Wisata alam bawah laut Indonesia harus dikelola secara berkelanjutan ( Foto Kemenparekraf)
MADRID, bisniswisata.co.id: Kalangan praktisi dan industri pariwisata di Indonesia maupun dunia sepakat Visi One Planet untuk pemulihan pariwisata yang bertanggung Jawab menjadi pedoman memulai kembali sektor ini agar lebih kuat dan lebih berkelanjutan dari krisis COVID-19.
Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili mengatakan sustainable tidak boleh lagi menjadi bagian dari pariwisata tetapi harus menjadi norma baru untuk setiap bagian dari sektor ini.
“Sustainable adalah salah satu elemen utama dari pedoman global untuk memulai kembali pariwisata, mengubah pandemi global menjadi titik balik untuk pariwisata yang keberlanjutan,” ungkapnya di situs resminya UNWTO hari ini.
Visi One Planet akan mendukung ketahanan pariwisata lebih siap menghadapi krisis di masa depan dan visi ini akan mendukung pengembangan dan implementasi rencana pemulihan, yang berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan Perjanjian Paris.
Pada saat pemerintah dan sektor swasta memulai jalan menuju pemulihan, saatnya tepat untuk terus melangkah maju menuju model pariwisata yang lebih berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan lingkungan, tambah Zurab Pololikashvili.
Komitmen swasta
Sabina Fluxà, Wakil Ketua dan CEO Iberostar Group, sebuah perusahaan Hotel dan Resort internasional terkemuka, menekankan bahwa “sangat penting untuk tetap fokus pada menciptakan cara bepergian yang lebih bertanggung jawab dan adil”, ujarnya.
Dia menambahkan bahwa Iberostar telah merespons dengan mengintegrasikan keberlanjutan dalam protokol keselamatan yang ditingkatkan dan selanjutnya berkomitmen pada kebijakan ekonomi untuk diterapkan serta memastikan setiap limbah baru dikelola dengan benar.
Menurut Delphine King, Direktur Eksekutif The Long Run, sebuah komunitas internasional bisnis pariwisata berbasiskan alam, “Anggota kami secara kolektif melestarikan lebih dari 20 juta hektar ekosistem yang rapuh, dan tidak satu pun dari pekerjaan ini yang berhenti meskipun ada pandemi dan pariwisata berhenti. Hal ini menunjukkan di mana prioritas berada. “
James Thornton, CEO, Intrepid Travel, penyedia terkemuka kegiatan petualangan, menyerukan tindakan yang berkomitmen dan menegaskan untuk menunjukkan tindakan-tindakan yang telah mereka ambil untuk mengatasi perubahan iklim.
“Kami percaya aksi iklim adalah komitmen kolektif untuk keberlanjutan seluruh industri perjalanan, dan dunia yang selalu kami jelajahi,” kata James Thornton.
Visi One Planet untuk pemulihan yang bertanggung jawab dari sektor pariwisata disusun dengan enam jalur tindakan untuk memandu pemulihan pariwisata yang bertanggung jawab bagi manusia, planet dan kemakmuran, yaitu kesehatan masyarakat, inklusi sosial, konservasi keanekaragaman hayati, aksi iklim, ekonomi sirkuler dan tata kelola serta keuangan .
Program ini bertujuan untuk meningkatkan dampak pembangunan berkelanjutan dari sektor pariwisata pada tahun 2030 dengan mengembangkan, mempromosikan dan meningkatkan praktik konsumsi dan produksi yang berkelanjutan yang mendorong penggunaan sumber daya alam yang efisien, sembari menghasilkan lebih sedikit limbah dan mengatasi tantangan perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.
Program Pariwisata Berkelanjutan One Planet dipimpin oleh UNWTO, dengan pemerintah Perancis dan Spanyol sebagai co-lead dan bekerja sama dengan UNEP.
Suara Indonesia
Ary Suhandi, Direktur INDECON (Indonesian Ecotourism Network) mengatakan RI harus memperhatikan target-target perubahan iklim. Sebagai salah satu penanda tangan Perjanjian Paris, Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29 persen dari emisi yang akan dihasilkan jika tidak ada perubahan yang dilakukan pada tahun 2030
“Indonesia memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan target-target perjanjian yaitu membatasi kenaikan suhu global di bawah 2°C, jadi hal ini harus terus disosialisasikan pada masyarakat terutama di kawasan konservasi,” katanya mengingatkan.
Ary mengatakan prinsip ekowisata adalah konservasi melibatkan masyarakat dengan memberi peluang dan kesempatan guna berpartisipasi dan mendapat manfaat.
Jika ingin berkelanjutan maka pengembangan pariwisata harus menyeimbangkan antara ekonomi dan ekologi, konservasi alam, budaya dan sosial.
“Prinsip pariwisata berkelanjutan pasca COVID-19 a.l meminimalkan dampak negatif, meningkatkan kesadaran & apresiasi terhadap alam, peninggalan sejarah, budaya dan memberikan pengetahuan bagi pengunjung ( wisatawan), masyarakat setempat dan pihak terkait,” kata Ary.