia (SDM) dan industri wisata serta keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. Selain itu terkait keamanan dan keselamatan wisata, objek wisata harus dikelola BUMDes, jenis wisata yang ditawarkan kepada pengunjung.

“Juga sejauh mana mampu meningkatkan perekonomian desa, apakah sudah ada kerja sama kemitraan dengan pihak lain, penyerapan tenaga kerja lokal dan sebagainya,” ungkap Srining seperti diunduh laman MediaIndonesia, Rabu (23/10/2019)

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Kalsel Zulkifli, mengatakan Matang Keladan adalah satu dari sekian banyak desa di Kalsel yang berkembang karena pengelolaan sektor wisatanya. “Kita berharap desa ini bisa meraih prestasi terbaik di tingkat nasional. Meski ada banyak kekurangan dibanding Desa Wisata yang ada di Bali atau Yogyakarta namun Desa Tiwingan Lama cukup bisa diandalkan,” tuturnya.

Tercatat setiap bulannya ada 4.000 sampai 5.000 wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Tiwingan Lama. Dan setiap tahun pendapatan dari sektor wisata yang masuk ke kas desa sebesar Rp30 juta. (ndy/MediaIndonesia)

Endy Poerwanto