INTERNATIONAL LIFESTYLE PENDIDIKAN REVIEW

Iswanto Setiadji: Muhasabah Akhir Tahun 2023

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Mengakhiri Tahun 2023 Muhasabah adalah salah satu kegiatan yang tepat karena umat Islam dapat melakukan peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya pada diri sendiri sehingga dapat menyambut tahun yang baru dengan persiapan yang lebih matang

Muhasabah diri adalah salah satu cara membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat dalam satu tahun terakhir sehingga ketika memasuki tahun yang baru bisa memperbaiki diri untuk lebih banyak melakukan hal-hal yang baik.

 “ Dalam Al-quran, di surat Ibrahim atau surat 14 : ayat 7 tertulis; (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” kata Ustad Iswanto Setiadji ketika mengisi sesi muhasabah di kawasan Kelapa Gading Permai, hari ini.

Dalam surat itu ayat 7, sebenarnya ada 6 penekanan kata syukur dan kufur masing-masing diulang 3 kali. “Jika kalian bersyukur Aku tambah nikmatKu tetapi jika ingkar atau kufur maka azab Allah sangatlah berat, “ tambahnya.

Sebagai umat Muhammad SAW, saat menanti pergantian tahun lakukan review, apakah sudah melakukan perintah agama dengan baik seperti selalu bersyukur, sholat lima waktu, bersabar, bersedekah, berzakat, menjadi imam keluarga terbaik dan melakukan perbuatan lainnya yang positif sesuai tuntunan agama.

“Kalau jabatan naik, kekayaan berlimpah tapi tidak bisa dinikmati karena aďa saja masalah maka kemungkinan orang itu memiliki kekurangan yaitu kurang bersyukur atau bahkan tidak bersyukur pada Allah atas apa yang telah diperolehnya,”

Jika ada musibah datang pada diri kita bisa jadi bentuk azab, teguran atau ujian. Jika kita yakini itu suatu ujian dari Allah maka yakini bahwa waktunya tidak lama. “ Sepertinya hal orang yang sedang menghadapi ujian di sekolah, maka duduk sendiri-ssndiri dan waktunya terbatas. Jadi hadapi saja ujian karena waktunya tidak lama.   

Musibah atau ujian datang karena kerap kali seseorang lupa untuk bersyukur dan tidak paham antara usia dan umur pemahamannya berbeda. Usia adalah waktu yang sudah kita jalani di kehidupan ini, namun umur adalah berapa lama lagi kita bisa hidup lagi di dunia ini atau waktu yang belum terpakai sampai ajal tiba, jelasnya.

Oleh karena itu kita harus chek dan recheck apakah telah melaksanakan perintah agama dengan baik. “ Kalau sudah melaksanakan perintah agama, hidup kita seharusnya nikmat dan lancar,”

Namun jika tetap mengalami musibah maka itulah ujian. Seperti halnya ujian di sekolah, kita harus menanganinya sendiri dan ada kurun waktu. Artinya, ujian itu diyakini tidak lama jika kita berdoa, ikhtiar dan tawakal.

“Umur kita tidak lama, Nabi Muhamnad mengatakan usia umatnya rata-rata 60-70 tahun. Berapa usia kita saat ini dan berapa sisanya jika ada standar itu ?,”

Kematian pasti datang oleh sebab itu  berdoa, ikhtiar dan tawakal menjadi pedoman hidup sehingga kesempatan hidup yang ada jangan disia-siakan untuk hal yang negatif. Nikmati saja berdoalah yang sempurna, ikhtiar ( berusaha) dan tawakal.

“Tawakal adalah haknya Allah jangan mengatur doa agar sesuai dengan target yang kita mau. Semuanya pasrahkan pada Allah. Kalau kata Allah ujian sudah selesai maka tidak ada lagi hambatan,” 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)